31
bersedia menanggung risko yang tinggi pula. Salah satunya yaitu kemudahan untuk membentu portofolio investasi. Artinya, pemodal dapat dengan mudah
menyebar melakukan diversifikasi investasinya pada berbagai kesempatan investasi.
Dari beberapa sumber risiko yang ada, dalam pengusahaan bunga hias tropis pada CV BIF yang paling umum dihadapi adalah risiko produksi dan risiko
pasar. Risiko produksi disebabkan adanya fluktuasi produksi pada usaha tanaman hias di CV BIF. Fluktuasi produksi tersebut menimbulkan pendapatan yang
diperoleh CV BIF tidak menentu.
3.1.7 Pengukuran Fluktuasi Produksi
Pengukuran Fluktuasi produksi dapat menggunakan Variance, Strandar Deviation dan Coefficient Variance
Elton dan Gruber, 1995. Ketiga ukuran tersebut berkaitan satu sama lain dan nilai variance sebagai penentu ukuran yang
lainnya. Standard deviation yang merupakan akar kuadrat dari variance sedangkan coefficient variation merupakan rasio dari standard deviation dengan
nilai expected return dari suatu kegiatan usaha. Return yang diperoleh dapat berupa pendapatan, produksi atau harga.
Penilaian fluktuasi produksi dengan menggunakan nilai variance dan standard deviation
merupakan ukuran yang absolut dan tidak mempertimbangkan risiko dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan expected return. Jika
nilai variance dan standard deviation digunakan untuk mengambil keputusan dalam penilaian fluktuasi produksi yang dihadapi pada kegiatan usaha maka
dikhawatirkan akan terjadi keputusan yang kurang tepat. Hasil keputusan yang tepat dalam menganalisis fluktuasi produksi suatu
kegiatan usaha harus menggunakan perbandingan dengan satuan yang sama. Ukuran risiko yang dapat membandingkan dengan satuan yang sama adalah
coefficient variation . Coefficient variation merupakan ukuran yang tepat bagi
pengambil keputusan
dalam menilai
suatu kegiatan
usaha dengan
mempertimbangkan fluktuasi produksi yang dihadapi untuk setiap return yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut. Dengan ukuran coefficient variation,
penilaian fluktuasi produksi terhadap kegiatan usaha sudah dilakukan dengan
32
ukuran yang sama yaitu besarnya fluktuasi produksi untuk setiap return. Return yang diperoleh dapat berupa pendapatan, produksi atau harga.
3.1.8 Portofolio
Menurut Husnan 1998, istilah portofolio dalam manajemen strategis dan pemasaran digunakan untuk menunjukkan sekumpulan produk, proyek, layanan
jasa atau merek yang ditawarkan untuk dijual oleh suatu perusahaan. Sebuah perusahaan dapat menggunakan aneka teknik analisis termasuk Boston Consulting
Group BCG, analisis margin kontribusi, analisis G.E multifator, Quality
Function Deployment
QFD dan
Singgle-Index Portofolio
dalam mengembangkan portofolionya. Setiap perusahaan senantiassa berupaya untuk
meraih algoritma optimisasi portofolio adalah berdasarkan pada teori portofolio modern atau juga disebut Modern Portofolio Theory MPT, dan yang paling
sering digunakan adalah metode optimasi perbedaan makna mean-variance optimization
dimana alokasi
portofolio adalah
menunjukkan guna
memaksimalkan keuntungan dengan cara menekan risiko Pada penelitian ini analisis yang digunakan untuk portofolio investasi
adalah matriks BCG. Matriks BCG didasarkan pada pemikiran dasar bahwa suatu perusahaan harus memiliki portofolio bisnis yang seimbang, yang menghasilkan
dana lebih besar daripada yang digunakannya. Perannya ditentukan oleh dua faktor, yaitu 1 market growth rate persentasi pertumbuhan pasar yang
ditunjukkan pada sumbu vertikal, 2 relative market share kekuatan pangsa pasar yang ditunjukkan pada sumbu horizontal Purwanto, 2007.
Kontribusi Matriks BCG adalah mendorong manajemen perusahaan untuk membuat formulasi strategi yang saling berhubungan dan kerjasama antar produks
atau antar divisi yang ada, sehingga tingkat keseimbangan arus kas dapat tercapai, walaupun tingkat pertumbuhan pasar berbeda. Dengan demikian, tujuan
perusahaan dapat tercapai karena didukung oleh arus dana yang positif bagi perkembangan perusahaan dimasa depan
3.1.9 Konsep Manajemen Strategis