Pengembangan Modal Sosial Prioritas Permasalahan Kelompok Tani Karya Agung

51 strategis bagi pengembangan ekonomi masyarakat. Dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat, bantuan program tersebut memberikan dukungan bagi keberlanjutan usahatani kelompok tani Karya Agung. Melalui program ini, petani dapat memperoleh kebutuhan yang dibutuhkan bagi pengembangan usahatani. Juga informasi tentang pengembangan usaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan pembangunan Kabupaten Tebo. Hambatan dalam pelaksanaan program pengembangan populasi ternak sapi dan peremajaan karet adalah : 1. Kelompok Tani Karya Agung merupakan bentukan pemerintah bukan berdiri berdasarkan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan usaha sehingga kondisinya kini lemah. 2. Kelompok tani Karya Agung selama ini belum dapat memanfaatkan peluang dan potensi yang ada, karena keterbatasan pengetahuan, teknologi, informasi, jaringan kerjasama dan sumberdaya manusia rendah. 3. Kinerja PPL peternakan dan PPL pertanian perkebunan dalam melakukan pembinaan dan pendampingan tidak maksimal. 4. Monitoring dan Evaluasi program yang dilakukan pemerintah selama ini terhadap kegiatan kurang pengawasan dan peninjauan langsung ke lapangan sehingga kelemahan di lapangan kurang terdeteksi dengan baik.

5.4. Pengembangan Modal Sosial

Program pengembangan populasi ternak sapi dan program peremajaan karet serta program pengembangan lainnya, belum tampak dikembangkan oleh kelompok tani. Ini dikarenakan modal sosial pada kelompok tani Karya Agung kini melemah karena kurang berlanjutnya kegiatan-kegiatan bersama dalam pengembangan usaha yang mereka jalankan. Kepercayaan, jaringan, normanilai antara pengurus dan anggota dalam pengembangan usaha melemah, ini disebabkan kurang berkembangnya aspek- aspek berikut. 1. Kepercayaan antara sesama anggota kelompok yang di dasari kesamaan asal daerah dan diantara pengurus dengan anggota kelompok Tani Karya Agung sehingga dapat mendukung pengembangan aktivitas usahatani kebun karet dan ternak sapi. 52 2. Norma atau aturan yang mengikat di dalam kelompok tani Karya Agung serta terbentuknya jaringan dengan masyarakat dan pihak terkait untuk mengembangkan usaha kebun dan ternak sapi. 3. Program bantuan ternak sapi bergulir dan program peremajaan karet merupakan program pengembangan ekonomi produktif untuk peningkatan kesejahteraan anggota kelompok tani. Kegiatan ini dapat menjembatani antara kebutuhan kelompok dengan program pemerintah sehingga usaha kebun dan ternak dapat bersinergi dalam aktivitas usahatani pada kelompok tani. 4. Memanfaatkan Jaringan kerjasama diantara anggota dan pengurus kelompok dengan dinas terkait dalam pengembangkan usahatani kebun dan ternak sapi untuk mengakses kebijakan pemerintah.

5.5. Permasalahan Kelompok Tani

Melalui penelitian lapangan dan berdasarkan pengamatan, wawancara, hasil kuisioner serta diskusi kelompok pada komunitas kelompok tani Karya Agung Desa Giriwinangun diketahui beberapa permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani. Pada intinya masalah yang dihadapi kelompok tani adalah rendahnya pendapatan usaha tani. Adapun masalah yang dihadapi seperti Kemampuan manajemen dan usaha anggota kelompok tani, sumberdaya manusia dan jaringan kerjasama.

