30
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritisi
3.1.1. Konsep Investasi
Menurut Haming dan Basalamah 2010, investasi secara umum diartikan sebagai keputusan mengeluarkan dana pada saat sekarang ini untuk membeli
aktiva rill tanah, rumah, mobil, dan sebagainya atau aktiva keuangan saham, obligasi, reksadana, wesel, dan sebagainya dengan tujuan untuk mendapatkan
penghasilan yang lebih besar dimasa yang akan datang. Secara khusus Haming dan Basalamah 2010 mendifinisikan investasi sebagai pengeluaran untuk
mengadakan barang modal pada saat sekarang dengan tujuan untuk mengahasilkan keluarang barang atau jasa agar dapat diperoleh manfaat yang
lebih besar dimasa yang akan datang, selama dua tahun atau lebih. Menurut Samsul 2006, investor dapat melakukan investasi baik dalam
sekor rill maupun sektor keuangan. Sektor rill adalah sektor yang pendiriannya bersifat nyata dalam bentuk fisik seperti bidang manufaktur, properti, perbankan,
perkebunan, peternakan, pertambangan, dan lainnya. Investasi dalam sektor keuangan adalah investasi dalam bentuk instrumen keuangan seperti saham,
obligasi, dan Surat Berharga Pasar Uang SPBU yang diterbitkan oleh perusahaan maupun Negara.
Menurut Husnan 1998, dalam dunia yang sebenarnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Pemodal tidak tahu
dengan pasti hasil yang akan diperolenya dari investasi yang dilakukannya. Dalam keadaan semacam itu dikatakan bahwa pemodal tersebut menghadapi risiko dalam
investasi yang dilakukannya. Yang bisa ia lakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan
hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Masalah yang pertama bersangkutan dengan penghitungan nilai yang diharapkan
dan yang kedua menyangkut pengukuran penyebaran nilai. Karena pemodal mengahadapi kesempatan investasi yang berisiko, pilihan investasi tidak dapat
hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan. Apabila pemodal mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka ia harus
31
bersedia menanggung risko yang tinggi pula. Salah satunya yaitu kemudahan untuk membentu portofolio investasi. Artinya, pemodal dapat dengan mudah
menyebar melakukan diversifikasi investasinya pada berbagai kesempatan investasi.
Dari beberapa sumber risiko yang ada, dalam pengusahaan bunga hias tropis pada CV BIF yang paling umum dihadapi adalah risiko produksi dan risiko
pasar. Risiko produksi disebabkan adanya fluktuasi produksi pada usaha tanaman hias di CV BIF. Fluktuasi produksi tersebut menimbulkan pendapatan yang
diperoleh CV BIF tidak menentu.
3.1.7 Pengukuran Fluktuasi Produksi