Program Swasembada Daging Tahun 2012

42

5.1.2. Program Swasembada Daging Tahun 2012

Untuk mencukupi kebutuhan daging dan meningkatkan pendapatan petani peternak maka Pemerintah Kabupaten Tebo melalui Dinas Peternakan dan Perikanan bertekad untuk berswasembada daging pada tahun 2012. Kebijakan ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2007, melalui kegiatan pengembangan populasi ternak sapi dengan memberikan bantuan sapi bergulir pada kelompok tani ternak yang ada di wilayah Kabupaten Tebo. Pelaksanaan program dengan mempedomani Keputusan Menteri Pertanian No. 714KptsOT.21072001 tentang pedoman umum penyebaran dan pengembangan ternak. Pada tahun 2007 Dinas Peternakan dan Perikanan menyalurkan bantuan 360 ekor ternak sapi jenis sapi Bali dengan rincian 250 ekor ternak sapi betina dan 110 ekor ternak sapi pejantan yang disebar keseluruh kecamatan dalam Kabupaten Tebo. Untuk tahun 2008 Dinas Peternakan dan Perikanan menyediakan bantuan ternak bergulir 161 ekor sapi Bali dengan rincian sapi betina 110 ekor, pejantan 11 ekor dan sapi bakalan 40 ekor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 : Penyaluran Bantuan Bergulir Ternak Sapi Kepada Kelompok Petani Peternak di Kabupaten Tebo 2007 sd 2008 No Jenis Pejantan Indukan Bakalan Jumlah 1. Tahun 2007 Sapi Bali 110 ekor 250 ekor - 360 ekor 1 Tahun 2008 Sapi Bali 11 ekor 110 ekor 40 ekor 161 ekor Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kebijakan pemerintah yang diberlakukan sekarang, bantuan ternak sapi bergulir dan sarana produksi lainnya diberikan berdasarkan usulan dari kelompok tani melalui Dinas Peternakan dan Perikanan. Bantuan bergulir ini bisa di akses kelompok tani dengan mengajukan proposal permohonan bantuan ternak yang diketahui seluruh anggota. Pemerintah menampung aspirasi dari bawah yang benar-benar dibutuhkan kelompok untuk pengembangan usaha agar usaha kelompok lebih dapat berkembang dan berkelanjutan. 43 Kelompok sering mengeluhkan kurangnya modal untuk mendapatkan indukan sapi tapi bila ada bantuan seringkali macet dalam pergulirannya, ini disebabkan beberapa hal yang sering terjadi. 1 karena kelompok lemah hingga kurang mengorganisasikan anggota. 2 pengetahuan petani dalam pemeliharaan ternak sapi rendah hingga berdampak ternak sering mati. 3 ketersediaan sarana prasarana pemeliharaan kurang memadai seperti sumber pakan. 4 petani menganggap bantuan merupakan hibah yang tidak perlu dikembalikan. Akibatnya program tersendat dan tidak dapat digulirkan ke kelompok lain. Oleh karena itu Dinas Peternakan dan Perikanan dalam memberikan bantuan ternak sapi lebih selektif dalam menentukan kelayakan dalam memberikan bantuan pada kelompok tani, salah satu langkah yang ditempuh dengan mensurvei kelompok dan melihat keaktifan kelompok serta ketersediaan lahan dan sarana pengembangan ternak lain agar bantuan yang diberikan dapat berjalan sesuai dengan tujuan. Kelemahan program bantuan ternak sapi bergulir yaitu pelaksanaan program yang terkesan lebih menonjolkan pengembangan ternak, sedangkan usaha utama kelompok tani adalah di sektor perkebunan karet. Hendaknya Dinas Peternakan dan perikanan dalam menerapkan program berkoordinasi dengan Dinas Perkebunan agar kegiatan kebun dan ternak saling bersinergis, saling menguntungkan dalam penerapannya pada kelompok tani. Dengan begitu aktivitas usaha kebun dan ternak dapat sama-sama berjalan baik dengan prinsip saling membutuhkan. Kelemahan lain yaitu pengawasan dan pembinaan seringkali tidak berkelanjutan dan hanya pada saat awal program dilaksanakan, hingga dapat menimbulkan kegagalan dan tujuan tidak dapat berhasil maksimal. Proses pemasaran hasil yang lebih menguntungkan bagi kelompok tani peternak juga harus mendapat perhatian agar pendapatan petani peternak dapat ditingkatkan dan tujuan meningkatkan kesejahteraan akan bisa dicapai. Kondisi usaha peternakan sapi kelompok tani Karya Agung saat ini mereka belum memanfaatkan dan mengakses program bantuan ternak sapi bergulir dari pemerintah daerah, dikarenakan kondisi kelompok yang masih lemah. Akibatnya jaringan antara kelompok dan Dinas Peternakan dan Perikanan lemah. Sedangkan untuk dapat memperoleh program bantuan ternak sapi, Dinas Peternakan mensyaratkan kelompok berjalan baik dan kuat yang bisa mengorganisasi anggotanya dengan baik. Pola usaha ternak sapi yang dijalankan anggota kelompok tani Karya Agung dari tahun 1984 sampai sekarang masih belum berorientasi produksi untuk 44 meningkatkan populasi ternak mereka. Biasanya mereka membatasi pemeliharan ternak, dengan mengukur kemampuan mereka dalam mencari rumput dan mengurus ternak sehari-hari. Bila ternak telah berkembangbiak dan dianggap jumlahnya telah melebihi kemampuan maka ternak akan dijual kepada blantik. Anggota kelompok tidak melakukan perencanaan produksi ternak dan hasil produksi yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu. Mereka hanya menjadikan ternak sebagai pendapatan kedua setelah kebun karet, akibatnya pengembangan usaha ternak ini berjalan lambat. Kepemilikan ternak anggota kelompok tani karya agung saat ini sampai dengan oktober 2008, berkisar antara 2 sampai dengan 7 ekor. Sedangkan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pemeliharaan hanya sebatas anggota keluarga, dibantu oleh istri dan anak-anak mereka. Karena ternak yang dimiliki tidak begitu banyak jumlahnya hingga tidak memerlukan tenaga kerja upahan. Keterkaitan usaha anggota kelompok tani Karya Agung dan program Dinas Peternakan dan Perikanan melalui pengembangan populasi ternak sapi guna mencapai swasembada daging tahun 2012 sangat nyata, terlebih pendekatan yang digunakan dalam program bertumpu pada kelompok tani yang ada. Kelompok harus membangun jaringan kepada pemerintah untuk dapat mengakses program yang sedang dijalankan, dengan melakukan langkah-langkah penguatan kelompok. Pendekatan dalam proses pendampingan baik kegiatan fisik, ekonomi dan sosial didasarkan pada pendekatan pembangunan yang bertumpu pada kelompok. Kelompok dapat dibangun atas dasar ikatan-ikatan kesamaan tujuan, kesamaan kegiatan, kesamaan domisili yang mengarah pada efisiensi, efektifitas dan mendorong tumbuh berkembangnya modal sosial di masyarakat. Pertimbangan penerapan pendekatan bertumpu pada kelompok, antara lain dikarenakan : a. Dalam kelompok warga masyarakat dapat lebih dinamis dalam mengembangkan kegiatan dan nilai-nilai kemanusiaan serta kemasyarakatan, misalnya menjalin kebersamaan, gotong royong, solidaritas sesama petani yang mempunyai usaha kebun dan ternak dan sebagainya. b. Terjadi proses saling asah, asih dan asuh sesama anggota kelompok dengan Instansi terkait maupun pada petugas lapangan. c. Kelompok dapat berfungsi menggerakkan keswadayaan pembangunan dan wadah proses belajar serta manfaat lainnya. 45