5.5.1. Kemampuan Manajemen dan Usaha Anggota Kelompok Tani

1. Kemampuan manajemen Pengurus dalam pengorganisasian kelompok sangat lemah ini tergambar pada tidak ada pertemuan rutin kelompok, administrasi kelompok berupa catatan pengembangan usaha anggota baik kebun dan pemeliharaan ternak tidak ada, tidak adanya perencanaan pola usaha yang menguntungkan khususnya pada pemeliharaan ternak sapi terkesan hanya bersifat tabungan saja dan merasa cepat puas, kerjasama yang rendah dan belum mampu menganalisis potensi dan peluang yang ada. Dengan potensi dan peluang yang ada seharusnya hasil produksi kebun dan ternak sapi dapat ditingkatkan lagi. Keadaan demikian membuat kelompok tani tidak dapat menyusun rencana dan strategi yang akan dilakukan dalam pemecahan masalah yang mereka hadapi terlebih usaha pemeliharaan ternak sapi yang terlihat jauh lebih lemah 53 dibandingkan usaha kebun karet, sehingga pendapatan tidak dapat ditingkatkan sebagai alat untuk memajukan usaha tani anggotanya. 2. Usaha anggota kelompok tani Kondisi usaha perkebunan karet yang dimiliki anggota kelompok tani Karya Agung relatif baik karena hasil kebun telah dapat memenuhi kebutuhan dasar keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun ada beberapa masalah yang dihadapi oleh anggota kelompok, antara lain adalah sulitnya untuk memenuhi kebutuhan pupuk khususnya pupuk urea bersubsidi untuk kebun karet mareka. Ini disebabkan pembelian pupuk bersubsidi harus melalui kelompok tani. Namun permintaan pupuk tidak langsung datang atau ada tersedia seringkali mereka harus menunggu pupuk yang dibutuhkan dalam waktu beberapa bulan ke depan. Masalah ini ditegaskan oleh 12 responden, seperti dituturkan oleh Bapak Srn ketua kelompok tani Karya Agung. Saat ini pengadaan pupuk urea bersubsidi menjadi masalah bagi kami. Sudah kami cari kemana-mana tidak ada stok kata penyalur. Bahkan yang katanya kelompok tani harus mengajukan permohonan kebutuhan bibit ke penyalur. Itupun sudah kami lakukan bahkan sudah 2 bulan lebih permintaan kami itu, pupuk belum juga datang. Sedangkan anggota lainnya terus menanyakan masalah pupuk ini. Saya heran pupuk bersubsidi ini kok tidak ada di pasaran, kalau ada juga Cuma 1-2 zak saja itupun harganya mahal sekali. Kondisi pohon karet yang telah tua juga menjadi masalah tersendiri yang dirasakan kelompok tani Karya Agung, sebab sejak beberapa tahun terakhir dirasakan hasil produksi karet mereka turun yang biasanya hasil yang didapat mereka berkisar 50 kg per hektar setiap minggu kini hanya menghasilkan karet 40 sd 45 kg saja per minggu per hektar dan dari pengakuan responden yang ditemui saat wawancara dan diskusi kelompok hasil ini terus mengalami penurunan, sebab itu mereka sangat membutuhkan peremajaan kebun yang dilakukan secara bertahap. Penyakit jamur upas atau jamur akar putih yang menyerang tanaman karet mereka menambah permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani Karya Agung, sebab susah untuk diobati dan biasanya pohon karet yang terkena penyakit jamur akar putih akan mati dan menulari ke pohon yang sejalur. Untuk saat ini yang bisa dilakukan kelompok untuk memberantas penyakit dengan menebang pohon yang mati sampai keakar-akarnya dan diobati dengan menggunakan belerang. Masalah yang dihadapi dalam menggeluti usaha pemeliharaan ternak, seringkali sapi anggota kelompok tani Karya Agung kurang suka minum. Akibatnya nafsu makan 54 ternak sapi juga berkurang sehingga sulit untuk dapat gemuk. Kendala lain yaitu dalam penyediaan pakan rumput yang harus dicari jauh keluar desa, sehingga berimbas pada kemampuan anggota kelompok untuk memelihara ternak