95
eksternal dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman. Peluang paling besar yang dimiliki oleh perusahaan adalah permintaan pasar
tanaman hias yang tinggi dengan total skor 0,72. Permintaan semakin tinggi karena tanaman hias yang diusahakan oleh CV BIF mempunyai preferensi yang
baik terhadap konsumen yang ada di negara luar. Banyak negara-negara diluar yang menganggap jenis tanaman yang diusahakan CV BIF adalah sebagai
tanaman pembawa rezeki. Selain dari peluang yang dimiliki perusahaan terdapat juga ancaman. Ancaman terbesar yang dihadapi CV BIF adalah daya tawar
menawar pembeli yang tinggi dengan skor 0,27. Hal ini disebabkan pemasok mempunyai informasi yang banyak tentang harga dan produk yang diusahakan
oleh CV BIF.
7.2. Matriks Internal Eksternal IE
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE maka disusun selanjutnya dalam matriks Internal-Eksternal IE sehingga dapat diketahui posisi
perusahaan. Matriks ini selanjutnya bisa digunakan untuk mempermudah dalam pemilihan alternatif strategi. Informasi spesifik tentang lingkungan internal
maupun eksternal perusahaan mengacu pada satu cara untuk mendapatkan suatu kemampuan strategi antara peluang eksternal dan kekuatan internal.
Gambar 10. Matriks IE Pada CV Bunga Indah Farm
96
Nilai total skor EFI sebesar 2,84 sedangkan matriks EFE sebesar 3,23 sehingga menempatkan perusahaan berada dalam kondisi eksternal yang tinggi.
Berdasarkan matriks EFI dan EFE, dapat diketahui posisi perusahaan berdasarkan matriks IE yaitu pada posisi II Gambar 10, strategi yang dapat dikelola adalah
Grow and Build tumbuh dan membangun. Strategi yang paling sesuai adalah
strategi intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk atau Integratif integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi
horizontal. Alternatif strategi yang dihasilkan dari Matriks IE sebagai berikut : a. Penetrasi pasar
Penetrasi pasar merupakan strategi yang berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Hingga
saat ini konsumen yang memesan tanaman hias dari CV BIF kebanyakan konsumen yang berasal dari yang dari Korea. Pangsa pasar tanaman hias yang
diproduksi oleh CV BIF di Korea juga cukup besar yaitu 65 persen. CV BIF dapat menigkatkan pangsa pasar tanaman hias di Korea. Hal tersebut karena preferensi
konsumen Korea cukup baik terhadap tanaman hias. Konsumen Korea menganggap tanaman hias bukan sebagai tanaman hias yang sedang tren, tetapi
sudah menganggapnya sebagai budaya dan menganggapnya sebagai tanaman pembawa keberuntungan yang setiap tahun harus dimiliki. Oleh karena itu,
perusahaan dirasa perlu melakukan penetrasi pasar dengan melakukan promosi melalui kegiatan-kegiatan pameran dan jejaring internet untuk dapat
meningkatkan pangsa pasar b. Pengembangan pasar
Pengembangan pasar merupakan strategi yang mengenalkan produk yang ada saat ini ke area geografi yang baru. Kebanyakan konsumen tanaman hias yang
diproduksi CV BIF dari Korea. Sedangkan negara lain seperti Singapura, Thailan, dan Malaysia hanya memesan pada waktu-waktu tertentu. Hal tersebut
menunjukkan tanaman hias yang diproduksi CV BIF belum begitu dikenal negara- negara lain. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengembangkan pasar tanaman
hias ke area geografi yang baru melalui kegiatan-kegiatan pameran dan jejaring internet. Adapun sasaran utama dari kegiaan tersebut adalah negara ke Arab
Saudi, Thailan, Malaisya, Singapura, dan Jepang. Hal tersebut karena preferensi
97
konsumen kelima negara tersebut terhadap tanaman hias cukup baik, terutama pada hari besar ke agamaan seperti imlek.
c. Pengembangan produk Pengembangan Produk merupakan strategi yang mencari pengingkatan
penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk saat ini. Selain memproduksi tanaman hias seperti biasanya, perusahaan dapat melakukan
pengembangan produk melalui modifikasi produk dengan tampilan yang lebih menarik. Upaya modifikasi produk ditujukan untuk menciptakan variasi untuk
meningkatkan minat konsumen untuk membeli tanaman hias. Hingga saat ini, perusahaan hanya memproduksi 23 variasi tanaman hias. Jumlah variasi tanaman
hias yang dikembangkan masih sedikit, karena permintaan konsumen terhadap variasi tanaman hias hampir setiap tahunnya selalu berubah-ubah. Perusahaan
dapat membuat variasi desain yang lebih menarik dengan mencari disain di internet atau pameran-pameran yang diikuti oleh perusahaan sejenis.
d. Integrasi ke belakang Integrasi ke belakang merupakan strategi yang berusaha untuk menyediakan
bahan baku yang dibutuhkan. Permintaan tanaman hias setiap tahun tinggi, akan tetapi bahan baku semakin lama semakin berkurang. sementara tanaman hias
dapat di panen setelah umur ± 2 tahun, oleh karena itu perusahaan perlu melakukan penyediaan bahan baku untuk memenuhi permintaan konsumen.
Sampai saat ini perusahaan hanya mengandalkan bahan baku dari pemasok. Untuk itu perusahaan perlu meningkatkan kerjasama dengan mitra kelompok tani dan
memproduksi sendiri bahan baku. Selain untuk memenuhi kuantitas bahan baku juga dapat meningkatkan kualitas tanaman hias yang diproduksi CV BIF.
e. Integrasi ke depan Integrasi ke depan merupakan strategi yang melibatkan akuisisi kepemilikan
atau peningkatan kontrol atas distributror. Sampai saat ini CV BIF mendistribusikan dan menjual produk-produknya termasuk tanaman hias melalui
satu perantara yaitu Mr. Huh Gue Suk. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan integrasi ke depan dengan mengakuisisi kepemilikan atau
pengingkatan kontrol atas distributor dengan membuat situs, dan membuat bagian distributor pemasaran sendiri. Hal tersebut agar perusahaan dapat mengetahui
98
keinginan konsumen secara langsung dan mengantarkan produk termasuk tanaman hias ke tangan konsumen akhir.
f. Integrasi horizontal Integrasi horizontal merupakan strategi yang mengacu pada strategi yang
mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan. Marger, akuisisi, dan pengambilalihan antara pesaing memungkinkan meningkatnya skala
ekonomi dan mendorong sumberdaya dan kompetisi. Selama tiga tahun terakhir perusahaan telah mampun menjadi eksportir tanaman hias terbesar yang ada di
Indonesia maupun internasional. Hal tersebut perlu dijaga dan ditingkatkan dengan meningkatkan skala produksi dan meningkatkan kualitas. Kualitas
tanaman hias dari Indonesia selama ini masih lebih rendah dibandingkan dengan China. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memproduksi bahan baku tanaman
hias sendiri, sehingga kualitas bahan baku dan produk dapat terkontrol serta kuantitasnya dapat ditingkatkan.
7.3. Matriks Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM