Penguatan Kelembagaan TINJAUAN PUSTAKA

9 berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya dan memanfaatkan peluang, ketiga melindungi dan membela kepentingan masyarakat lemah, pemberdayaan disini tidak hanya menyangkut pendanaan tetapi juga peningkatan kemampuan sumberdaya manusia. Pemberdayan merupakan gerakan yang dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui partisipasi aktif atas dasar prakarsa komunitas. Strategi pemberdayaan masyarakat secara partisipatif merupakan strategi yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan karena kegagalan pembangunan seringkali terkait dengan kurangnya partisipasi masyarakat. Dalam kondisi yang demikian itu maka upaya peningkatan kemampuan dan kapasitas masyarakat merupakan strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam peran yang tidak hanya terbatas sebagai penerima manfaat, tetapi juga sebagai pengupaya, penilai dan pemelihara keberlanjutan pembangunan. Dalam pemberdayan masyarakat, pendekatan kelompok merupakan pendekatan yang lazim digunakan. Kelompok dapat berperan dalam mengontrol suatu keputusan maupun kebijakan yang berpengaruh langsung kepada kehidupan komunitas. Pendekatan kelompok mempunyai kelebihan antara lain dapat mempercepat proses adopsi, karena adanya interaksi sesama anggota kelompok dalam bentuk saling mempengaruhi satu sama lain Vitayala 1986. Sedangkan Soekanto 2005, mengemukakan bahwa dalam kelompok terjadi hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan kesadaran untuk saling tolong-menolong berdasarkan kesamaan nasib, kepentingan dan tujuan sehingga hubungan antara anggota bertambah erat. Berdasarkan konsep-konsep diatas, maka pengembangan komunitas petani juga perlu menggunakan pendekatan kelompok tani, agar terjadi hubungan timbal balik sesama anggota kelompok dan saling menolong berdasarkan kesamaan kebutuhan, kepentingan dan tujuan untuk mengembangkan potensi masyarakat.

2.2. Penguatan Kelembagaan

Penguatan kelembagaan dipandang perlu dimuat dalam tinjauan pustaka kajian ini, untuk memberikan pengertian bahwa kelompok tani merupakan bagian dari apa yang disebut dengan kelembagaan. Kelompok tani memiliki aturan yang disepakati, adanya struktur dan adanya tujuan yang mencirikan kelembagaan. Kelompok tani 10 merupakan kelembagaan yang terbentuk karena pengaruh luar komunitas atau terbentuk atas dorongan pemerintah, sehingga kondisi kelembagaan kelompok tani cenderung lemah. Untuk itu perlu penguatan dan pengembangan kelembagaan. Pola pengembangan kelembagaan masyarakat agar semakin kuat perlu memperhatikan beberapa aspek, yaitu 1 Perbaikan struktur dan fungsi kelembagaan masyarakat, 2 Pemanfaatan informasi dan teknologi yang berimbang, 3 peningkatan program-program pendidikan dan pelatihan secara berkelompok, 4 meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana aktivitas kelembagaan, 5 memberdayakan dan memfasilitasi kelembagaan masyarakat informal, 6 Menciptakan pemimpin kelembagaan yang transformasional Daryanto, 2004. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka penguatan kelembagaan menurut Saharuddin 2000 adalah mencakup pengembangan kapasitas institusi dan kapasitas sumber daya manusia. Penguatan kelembagaan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan dengan teknik-teknik sosial yang diturunkan dari penerapan teknologi partisipatif. Menurut Lala dan Tonny 2007, Penguatan kelembagaan pada aras komunitas di dalam satuan desa community based development merupakan upaya mengembangkan kelembagaan usaha-usaha produktif yang bersumber dari sinergi beragam kelembagaan di komunitas yang secara konsepsi disebut bonding strategy. Proses ini berlanjut dengan upaya melakukan sinergi beragam kelembagaan antar komunitas yang dikonsepsikan sebagai bridging strategy dalam satuan kelembagaan antar komunitas. Demikian selanjutnya, proses itu perlu berkait dengan kerjasama pada aras pengembangan kelembagaan secara vertikal antar kelembagaan komunitas dengan kelembagaan pemerintah yang fokus untuk pelayanan dan keuangan publik. Proses ini menjadi media pula pengembangan kerjasama dengan beragam pihak. Strategi pada tahap ini disebut sebagai creating strategy. Penguatan kapasitas kelembagaan kelompok tani dapat dilakukan dengan pendekatan yang berbasis pada kekuatan-kekuatan dari bawah secara nyata. Seperti kekuatan sumber daya alam, sumber daya ekonomi, dan sumber daya manusia sehingga menjadi suatu kapasitas lokal. Dengan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam menghadapi tantangan pengembangan potensi alam dan ekonomi setempat. Karena itu kebutuhan penting di sini adalah bagaimana mengembangkan kapasitas kelompok tani yang mencakup kelembagaan dan kapasitas sumberdaya manusia. Dalam konteks seperti itu pemerintah memiliki fungsi menciptakan strategi kebijakan 11 sebagai landasan bagi kelembagaan kelompok petani untuk mengembangkan kreativitasnya. Kapasitas lokal yang dapat dikembangkan dalam penguatan kelompok tani Karya Agung di Desa Giriwinangun adalah sumberdaya ekonomi berupa kegiatan berkebun karet dan sumberdaya manusia petani. Kebutuhan penting disini adalah bagaimana mengembangkan kapasitas kelompok yang mencakup kapasitas institusi dan sumberdaya manusia.

2.3. Kelembagaan dan Modal Sosial

Dokumen yang terkait

Strategi Pengembangan Kelompok Tani Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai

16 102 68

Distribusi pendapatan usaha tani jeruk menurut faktor produksi di desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

0 43 78

Hubungan peran kelompok tani dengan produktivitas usaha tani benih padi: studi kasus Kelompok Tani Surya Bangkit di Desa Mandalawangi, Kecamatan, Sukasari, Kabupaten Subang

5 23 129

Penguatan Kelembagaan Tani Ikan Mina Sari (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi)

0 3 134

Pemberdayaan kelompok tani karet melalui penguatan modal usaha kelompok (kasus desa teluk sampudau, kecamatan karau kuala, kabupaten Barito Selatan)

0 13 111

Analisis biaya dan kelayakan usaha penggilingan padi di kelompok tani Suka Tani, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

0 15 119

Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor)

10 58 119

Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Kampung Kelompok Tani Sehati Desa Sirnagalih Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.

0 4 77

Pemberdayaan kelompok tani karet melalui penguatan modal usaha kelompok (kasus desa teluk sampudau, kecamatan karau kuala, kabupaten Barito Selatan)

0 40 101

Manfaat Program Pemberdayaan Kelembagaan Kelompok Tani Dalam Penguatan Aksebilitas Petani (studi Kasus di Kelompok Tani Bina Harapan, Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut).

0 0 2