sapi. Akibatnya mereka membatasi jumlah populasi ternak yang dipelihara, walaupun mereka menyadari dengan beternak sapi sangat mendukung perekonomian keluarga terlebih bila membutuhkan keuangan untuk meneruskan sekolah anak-anak mereka. Untuk makanan konsentrat berupa ampas tahu dan dedak sulit mereka dapatkan, karena sedikitnya warga masyarakat sekitar desa yang mempunyai usaha pembuatan Tahu. Begitu juga dedak, di datangkan dari provinsi sumbar dan kabupaten Kerinci karena untuk wilayah Kabupaten Tebo sendiri masih sedikit yang bertani padi di sawah yang menghasilkan dedak. Seperti yang diungkapkan Bapak Syd. Memelihara ternak itu menguntungkan, bila butuh uang untuk anak meneruskan sekolah kita bisa langsung dapat uang dari menjual sapi. Tapi kendalanya sekarang ini mencari rumput sudah susah terlebih makanan tambahan seperti ampas Tahu, kadang-kadang kita membeli sampai ke Kabupaten Bungo. Kalau dedak ada yang jual disini tapi mahal, bila dikasih dedak terus untungnya bisa sedikit. Penanaman rumput guna pemenuhan pakan ternak sapi masih sedikit dilakukan kelompok tani Karya Agung, dikarenakan lahan yang tersedia telah digunakan untuk berkebun karet. Melakukan penanaman di pinggiran kebun dan pekarangan rumah jarang sekali dilakukan kelompok tani Karya Agung, karena mereka pikir butuh waktu lama sedangkan ternak sapi butuh pakan setiap hari. Penyelesaian masalah pakan ternak yang mereka tempuh dengan mencarikan rumput liar disekitar wilayah kebun dan desa bahkan keluar desa. Tidak adanya lahan pengembalaan bagi ternak sapi kelompok tani Karya Agung membuat cara pemeliharaan harus dengan dikandangkan, tentunya pakan ternak sapi harus dicukupi dengan mencari rumput. Selain masalah rumput, petani kesulitan mendapat indukan sapi yang baik untuk dikembangkan karena membutuhkan modal yang cukup besar dan ketersediaan indukan sapi yang terbatas. Indukan sapi betina dewasa bisa mencapai harga 5 juta sampai dengan 7 juta rupiah, dan sulit didapatkan. Sedangkan bantuan sapi bergulir dari Pemerintah Kabupaten Tebo sejak otonomi daerah belum pernah didapatkan petani. Masalah lain, adalah masalah keamanan ternak dari pencurian yang beberapa kali terjadi di Desa Giriwinangun bahkan pernah juga dialami salah seorang anggota kelompok tani Karya Agung. Ini diakibatkan kurang aktifnya kelompok tani dalam 55 menyelesaikan masalah keamanan, padahal bila melakukan semacam jadwal piket menjaga keamanan bagi ternak anggota kelompok secara bergilir maka masalah keamanan tidak akan terjadi. Masalah yang dirasakan 12 responden dalam menjalankan usaha dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 : Masalah yang Dihadapi dan Dirasakan Oleh 12 Responden Kelompok Tani Karya Agung Desa Giriwinangun No Kasus Usahatani Masalah yang dihadapi P KT JU PT R BU P 1 Sarino Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ √ 2 Pronowijono Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ 3 Mukiman Kebun dan Ternak √ √ √ √ 4 Barusetyo Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ √ 5 Sutarmin Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ √ 6 Suryanto Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ 7 Gino Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ 8 Suseno Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ 9 Suryadi Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ 10 Misno Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ √ 11 Yatno Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ √ 12 Samidi Kebun dan Ternak √ √ √ √ √ √ Keterangan : P : Pupuk KT : Karet Tua JU : Jamur upasakar putih PT : Penyakit ternak R : Rumput BU : Bibit sapi unggul P : Pencurian

