8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan masyarakat merupakan suatu gerakan yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup keseluruhan komunitas melalui partisipasi aktif, dan jika
memungkinkan berdasarkan prakarsa komunitas Gunardi dkk, 2007. Selain itu menurut Nasdian dan Dharmawan 2007 menyatakan bahwa pengembangan
masyarakat juga merupakan suatu perubahan yang terencana dan relevan dengan persoalan-persoalan lokal yang dihadapi oleh para anggota komunitas yang
dilaksanakan secara khas dengan cara-cara yang sesuai dengan kapasitas, norma, nilai, persepsi dan keyakinan anggota komunitas setempat, dimana prinsip-prinsip recident
participation dijunjung tinggi. Program pengembangan masyarakat disusun secara partisipatif bersama
masyarakat yang bertujuan memberdayakan masyarakat lokal. Prinsip pengembangan masyarakat dalam pelaksanaannya saling terkait, antara lain meliputi kemandirian,
berkelanjutan, pembangunan terpadu, pemberdayaan, menghargai nilai-nilai lokal, serta partisipasi Ife, 2002
. Dengan demikian pemberdayaan masyarakat merupakan prinsip
dari pengembangan masyarakat yang harus dilaksanakan. Dalam terminologi pekerjaan sosial, menurut Dubois dan Milley 1992
pemberdayaan masyarakat merupakan suatu strategi dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan keberfungsian sosial. Keberfungsian sosial diartikan sebagai suatu
situasi dimana orang bisa melaksanakan peran sesuai dengan status yang dimilikinya untuk melaksanakan tugas-tugas kehidupannya sebagai individu, anggota kelompok
maupun anggota masyarakat secara luas. Salah satu upaya untuk mengatasi disfungsi sosial adalah melalui strategi pemberdayaan.
Menurut kartasasmita 1996 salah satu strategi pemberdayaan masyarakat adalah mengembangkan sektor ekonomi bagi rakyat yang masih tertinggal. Hal ini
dilakukan dengan cara pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang, pemberdayaan adalah upaya membangun daya
itu dengan mendorong, memberikan motivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya, kedua memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh
masyarakat empowering dengan menerapkan langkah-langkah nyata, penyediaan
9
berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya dan memanfaatkan peluang, ketiga melindungi dan membela kepentingan masyarakat
lemah, pemberdayaan disini tidak hanya menyangkut pendanaan tetapi juga peningkatan kemampuan sumberdaya manusia.
Pemberdayan merupakan gerakan yang dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui partisipasi aktif atas dasar prakarsa komunitas. Strategi
pemberdayaan masyarakat secara partisipatif merupakan strategi yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan karena kegagalan pembangunan seringkali terkait
dengan kurangnya partisipasi masyarakat. Dalam kondisi yang demikian itu maka upaya peningkatan kemampuan dan kapasitas masyarakat merupakan strategi untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat, sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam peran yang tidak hanya terbatas sebagai penerima manfaat, tetapi juga sebagai
pengupaya, penilai dan pemelihara keberlanjutan pembangunan. Dalam pemberdayan masyarakat, pendekatan kelompok merupakan pendekatan
yang lazim digunakan. Kelompok dapat berperan dalam mengontrol suatu keputusan maupun kebijakan yang berpengaruh langsung kepada kehidupan komunitas.
Pendekatan kelompok mempunyai kelebihan antara lain dapat mempercepat proses adopsi, karena adanya interaksi sesama anggota kelompok dalam bentuk saling
mempengaruhi satu sama lain Vitayala 1986. Sedangkan Soekanto 2005, mengemukakan bahwa dalam kelompok terjadi hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi dan kesadaran untuk saling tolong-menolong berdasarkan kesamaan nasib, kepentingan dan tujuan sehingga hubungan antara anggota bertambah erat.
Berdasarkan konsep-konsep diatas, maka pengembangan komunitas petani juga perlu menggunakan pendekatan kelompok tani, agar terjadi hubungan timbal balik
sesama anggota kelompok dan saling menolong berdasarkan kesamaan kebutuhan, kepentingan dan tujuan untuk mengembangkan potensi masyarakat.
2.2. Penguatan Kelembagaan