Analisis Usaha Kebun Karet

65 dapat dikurangi karena pada umumnya mereka melakukan pemeliharaan ternak sapi sendiri atau dibantu anak-anaknya dan tidak mempekerjakan tenaga kerja bayaran. Bila kondisi kelompok kuat, para anggota dapat bekerjasama melakukan penanaman rumput di pinggiran kebun, saling tukar informasi, mengembangkan diri serta sebagai wadah berbagi pengalaman diantara anggota. Melalui kelompok tani diharapkan dapat meningkatkan kapasitas individu yaitu meningkatkan pengetahuan dan wawasan berpikir para anggota, meningkatkan kapasitas kelembagaan, maka usaha pemeliharaan ternak dapat meningkatkan pendapatan yang membawa peningkatan kesejahteraan masyarakat.

6.1.2. Analisis Usaha Kebun Karet

Untuk usaha perkebunan karet anggota kelompok tani Karya Agung sudah terbukti menguntungkan dan dapat menunjang perekonomian keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok mereka selama 25 tahun lebih, walau masih banyak permasalahan yang mereka hadapi. Dengan luas kebun yang mereka miliki seharusnya produksi karet yang dihasilkan masih bisa ditingkatkan, maka perlu adanya penguatan kelompok tani sebagai sarana dan wadah pengembangan usaha keluarga dengan program kegiatan peningkatan dan efektifitas usaha. pendapatan kebun karet kelompok tani Karya Agung dapat digambarkan oleh pendapatan hasil kebun 12 orang responden anggota kelompok tani per bulan pada Tabel 13. Tabel 13 : Perhitungan Pendapatan 12 Responden Kelompok Tani Karya Agung Tahun 2008 NO KASUS LUAS PRODUKSI HARGA HASIL BIAYA HASIL KEBUN kgbulan Kg Rp Per Bln PRODUK BERSIH 1 Sarino 5 ha 600 10,000 6,000,000 415,000 5,585,000 2 Pronowijono 5 ha 580 10,000 5,800,000 415,000 5,385,000 3 Mukiman 5 ha 640 10,000 6,400,000 415,000 5,985,000 4 Barusetyo 10 ha 1000 10,000 10,000,000 830,000 9,170,000 5 Sutarmin 5 ha 600 10,000 6,000,000 415,000 5,585,000 6 Suryanto 2 ha 220 10,000 2,200,000 166,000 2,034,000 7 Gino 2 ha 240 10,000 2,400,000 166,000 2,234,000 8 Suseno 1,5 ha 180 10,000 1,800,000 124,500 1,675,500 9 Suryadi 2,5 ha 260 10,000 2,600,000 207,500 2,392,500 10 Misno 4 ha 400 10,000 4,000,000 332,000 3,668,000 11 Yatno 1,5 ha 168 10,000 1,680,000 124,500 1,555,500 12 Samidi 1 ha 152 10,000 1,520,000 83,000 1,437,000 Berdasarkan wawancara dan olah data kuisioner pada penelitian lapangan 66 Pada dasarnya hasil yang didapat dari kebun karet mereka nikmati bersama keluarga, tidak dikeluarkan biaya tenaga kerja. Pekerjaan dari menderes nyadap karet sampai mengumpulkan dan menyatukan karet menjadi bantalan, mereka lakukan sendiri bersama istri dan anak-anak dan dilahan milik sendiri yang merupakan jatah pemberian pemerintah saat datang bertransmigrasi. Hanya saja mereka harus berbagi hasil dengan anak-anak yang sudah berkeluarga, yang kebanyakan masih bergantung pada lahan kebun milik orangtuanya. Dilihat dari analisis pendapatan 12 responden dan berdasarkan hasil wawancara, hanya seorang responden yang mempunyai kebun cukup luas karena ditambah dari membeli dari warga lain. Lahan kebun 10 hektar membuat responden ini mempekerjakan buruh penyadap karet di lahan kebun karet miliknya, terlalu luas untuk dikerjakan sendiri. Biaya produksi yang diperlukan relatif sedikit yaitu biaya untuk membeli cuka getah sebagai bahan untuk dapat menyatukan getah karet menjadi bantalan dari saat menderes karet, dan biaya pemupukan pohon karet pada setiap masa trek rontok daun setiap bulan juli sd agustus setiap tahunnya. Pada saat pemupukan, penghasilan atau keuntungan petani dari kebun karet turut berkurang. Pada masa ini pohon karet akan mengeluarkan produksi getah lebih sedikit dari biasanya karena masa rontok daun, dan secara otomatis penghasilan dari karet juga menurun.

6.2. Identifikasi Potensi

Dokumen yang terkait

Strategi Pengembangan Kelompok Tani Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai

16 102 68

Distribusi pendapatan usaha tani jeruk menurut faktor produksi di desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

0 43 78

Hubungan peran kelompok tani dengan produktivitas usaha tani benih padi: studi kasus Kelompok Tani Surya Bangkit di Desa Mandalawangi, Kecamatan, Sukasari, Kabupaten Subang

5 23 129

Penguatan Kelembagaan Tani Ikan Mina Sari (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi)

0 3 134

Pemberdayaan kelompok tani karet melalui penguatan modal usaha kelompok (kasus desa teluk sampudau, kecamatan karau kuala, kabupaten Barito Selatan)

0 13 111

Analisis biaya dan kelayakan usaha penggilingan padi di kelompok tani Suka Tani, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

0 15 119

Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor)

10 58 119

Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Kampung Kelompok Tani Sehati Desa Sirnagalih Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.

0 4 77

Pemberdayaan kelompok tani karet melalui penguatan modal usaha kelompok (kasus desa teluk sampudau, kecamatan karau kuala, kabupaten Barito Selatan)

0 40 101

Manfaat Program Pemberdayaan Kelembagaan Kelompok Tani Dalam Penguatan Aksebilitas Petani (studi Kasus di Kelompok Tani Bina Harapan, Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut).

0 0 2