58
5.5.3. Jaringan Kerjasama Anggota
Jaringan kerjasama diantara para anggota kelompok tani Karya Agung pada mula terbentuknya cukup baik, saat itu dalam kelompok ada program gotong royong
untuk membersihkan kebun para anggotanya dengan cara digilir pada setiap anggota hingga usaha kebun anggota secara keseluruhan dapat terpelihara. Tapi sekarang tidak
ada lagi kegiatan yang dikerjakan secara berkelompok baik dalam usaha pemeliharaan kebun dan usaha pemeliharaan ternak sapi.
Dalam hal pemeliharaan ternak para anggota pernah melakukan penanaman rumput jenis katria, jolondono dan sebagainya, penanaman dilakukan di lahan kebun
milik kelompok seluas satu hektar. Namun sejak kebun sudah tidak ada lagi karena dijual oleh Kepala Desa pada masa itu, kegiatan penanaman rumput secara bersama
pun sudah tidak ada lagi. Begitu juga kerjasama dalam mengatasi masalah penyakit ternak sapi dan kebun karet juga tidak ada lagi, kini masing-masing anggota lebih
condong mengatasi masalah mereka secara sendiri-sendiri. Seperti yang disampaikan oleh salah seorang responden Bapak Msn anggota Kelompok tani.
Kalau dulu kegiatan kelompok ini banyak, seperti kegiatan membersihkan kebun. Kami bersama-sama membersihkan lahan kebun anggota. Itu setiap
minggu digilir secara bergantian. Misalnya hari ini kebun saya, minggu depan kebun pak Sarino, tapi sekarang udah tidak ada lagi kegiatan itu. Penanaman
rumput juga pernah kami lakukan dilahan milik kelompok, tapi karena lahannya tidak ada lagi sudah dijual oleh kades yang dulu, ya sekarang tidak ada lagi
penanaman rumput. Sekarang untuk mendapatkan rumput udah sendiri-sendiri, mencari dikebun dan pinggiran sungai.
Komunikasi para anggota kini sudah jarang terbangun hanya sebatas pembicaraan masalah kebun dan ternak sesaat setelah melakukan pengajian setiap
malam jum’at. Itupun tidak rutin, hanya bila ada suatu masalah yang menyangkut kepentingan umum seperti masalah kehilangan ternak atau kebun yang terbakar.
Seharusnya potensi pertemuan ini dapat dijadikan wadah pengembangan usaha. Menurut anggota kelompok tani karya Agung kerjasama anggota yang sudah
tidak ada lagi ini dikarenakan pengurus yang tidak aktif sehingga kelompok tampak tidak ada kegiatan. Padahal menurut mereka dengan berjalan dan kuatnya kelompok
dapat meningkatkan usaha kebun dan ternak sapi mereka. Bimbingan PPL yang kini sudah jarang juga menjadi hambatan tersendiri, kalau dulu mereka sering berkumpul
dan terjadi komunikasi saat PPL berkunjung melakukan bimbingan tapi kini sudah
59
jarang. Saat sekarang bila anggota menemui masalah mereka langsung mencari PPL atau dinas terkait tanpa melalui kelompok lagi.
Jaringan kerjasama yang banyak digeluti anggota saat ini hanya pada pihak luar atau tengkulak yang membeli hasil karet mereka, ikatan yang tercipta antara anggota
kelompok dengan tengkulak sudah lama terjalin dan tengkulak dianggap sebagai penolong dalam memasarkan hasil karet mereka. Padahal, pasar lelang karet Desa
Giriwinangun sudah didirikan sejak tahun 2003 yang dikelola oleh Koperasi Unit Desa Sumber Jaya. Hanya sebagian anggota kelompok yang menjual ke pasar lelang karet
desa, ini disebabkan komunikasi yang terjalin antara anggota dan pengurus sudah jarang terjalin. Seharusnya pengurus dapat memfasilitasi pemasaran karet anggota, agar
menjual ke pasar lelang karet yang harganya lebih tinggi dibanding dijual pada tengkulak dan timbangan di pasar lelang tentu lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan adanya KUD merupakan potensi yang dapat dikembangkan, kelompok dapat bekerjasama dengan KUD untuk mencoba mengembangkan pemasaran di bidang
penjualan ternak sapi seperti halnya usaha pasar lelang karet. Tentunya harga penjualan ternak akan lebih tinggi dan mendatangkan keuntungan pada anggota kelompok tani.
Bila jaringan kerjasama diantara anggota kelompok kuat maka usahatani kebun dan ternak yang mereka jalankan akan lebih baik. Saling tukar informasi antar anggota,
saling memberikan masukan dan ada keterikatan antara anggota dalam menjalankan usahatani.
5.6. Prioritas Permasalahan Kelompok Tani Karya Agung