5.5.2. Sumberdaya Manusia

Pada awal mulanya dibentuk kelompok tani Karya Agung lebih disebabkan untuk memperoleh bantuan bergulir gaduh ternak sapi pemerintah dan bantuan bibit tanaman karet untuk kebun yang mereka miliki melalui transmigrasi. Saat bantuan masih efektif dan harus dilunasi oleh pengurus dan anggota, kelompok bisa berjalan cukup baik. Karena adanya pendampingan terus menerus dari PPL, namun saat bantuan telah berhasil dilunasi dan tidak ada lagi bantuan, kegiatan kelompok menjadi kurang tampak. ikatan-ikatan kelompok yang dulu baik kini kurang terjalin karena bantuan yang tidak ada lagi. Permasalahan sumberdaya manusia dalam penguatan kelompok tani Karya Agung, dibedakan menjadi kapasitas sumberdaya pengurus dan kapasitas sumberdaya anggota kelompok tani. 56 1 Kapasitas Pengurus Kapasitas kepemimpinan pengurus dalam mengembangkan kelompok kurang berwawasan kedepan dan kurang termotivasi untuk memajukan kelompok taninya. Terlihat dari ketidakaktifan pengurus untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan kelompok yang menunjang usaha kebun dan ternak semua anggotanya. Pengurus kelompok kurang mengetahui cara berorganisasi yang baik dan benar yang dapat mengembangkan kelompok sehingga ketrampilan anggota dalam menjalankan usahataninya tidak diperhatikan. Pengurus tidak merencanakan peningkatan usahatani kebun dan ternak sapi anggota, akibatnya kondisi usaha tidak mengalami peningkatan. Masalah-masalah yang dihadapi diselesaikan dengan cara masing-masing, pengurus kelompok tidak menjadikan kelompok sebagai wadah pemecahan masalah yang dihadapi anggota. Pembagian kerja diantara pengurus dan anggota sudah tidak terlihat lagi, baik dalam pengelolaan kelompok seperti masalah administrasi kelompok dan kegiatan usahatani. Pembagian kerja dalam hal pembersihan kebun dan penanaman rumput untuk pakan ternak sudah tidak ada lagi. Anggota kelompok melakukan aktivitas usahatani secara individu. Ini menunjukkan pengorganisasian yang dijalankan pengurus lemah. Manajemen yang dijalankan pengurus lemah, dapat dilihat dengan tidak dijalankannya fungsi perencanaan kelompok dalam mengembangkan usaha, pengorganisasian kelompok yang lemah, pengembangan kapasitas anggota dan pengurus dalam mengembangkan usahatani tidak berjalan dan tidak berjalannya pengarahan bagi anggota demi peningkatan usaha kebun dan ternak. Pendidikan formal pengurus kelompok tani Karya Agung relatif rendah, ketua kelompok Bapak Sarino hanya berpendidikan sebatas SR sekolah rakyat setingkat SD, wakil ketua Bapak Pronowijono hanya berpendidikan sebatas SLTP, sekretaris Bapak Mukiman berpendidikan sebatas SLTP, cuma bendahara kelompok Bapak Suryadi yang mempunyai pendidikan cukup baik yaitu SMA. Pelatihan pengorganisasian belum pernah diikuti pengurus maupun anggota kelompok, pengetahuan dalam mengelola kelompok hanya di dapat dari PPL setempat. Kegiatan usaha ternak sapi dan kebun memang tidak selalu memerlukan pendidikan yang tinggi namun pendidikan akan berdampak pada wawasan berpikir dan cara mengelola kelompok serta usaha yang dijalankan. Berkaitan dengan hal ini maka diperlukan suatu 57 program untuk meningkatkan pengetahuan, karena bagaimanapun besarnya potensi yang ada bila tidak didukung dengan pengetahuan maka akan sukar berkembang. Tingkat pendidikan yang rendah dapat dilihat dari tingkat pendidikan 12 responden pada Tabel 10. Tabel 10 : Tingkat Pendidikan dan Pelatihan yang Pernah Diikuti 12 Responden Kelompok Tani Karya Agung No NAMA JABATAN DI KELOMPOK PENDIDIKAN PELATIHAN YG DIIKUTI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Sarino Pronowijono Mukiman Suryadi Sutarmin Suryanto Gino Suseno Barusetyo Misno Yatno Samidi Ketua Wakil Ketua Sekretaris Bendahara Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota SR SLTP SLTP SMA SLTP SLTP SD SD SLTP SD SLTP SD Sosialisasi kebun - - - - Sosialisasi kebun - Masalah hama - - - - Sumber : Kuisioner penelitian 2 Kapasitas Anggota Kapasitas pendidikan anggota kelompok tani Karya Agung tidak jauh berbeda dengan pengurusnya, rata-rata pendidikan anggota kelompok rendah setingkat SD dan SLTP. Mereka mendapatkan ketrampilan dalam pemeliharaan ternak secara otodidak dari pengalaman, sedangkan dalam menjalankan usaha kebun karet didapatkan dari pengalaman dan bimbingan petugas PPL desa dan kecamatan. Anggota kelompok tani Karya Agung berpendapat bahwa bila kelompok tani ingin maju itu semua tergantung dari pengurus yang mengelola kelompok, sedangkan mereka hanya menurut saja apa kebijakan yang diambil dalam kelompok. Pada dasarnya mereka menginginkan kelompok dapat kuat dan berkembang dan dapat menjadi sarana pengembangan usaha. Partisipasi anggota rendah dalam pengelolaan kelompok, padahal keaktifan anggota dalam kegiatan kelompok tani dapat membantu pengurus dalam menjalankan kelompok. seperti anggota dapat membantu menjalankan administrasi kelompok dan memberikan masukan terhadap teknis pengembangan usahatani yang mereka jalankan. 58

