Kemampuan Manajemen dan Usaha Anggota Kelompok Tani

52 2. Norma atau aturan yang mengikat di dalam kelompok tani Karya Agung serta terbentuknya jaringan dengan masyarakat dan pihak terkait untuk mengembangkan usaha kebun dan ternak sapi. 3. Program bantuan ternak sapi bergulir dan program peremajaan karet merupakan program pengembangan ekonomi produktif untuk peningkatan kesejahteraan anggota kelompok tani. Kegiatan ini dapat menjembatani antara kebutuhan kelompok dengan program pemerintah sehingga usaha kebun dan ternak dapat bersinergi dalam aktivitas usahatani pada kelompok tani. 4. Memanfaatkan Jaringan kerjasama diantara anggota dan pengurus kelompok dengan dinas terkait dalam pengembangkan usahatani kebun dan ternak sapi untuk mengakses kebijakan pemerintah.

5.5. Permasalahan Kelompok Tani

Melalui penelitian lapangan dan berdasarkan pengamatan, wawancara, hasil kuisioner serta diskusi kelompok pada komunitas kelompok tani Karya Agung Desa Giriwinangun diketahui beberapa permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani. Pada intinya masalah yang dihadapi kelompok tani adalah rendahnya pendapatan usaha tani. Adapun masalah yang dihadapi seperti Kemampuan manajemen dan usaha anggota kelompok tani, sumberdaya manusia dan jaringan kerjasama.

