35
4.5. Organisasi dan Kelembagaan
Terdapat beragam lembaga yang berperan dalam kehidupan masyarakat Desa Giriwinangun, berupa organisasi pemerintahan, organisasi ekonomi dan kelembagaan
masyarakat yang formal seperti Badan Permusyawarahan Desa BPD, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM, Tim Peggerak PKK Desa, Karang Taruna, Koperasi
Unit Desa KUD. Kelembagaan non formal yang terbentuk atas dasar inisiatif masyarakat sendiri dan dari pihak luar dalam rangka pemberdayaan masyarakat, seperti
kelompok pengajian setiap malam jum’at, Majelis Ta’lim Ibu-Ibu, Arisan RT, Kelompok tani yang bergerak pada usaha kebun dan pemeliharaan ternak sapi, Remaja
Masjid yang didukung dengan keberadaan sarana-sarana rumah ibadah. Badan Permusyawarahan Desa BPD memiliki fungsi sebagai mitra
pemerintah desa dalam pembangunan yang juga bersama-sama membuat peraturan dalam mengatur sesuatu di desa. salah satu kegiatannya adalah bertugas mengadakan
pemilihan Kepala Desa. Sedangkan kegiatan LPM Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, melakukan pemberdayaan masyarakat seperti swadaya membuat
pengerasan jalan dan pembuatan jembatan. Tim Penggerak PKK desa berperan serta aktif dalam menjalankan program kesehatan seperti Posyandu, pemanfaatan
pekarangan dengan tanaman yang berguna, usaha kecil rumah tangga seperti keripik tempe dan melinjo. Karang taruna sebagai wadah pembinaan generasi muda kurang
berjalan aktif, baru sebatas pembinaan bidang olah raga. Dalam bidang ekonomi terdapat Koperasi Unit Desa KUD Sumber Jaya,
bergerak pada usaha penyelenggaraan Pasar Lelang Karet yang diadakan diselenggarakan per 2 minggu setiap hari selasa. Sedangkan kelompok Pengajian,
merupakan wadah kegiatan keagamaan bagi masyarakat bapak-bapak di setiap wilayah RW yang ada di Desa Giriwinangun. Kagiatan yang dilaksanakan berupa
pengajian rutin setiap malam jum’at yang dilaksanakan di rumah penduduk secara bergantian. Majelis Ta’lim Ibu-Ibu juga menyelenggarakan pengajian yang dilakukan
setiap siang Sabtu. Dalam bidang pendidikan di Desa Giriwinangun terdapat sekolah dasar
sebanyak 3 buah, SLTP negeri 1 buah, MTs swasta 1 buah dan juga Taman Kanak- kanak 2 buah. Untuk bidang kesehatan terdapat 1 buah Puskesmas pembantu dan 3
buah Posyandu yang sangat membantu masyarakat untuk menjaga kesehatan dan pencegahan penyakit.
36
Kebersamaan dan gotong royong antar penduduk masih terlihat di Desa Giriwinangun. Kondisi ini didasarkan atas kebutuhan bersama, contohnya pengerasan
jalan jalur menuju dusun-dusun yang ada, pembuatan jembatan dari gorong-gorong dan yang sangat membutuhkan biaya besar adalah swadaya pengadaan Tiang dan Kabel
listrik guna mencapai rumah-rumah penduduk di Dusun Tegal Ombo. Sistem jejaring sosial di desa Giriwinangun seperti sistem Bagi Duo, yaitu
sistem pengelolaan lahan perkebunan karet antara pemilik dan penggarap. Sistem ini mengatur pembagian hasil sadapan karet, biasanya pembagian hasil dilakukan per 2
minggu saat penjualan karet. Untuk usaha peternakan sapi berlaku sistem Gaduh pada pemeliharaan ternak sapi, warga masyarakat yang mampu menitipkan ternak Sapi
untuk dipelihara kepada warga lain yang dinilai kurang mampu yang ingin mendapatkan hasil dari ternak. Hasil pengembangbiakan ternak akan dibagi dua antara
pemilik dan penggaduh, bisa berupa bagi hasil keturunan ternak sapi atau bisa juga bagi hasil dari keuntungan penjualan ternak. Bila ternak dimaksudkan untuk penggemukkan
saja, maka yang diperhitungkan hasil dari keuntungan penjualan setelah diambil modal awal oleh pemilik.
4.6. Sumber Daya Lokal