5.5.3. Jaringan Kerjasama Anggota

Jaringan kerjasama diantara para anggota kelompok tani Karya Agung pada mula terbentuknya cukup baik, saat itu dalam kelompok ada program gotong royong untuk membersihkan kebun para anggotanya dengan cara digilir pada setiap anggota hingga usaha kebun anggota secara keseluruhan dapat terpelihara. Tapi sekarang tidak ada lagi kegiatan yang dikerjakan secara berkelompok baik dalam usaha pemeliharaan kebun dan usaha pemeliharaan ternak sapi. Dalam hal pemeliharaan ternak para anggota pernah melakukan penanaman rumput jenis katria, jolondono dan sebagainya, penanaman dilakukan di lahan kebun milik kelompok seluas satu hektar. Namun sejak kebun sudah tidak ada lagi karena dijual oleh Kepala Desa pada masa itu, kegiatan penanaman rumput secara bersama pun sudah tidak ada lagi. Begitu juga kerjasama dalam mengatasi masalah penyakit ternak sapi dan kebun karet juga tidak ada lagi, kini masing-masing anggota lebih condong mengatasi masalah mereka secara sendiri-sendiri. Seperti yang disampaikan oleh salah seorang responden Bapak Msn anggota Kelompok tani. Kalau dulu kegiatan kelompok ini banyak, seperti kegiatan membersihkan kebun. Kami bersama-sama membersihkan lahan kebun anggota. Itu setiap minggu digilir secara bergantian. Misalnya hari ini kebun saya, minggu depan kebun pak Sarino, tapi sekarang udah tidak ada lagi kegiatan itu. Penanaman rumput juga pernah kami lakukan dilahan milik kelompok, tapi karena lahannya tidak ada lagi sudah dijual oleh kades yang dulu, ya sekarang tidak ada lagi penanaman rumput. Sekarang untuk mendapatkan rumput udah sendiri-sendiri, mencari dikebun dan pinggiran sungai. Komunikasi para anggota kini sudah jarang terbangun hanya sebatas pembicaraan masalah kebun dan ternak sesaat setelah melakukan pengajian setiap malam jum’at. Itupun tidak rutin, hanya bila ada suatu masalah yang menyangkut kepentingan umum seperti masalah kehilangan ternak atau kebun yang terbakar. Seharusnya potensi pertemuan ini dapat dijadikan wadah pengembangan usaha. Menurut anggota kelompok tani karya Agung kerjasama anggota yang sudah tidak ada lagi ini dikarenakan pengurus yang tidak aktif sehingga kelompok tampak tidak ada kegiatan. Padahal menurut mereka dengan berjalan dan kuatnya kelompok dapat meningkatkan usaha kebun dan ternak sapi mereka. Bimbingan PPL yang kini sudah jarang juga menjadi hambatan tersendiri, kalau dulu mereka sering berkumpul dan terjadi komunikasi saat PPL berkunjung melakukan bimbingan tapi kini sudah 59 jarang. Saat sekarang bila anggota menemui masalah mereka langsung mencari PPL atau dinas terkait tanpa melalui kelompok lagi. Jaringan kerjasama yang banyak digeluti anggota saat ini hanya pada pihak luar atau tengkulak yang membeli hasil karet mereka, ikatan yang tercipta antara anggota kelompok dengan tengkulak sudah lama terjalin dan tengkulak dianggap sebagai penolong dalam memasarkan hasil karet mereka. Padahal, pasar lelang karet Desa Giriwinangun sudah didirikan sejak tahun 2003 yang dikelola oleh Koperasi Unit Desa Sumber Jaya. Hanya sebagian anggota kelompok yang menjual ke pasar lelang karet desa, ini disebabkan komunikasi yang terjalin antara anggota dan pengurus sudah jarang terjalin. Seharusnya pengurus dapat memfasilitasi pemasaran karet anggota, agar menjual ke pasar lelang karet yang harganya lebih tinggi dibanding dijual pada tengkulak dan timbangan di pasar lelang tentu lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dengan adanya KUD merupakan potensi yang dapat dikembangkan, kelompok dapat bekerjasama dengan KUD untuk mencoba mengembangkan pemasaran di bidang penjualan ternak sapi seperti halnya usaha pasar lelang karet. Tentunya harga penjualan ternak akan lebih tinggi dan mendatangkan keuntungan pada anggota kelompok tani. Bila jaringan kerjasama diantara anggota kelompok kuat maka usahatani kebun dan ternak yang mereka jalankan akan lebih baik. Saling tukar informasi antar anggota, saling memberikan masukan dan ada keterikatan antara anggota dalam menjalankan usahatani.