5.5.1. Kemampuan Manajemen dan Usaha Anggota Kelompok Tani

1. Kemampuan manajemen Pengurus dalam pengorganisasian kelompok sangat lemah ini tergambar pada tidak ada pertemuan rutin kelompok, administrasi kelompok berupa catatan pengembangan usaha anggota baik kebun dan pemeliharaan ternak tidak ada, tidak adanya perencanaan pola usaha yang menguntungkan khususnya pada pemeliharaan ternak sapi terkesan hanya bersifat tabungan saja dan merasa cepat puas, kerjasama yang rendah dan belum mampu menganalisis potensi dan peluang yang ada. Dengan potensi dan peluang yang ada seharusnya hasil produksi kebun dan ternak sapi dapat ditingkatkan lagi. Keadaan demikian membuat kelompok tani tidak dapat menyusun rencana dan strategi yang akan dilakukan dalam pemecahan masalah yang mereka hadapi terlebih usaha pemeliharaan ternak sapi yang terlihat jauh lebih lemah 53 dibandingkan usaha kebun karet, sehingga pendapatan tidak dapat ditingkatkan sebagai alat untuk memajukan usaha tani anggotanya. 2. Usaha anggota kelompok tani Kondisi usaha perkebunan karet yang dimiliki anggota kelompok tani Karya Agung relatif baik karena hasil kebun telah dapat memenuhi kebutuhan dasar keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun ada beberapa masalah yang dihadapi oleh anggota kelompok, antara lain adalah sulitnya untuk memenuhi kebutuhan pupuk khususnya pupuk urea bersubsidi untuk kebun karet mareka. Ini disebabkan pembelian pupuk bersubsidi harus melalui kelompok tani. Namun permintaan pupuk tidak langsung datang atau ada tersedia seringkali mereka harus menunggu pupuk yang dibutuhkan dalam waktu beberapa bulan ke depan. Masalah ini ditegaskan oleh 12 responden, seperti dituturkan oleh Bapak Srn ketua kelompok tani Karya Agung. Saat ini pengadaan pupuk urea bersubsidi menjadi masalah bagi kami. Sudah kami cari kemana-mana tidak ada stok kata penyalur. Bahkan yang katanya kelompok tani harus mengajukan permohonan kebutuhan bibit ke penyalur. Itupun sudah kami lakukan bahkan sudah 2 bulan lebih permintaan kami itu, pupuk belum juga datang. Sedangkan anggota lainnya terus menanyakan masalah pupuk ini. Saya heran pupuk bersubsidi ini kok tidak ada di pasaran, kalau ada juga Cuma 1-2 zak saja itupun harganya mahal sekali. Kondisi pohon karet yang telah tua juga menjadi masalah tersendiri yang dirasakan kelompok tani Karya Agung, sebab sejak beberapa tahun terakhir dirasakan hasil produksi karet mereka turun yang biasanya hasil yang didapat mereka berkisar 50 kg per hektar setiap minggu kini hanya menghasilkan karet 40 sd 45 kg saja per minggu per hektar dan dari pengakuan responden yang ditemui saat wawancara dan diskusi kelompok hasil ini terus mengalami penurunan, sebab itu mereka sangat membutuhkan peremajaan kebun yang dilakukan secara bertahap. Penyakit jamur upas atau jamur akar putih yang menyerang tanaman karet mereka menambah permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani Karya Agung, sebab susah untuk diobati dan biasanya pohon karet yang terkena penyakit jamur akar putih akan mati dan menulari ke pohon yang sejalur. Untuk saat ini yang bisa dilakukan kelompok untuk memberantas penyakit dengan menebang pohon yang mati sampai keakar-akarnya dan diobati dengan menggunakan belerang. Masalah yang dihadapi dalam menggeluti usaha pemeliharaan ternak, seringkali sapi anggota kelompok tani Karya Agung kurang suka minum. Akibatnya nafsu makan 54 ternak sapi juga berkurang sehingga sulit untuk dapat gemuk. Kendala lain yaitu dalam penyediaan pakan rumput yang harus dicari jauh keluar desa, sehingga berimbas pada kemampuan anggota kelompok untuk memelihara ternak sapi. Akibatnya mereka membatasi jumlah populasi ternak yang dipelihara, walaupun mereka menyadari dengan beternak sapi sangat mendukung perekonomian keluarga terlebih bila membutuhkan keuangan untuk meneruskan sekolah anak-anak mereka. Untuk makanan konsentrat berupa ampas tahu dan dedak sulit mereka dapatkan, karena sedikitnya warga masyarakat sekitar desa yang mempunyai usaha pembuatan Tahu. Begitu juga dedak, di datangkan dari provinsi sumbar dan kabupaten Kerinci karena untuk wilayah Kabupaten Tebo sendiri masih sedikit yang bertani padi di sawah yang menghasilkan dedak. Seperti yang diungkapkan Bapak Syd. Memelihara ternak itu menguntungkan, bila butuh uang untuk anak meneruskan sekolah kita bisa langsung dapat uang dari menjual sapi. Tapi kendalanya sekarang ini mencari rumput sudah susah terlebih makanan tambahan seperti ampas Tahu, kadang-kadang kita membeli sampai ke Kabupaten Bungo. Kalau dedak ada yang jual disini tapi mahal, bila dikasih dedak terus untungnya bisa sedikit. Penanaman rumput guna pemenuhan pakan ternak sapi masih sedikit dilakukan kelompok tani Karya Agung, dikarenakan lahan yang tersedia telah digunakan untuk berkebun karet. Melakukan penanaman di pinggiran kebun dan pekarangan rumah jarang sekali dilakukan kelompok tani Karya Agung, karena mereka pikir butuh waktu lama sedangkan ternak sapi butuh pakan setiap hari. Penyelesaian masalah pakan ternak yang mereka tempuh dengan mencarikan rumput liar disekitar wilayah kebun dan desa bahkan keluar desa. Tidak adanya lahan pengembalaan bagi ternak sapi kelompok tani Karya Agung membuat cara pemeliharaan harus dengan dikandangkan, tentunya pakan ternak sapi harus dicukupi dengan mencari rumput. Selain masalah rumput, petani kesulitan mendapat indukan sapi yang baik untuk dikembangkan karena membutuhkan modal yang cukup besar dan ketersediaan indukan sapi yang terbatas. Indukan sapi betina dewasa bisa mencapai harga 5 juta sampai dengan 7 juta rupiah, dan sulit didapatkan. Sedangkan bantuan sapi bergulir dari Pemerintah Kabupaten Tebo sejak otonomi daerah belum pernah didapatkan petani. Masalah lain, adalah masalah keamanan ternak dari pencurian yang beberapa kali terjadi di Desa Giriwinangun bahkan pernah juga dialami salah seorang anggota kelompok tani Karya Agung. Ini diakibatkan kurang aktifnya kelompok tani dalam 55 menyelesaikan masalah keamanan, padahal bila melakukan semacam jadwal piket menjaga keamanan bagi ternak anggota kelompok secara bergilir maka masalah keamanan tidak akan terjadi. Masalah yang dirasakan 12 responden dalam menjalankan usaha dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 : Masalah yang Dihadapi dan Dirasakan Oleh 12 Responden Kelompok Tani Karya Agung Desa Giriwinangun No Kasus Usahatani Masalah yang dihadapi P KT JU PT R BU P 1 Sarino Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ √ 2 Pronowijono Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ 3 Mukiman Kebun dan Ternak √ √ √ √ 4 Barusetyo Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ √ 5 Sutarmin Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ √ 6 Suryanto Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ 7 Gino Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ 8 Suseno Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ 9 Suryadi Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ 10 Misno Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ √ 11 Yatno Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ √ 12 Samidi Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ √ Keterangan : P : Pupuk KT : Karet Tua JU : Jamur upasakar putih PT : Penyakit ternak R : Rumput BU : Bibit sapi unggul P : Pencurian

5.5.2. Sumberdaya Manusia

Dokumen yang terkait

Strategi Pengembangan Kelompok Tani Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai

16 102 68

Distribusi pendapatan usaha tani jeruk menurut faktor produksi di desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

0 43 78

Hubungan peran kelompok tani dengan produktivitas usaha tani benih padi: studi kasus Kelompok Tani Surya Bangkit di Desa Mandalawangi, Kecamatan, Sukasari, Kabupaten Subang

5 23 129

Penguatan Kelembagaan Tani Ikan Mina Sari (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi)

0 3 134

Pemberdayaan kelompok tani karet melalui penguatan modal usaha kelompok (kasus desa teluk sampudau, kecamatan karau kuala, kabupaten Barito Selatan)

0 13 111

Analisis biaya dan kelayakan usaha penggilingan padi di kelompok tani Suka Tani, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

0 15 119

Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor)

10 58 119

Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Kampung Kelompok Tani Sehati Desa Sirnagalih Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.

0 4 77

Pemberdayaan kelompok tani karet melalui penguatan modal usaha kelompok (kasus desa teluk sampudau, kecamatan karau kuala, kabupaten Barito Selatan)

0 40 101

Manfaat Program Pemberdayaan Kelembagaan Kelompok Tani Dalam Penguatan Aksebilitas Petani (studi Kasus di Kelompok Tani Bina Harapan, Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut).

0 0 2