Benih Peranan Kemitraan Terhadap Pengelolaan Risiko Usaha Petani Kedelai Edamame (Kasus: Petani Kedelai Edamame di Desa Sukamanah Kecamatan Megamendung, Bogor)

190 luasan yang sama biaya tunai yang dikeluarkan petani mitra lebih kecil dibandingkan petani non mitra. Tabel 16. Struktur Biaya Usahatani Kedelai Edamame per Hektar Tahun 2011. Biaya Tunai Nilai Rp.000 min max Rata- rata coefisien variasi Nilai Rp. 000 min max Rata- rata coefisien variasi Benih 2.636 28,57 100 65,9 0,27 2.879 40 125 72 0,27 a. Insektisida 741 14,2 3,37 1,07 746 10 3,39 0,91 b. Fungisida 555 16,7 4,63 0,84 680 20 5,67 0,93 c. ZPT 654 8,3 3,6 0,65 411 15 2,83 1,47 Total obat-obatan 1.951 1.837 a. Urea 353 625 176,7 0,74 914 1125 457,3 0,62 b. TSP 243 200 81,2 0,83 429 450 143,2 0,98 c. Npk Phonska 337 1000 112,6 1,86 502 600 167,5 1,11 d. Kcl 221 214 73,9 0,93 257 600 85,82 1,69 d. ZA 65 250 32,6 2,06 63 800 31,67 4,63 e. Bahan Organik 647 5833 2158 0,76 878 18750 2928 1,12 total pupuk 1.869 3.046 Tenaga Kerja 4.820 178,8 482,2 280,3 0,25 5.226 115,3 355,3 232,7 0,26 Komponen biaya tunai dan jumlah nilai biaya yang dikeluarkan masing-masing kelompok petani berbeda. Perbedaan biaya secara signifikan dengan jumlah yang cukup besar terlihat pada komponen biaya pupuk dan biaya tenaga kerja. Biaya penggunaan pupuk dan tenaga kerja luar keluarga lebih besar pada kelompok petani non mitra. Komponen biaya tunai masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Benih

Petani mitra maupun petani non mitra mendapatkan harga benih per kg yaitu Rp40.000kg. Keuntungan petani bergabung dengan kemitraan adalah PT Saung Mirwan memberikan bantuan pinjaman berupa benih sebesar Rp1.000.000,- sedangkan petani non mitra tidak mendapatkan bantuan pinjaman, sehingga harus membayar secara tunai. Berdasarkan Tabel 16, jumlah unit rata-rata pemakaian benih pada petani mitra yaitu 65,9 kg per hektar dan non mitra sebesar 72 kg per hektar. Bila dilihat dari penggunaan benih paling kecil min dan paling besar max, didapat selisih penggunaan benih petani mitra sebesar 71,43 kgha sedangkan petani non mitra sebesar 85 kgha. Hal ini membuktikan terdapat variasi penggunaan benih dari 191 petani mitra dan no mitra. Bila dilihat dari tingkat variasi penggunaan benih oleh petani mitra dan petani non mitra tidak terdapat perbedaan yaitu sebesar 0,27 angka ini didapat dari nilai koefisien variasi yang didapat dari masing-masing kelompok tani. Artinya penggunaan benih per hektar dari petani mitra dan non mitra hampir sama. Hal ini disebabkan baik petani mitra maupun non mitra sudah dapat menyesuaikan jumlah bibit yang akan ditanam dengan luasan lahan yang tersedia. Walaupun harga benih yang ditawarkan tengkulak kedelai edamame sama saja dengan harga yang ditawarkan PT Saung Mirwan, petani mitra mengaku sangat terbantu dengan adanya program pinjaman benih. Sehingga bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada pengusahaan kedelai edamame mereka, petani mitra tidak perlu khawatir tidak bisa menanam kedelai edamame pada periode berikutnya, karena petani masih dapat kesempatan pinjaman benih dari PT Saung Mirwan.

b. Biaya Pupuk dan Obat-obatan