5.1.3. Program Inseminasi Buatan IB

Dokumen yang terkait

Strategi Pengembangan Kelompok Tani Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai

16 102 68

Distribusi pendapatan usaha tani jeruk menurut faktor produksi di desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

0 43 78

Hubungan peran kelompok tani dengan produktivitas usaha tani benih padi: studi kasus Kelompok Tani Surya Bangkit di Desa Mandalawangi, Kecamatan, Sukasari, Kabupaten Subang

5 23 129

Penguatan Kelembagaan Tani Ikan Mina Sari (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi)

0 3 134

Pemberdayaan kelompok tani karet melalui penguatan modal usaha kelompok (kasus desa teluk sampudau, kecamatan karau kuala, kabupaten Barito Selatan)

0 13 111

Analisis biaya dan kelayakan usaha penggilingan padi di kelompok tani Suka Tani, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

0 15 119

Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor)

10 58 119

Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Kampung Kelompok Tani Sehati Desa Sirnagalih Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.

0 4 77

Pemberdayaan kelompok tani karet melalui penguatan modal usaha kelompok (kasus desa teluk sampudau, kecamatan karau kuala, kabupaten Barito Selatan)

0 40 101

Manfaat Program Pemberdayaan Kelembagaan Kelompok Tani Dalam Penguatan Aksebilitas Petani (studi Kasus di Kelompok Tani Bina Harapan, Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut).

0 0 2