5.6. Prioritas Permasalahan Kelompok Tani Karya Agung

Dari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani Karya Agung, ditetapkan prioritas permasalahan yang akan diselesaikan atau dicarikan jalan keluar segera. Permasalahan-permasalahan yang ada saling berkaitan satu dengan yang lainnya, prioritas permasalahan yang dihadapi oleh para anggota kelompok tani Karya Agung antara lain 1 Kapasitas SDM rendah 2 kemampuan Manajemen dan usaha anggota kelompok tani Karya Agung. Prioritas permasalahan tersebut ditentukan dari hasil wawancara dan observasi yang dibawa dan disepakati dalam forum FGD, yang dilakukan bersama para pengurus dan anggota kelompok Tani, PPL pertanian perkebunan, PPL Peternakan dan aparat Desa Giriwinangun. Pada Tabel 11 dapat disajikan prioritas dan semua permasalahan yang dihadapi kelompok tani Karya Agung Desa Giriwinangun. 60 Tabel 11 : Permasalahan yang Dihadapi Kelompok Tani Karya Agung Desa Giriwinangun NO MASALAH RINCIAN MASALAH DAMPAK 1. Kemampuan manajemen dan usaha anggota kelompok tani ▪ Pengurus dalam pengorganisasi- an kelompok lemah. ▪ Kurang perencanaan usaha ▪ Sulit mendapatkan pupuk bersubsidi untuk kebun ▪ Kondisi pohon karet tua dan serangan penyakit jamur upas ▪ Penyakit ternak sapi ▪ Kesulitan memenuhi pakan ternak sapi ▪ Keamanan ternak dari pencurian ▪ Kelompok lemah ▪ Tidak berorientasi produksi ▪ Pendapatan tidak maksimal ▪ Pendapatan terus menurun ▪ Ternak tidak tumbuh gemuk secara maksimal ▪ Pembatasan populasi ternak yang dipelihara 2. Sumberdaya manusia ▪ Pendidikan pengurus dan anggota rendah ▪ Kurang pengetahuan tentang cara berorganisasi yang baik. ▪ Kelompok belum dapat menganalisis potensi dan peluang ▪ Tidak dapat menyusun rencana strategi 3. Jaringan Kerjasama anggota ▪ Tidak ada lagi kegiatan bersama untuk peningkatan usaha kebun dan ternak. ▪ Anggota dalam menjalankan usaha dan memecahkan masalah condong individual. ▪ Mekanisme pemasaran hasil usaha kurang menguntungkan tengkulak ▪ Kepercayaan,jejaring,norma yang pernah terbentuk melemah. ▪ Kelompok lemah ▪ Tidak ada saling tukar Informasi sesama anggota kelompok ▪ Tidak ada transfer pengetahuan ▪ tidak ada pertemuan rutin ▪ Penurunan pendapatan akibat pemasaran ke tengkulak Sumber : hasil olah data

5.7. Harapan yang Diinginkan Anggota Kelompok Tani

Dokumen yang terkait

Strategi Pengembangan Kelompok Tani Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai

16 102 68

Distribusi pendapatan usaha tani jeruk menurut faktor produksi di desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

0 43 78

Hubungan peran kelompok tani dengan produktivitas usaha tani benih padi: studi kasus Kelompok Tani Surya Bangkit di Desa Mandalawangi, Kecamatan, Sukasari, Kabupaten Subang

5 23 129

Penguatan Kelembagaan Tani Ikan Mina Sari (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi)

0 3 134

Pemberdayaan kelompok tani karet melalui penguatan modal usaha kelompok (kasus desa teluk sampudau, kecamatan karau kuala, kabupaten Barito Selatan)

0 13 111

Analisis biaya dan kelayakan usaha penggilingan padi di kelompok tani Suka Tani, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

0 15 119

Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor)

10 58 119

Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Kampung Kelompok Tani Sehati Desa Sirnagalih Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.

0 4 77

Pemberdayaan kelompok tani karet melalui penguatan modal usaha kelompok (kasus desa teluk sampudau, kecamatan karau kuala, kabupaten Barito Selatan)

0 40 101

Manfaat Program Pemberdayaan Kelembagaan Kelompok Tani Dalam Penguatan Aksebilitas Petani (studi Kasus di Kelompok Tani Bina Harapan, Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut).

0 0 2