16
I PENDAHULUAN
1.6 Latar Belakang
Sektor pertanian terdiri dari beberapa subsektor yaitu, tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan hortikultura. Peluang pasar pertanian cukup besar,
baik peluang pasar domestik maupun internasional. Perkembangan volume ekspor pertanian cenderung mengalami peningkatan setiap tahun. Perkembangan volume
ekspor sektor pertanian dari tahun 2007 hingga tahun 2008 Tabel 1. Tabel 1. Pertumbuhan Volume Ekspor Komoditi Pertanian Indonesia 2007-2008
Sub Sektor 2007
2008 Perkembangan
Volume Ton
Nilai Ribu US
Volume Ton
Nilai Ribu US
Volume Nilai
Tanaman Pangan
998.344 267.063
806.406 332.147
-5,56 7,62
Hortikultura 403.460
240.394 494.823
403.403 6,89
21,72 Perkebunan
20.971.763 17.275.393
24.157.860 24.461.145
15,18 38,59
Peternakan 110.634
285.117 127.300
412.430 3,62
13,95 Total Ekspor
22.484.201 18.067.967
25.586.389 25.609.125
13,69 36.82
Sumber : Badan Pusat Statistik 2010 diolah
Tabel 1 menunjukkan peningkatan volume ekspor dari tahun 2007 hingga tahun 2008 sebesar 13,69 persen. Peningkatan pertumbuhan volume ekspor yang
tertinggi terjadi pada subsektor perkebunan yaitu 15,18 persen. Sedangkan penurunan volume ekspor terendah terjadi pada subsektor tanaman pangan yaitu
-5,56 persen. Penurunan ekspor tanaman pangan disebabkan terjadinya perubahan cuaca yang ekstrim dan bencana alam sehingga banyak tanaman pangan yang
gagal panen. Berbeda dengan subsektor hortikultura dan peternakan, pertumbuhan volume ekspor subsektor hortikultura sebesar 6,89 persen lebih tinggi
dibandingkan volume ekspor subsektor peternakan sebesar 3,62 persen. Hal ini mengidentifikasikan bahwa subsektor hortikultura merupakan subsektor yang
mempunyai prospek baik, sehingga dapat diandalkan untuk memajukan perekonomian Indonesia.
Subsektor hortikultura secara nasional mampu memberikan sumbangan Produk Domestik Bruto PDB yang cukup tinggi. Pada tahun 2009 PDB
hortikultura sebesar 98,057 miliar rupiah. Hortikultura meliputi sayuran, buah-
17
buahan, obat-obatan biofarmaka dan tanaman hias. Produk Domestik Bruto hortikultura dari tahun 2007 hingga tahun 2009 Tabel 2.
Tabel 2. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku pada Tahun 2007- 2009
Komoditas Nilai PDB dalam milyar rupiah
Pertumbuhan 2007
2008 2009
Buah-buahan 42.362 55,16
42.660 53,13 50.595 56,81
Sayuran 25.587 33,32
27.423 34,15 29.005 32,57
Tanaman hias 4.741
6,17 6.091
7,59 5.348
6,005 Biofarmaka
4.105 5,35
4.118 5,13
4.109 4,614
Total 76.795
80.292 89.057
Keterangan : = Hasil kajian Ditjen Hortikultura
= Angka Ramalan
Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura 2010 diolah
Tabel 2 menunjukkan perkembangan PDB hortikultura dari tahun 2007 hingga tahun 2008. Tahun 2008 kontribusi subsektor hortikultura terhadap PDB
nasional mengalami peningkatan sebesar 80.292 miliar rupiah. Pada tahun 2009 diramalkan jumlahnya terus meningkat sebesar 89.057 milyar rupiah. Salah satu
produk hortikultura yang memberikan kontribusi pada PDB nasional adalah tanaman hias florikultur. Tanaman hias menempati urutan ketiga dalam
menyumbang PDB hortikultura. Peningkatan PDB tanaman hias disebabkan terjadinya peningkatan produksi tanaman hias. Perkembangan tanaman hias
dipengaruhi oleh preferensi konsumen yang cepat berubah. Preferensi konsumen mempengaruhi produsen-produsen tanaman hias dalam mengembangkan tanaman
hias yang diusahakan. Perkembangan produksi tanaman hias di Indonesia tahun 2007 hingga tahun 2009 Tabel. 3.
Tabel 3. Perkembangan Produksi Tanaman Hias di Indonesia Periode 2007-2009
No Komoditas
2007 2008
2009 Pertumbuhan
Rata-Rata 1
Anggrek Tangkai 9.484.393
15.430.040 16.205.949
18,78 2
Krisan Tangkai 66.979.260
99.158.942 107.847.072
20,64 3
Mawar Tangkai 59.492.699
39.131.603 60.191.362
22,29 4
Sedap Malam Tangkai 21.687.493
25.180.043 51.047.807
30,08 5
Dracaena Pohon
2.041.962 1.845.490
2.262.505 46,20
6 Anyelir Tangkai
1.901.509 2.995.153
5.320.824 47,31
Sumber : Badan Pusat Statistik 2010
18
Tabel 3 menunjukkan bahwa produksi komoditas tanaman hias berfluktuasi dari tahun 2007 hingga tahun 2009 berfluktuasi. Salah satu tanaman
hias yang mengalami peningkatan produksi terbesar terjadi pada komoditas Dracaena
sebesar 46,20 persen. Dracaena merupakan salah satu komoditas unggulan yang menjadi prioritas pengembangan tanaman hias yang berorentasi
ekspor oleh Ditjen Hortikultura dan Direktorat Budidaya tanaman hias. Dracaena merupakan tanaman hias daerah tropis. Di Indonesia beberapa jenis Dracaena
masih dianggap sebagai tanaman liar atau tanaman pekarangan yang kondisinya kurang terpelihara sehingga tidak terlihat keidahannya. Salah satu provinsi
penghasil tanaman Dracaena terbesar di Indonesia yaitu provinsi Jawa Barat. Propinsi Jawa Barat pada tahun 2007 menyumbang 84,86 persen untuk tanaman
hias Dracaena Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat, 2008. Persentase kontribusi tanaman hias Jawa Barat terhadap produksi nasional tahun 2007 Tabel 4.
Tabel 4. Persentase Kontribusi Produksi Tanaman Hias Jawa Barat Terhadap Produksi Nasional Tahun 2007
No Komoditi
Nasional Jawa Barat
Persentase 1
Anggrek tangkai 9.484.393
1.659.396 17,50
2 Anthurium tangkai
2.198.990 923.869
42,01 3
Anyelir tangkai 1.901.509
1.153.341 60,65
4 Gerbera tangkai
4.931.441 4.535.535
91,97 5
Gladiol tangkai 11.271.385
8.753.909 77,66
6 Krisan tangkai
66.979.260 47.090.861
70,31 7
Mawar 59.492.699
7.291.597 12,26
8 Sedap Malam Tangkai
21.687.493 7.719.360
35,59 10 Dracaena batang
2.041.962 1.732.853
84,86 11 Palem pohon
1.171.768 351.706
30,01
Sumber : http:diperta.jabarprov.go.id 2008
Tabel 4 menjelaskan Provinsi Jawa Barat sebagai daerah penghasil tanaman hias terbesar, diantaranya Anyelir, Garbera, Gladiol, Krisan, dan
Dracaena . Beberapa sentra produksi tanaman hias Jawa Barat adalah Cianjur,
Sukabumi, Bandung, Bogor, Depok, dan Cirebon. Daerah sentra bunga Dracaena di Jawa Barat berada di Sukabumi, Cianjur dan Bogor. Daerah sentra Kabupaten
atau Kota penghasil tanaman hias di Provinsi Jawa Barat Tabel 5.
19
Tabel 5. Daerah Sentra Tanaman Hias di Provinsi Jawa Barat. No
Komoditi KabKota
1 Leather leaf
Cianjur 2
Sansiviera Cianjur
3 Dracaena
Sukabumi, Cianjur, Bogor 4
Krisan Cianjur
5 Polycias
Sukabumi 6
Sedap malam Kota Bandung
7 Melati
Kota Cirebon 8
Anggrek Phalaenopsis Bandung, Bogor, Kota Depok
9 Dendrobium
Bandung, Bogor, Kota Depok
Sumber : http:diperta.jabarprov.go.id 2008
Tabel 5 menjelaskan Sukabumi merupakan daerah sentra produksi tanaman hias Dracaena. Sukabumi mempunyai tujuh eksportir tanaman hias
Dracaena , namun tiga diantaranya sudah bangkrut, dan empat masih berkembang
salah satunya CV Bunga Indah Farm CV BIF. CV BIF merupakan satu-satunya eksportir tanaman hias tropis yang dimiliki oleh warga negara Indonesia. Diantara
empat perusahaan sejenis CV BIF merupakan perusahaan yang terbesar. Hal tersebut dapat terlihat dari jumlah rata-rata perusahaan eksportir tanaman hias
sejenis melakukan ekspor. Tabel 8 menjelaskan jumlah rata-rata melakukan ekspor per bulan untuk setiap eksportir bunga di Sukabumi.
Tabel 6. Jumlah Rata-Rata Melakukan Ekspor per Bulan untuk Eksportir Bunga Tropis di Sukabumi
Nama Perusahaan Rata-Rata Ekspor per Bulan
CV Bunga Indah Farm 5
CV Warist Agro 2
Asia Agro Sakti Utama AASU 2
PT Twenty One Plant 2
Sumber : Angraeni 2010
Tabel 6 dijelaskan CV BIF sebagai perusahaan yang mampu melakukan ekspor rata-rata lima kali per bulan untuk seluruh komoditas yang diusahakan.
Keunggulan CV BIF dibandingkan perusahaan sejenis adalah status kepemilikan lahan atau pabrik yang milik pribadi, mempunyai pengembangan varietas dengan
budidaya sendiri sekitar tiga ha, mempunyai binaan kelompok tani sebagai pemasok bahan baku utama sehingga tidak sepenuhnya akan tergantung pada
pemasok untuk varietas pengembangan Anggraeni, 2010.
20
1.7 Perumusan Masalah