Politik Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan

81 Tabel 20. Jumlah Pencari Kerja yang telah ditempatkan per Bulan Tahun menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Sukabumi Tahun Tidak Tamat SD SD SLTP SMTA Sarjana Muda Sarjana Jumlah 2008 - 2,274 1,357 5,980 2,827 1,246 13,684 2009 - 1,386 2,976 7,962 3,800 2,516 18,640 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi 2010

7.1.2.2. Politik

Aspek politik, kebijakan pemerintah dan hukum meliputi peraturan- peraturan, undang-undang dan kebijakan pemerintah baik itu pada tingkat daerah, provinsi maupun nasional yang menentukan beroperasinya suatu perusahaan. Aspek-aspek tersebut melibatkan pemerintah maupun lembaga pendukung lain yang dapat mendukung pelaksanaan sebuah perusahaan. Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan SATLAK PPK-IPM Kabupaten Sukabumi melaksanakan sebuah program dalam meningkatkan produksi tanaman hias terutama tanaman hias tropis untuk mencukupi permintaan ekspor. Program tersebut dilakukan dengan cara pembentukan kelompok tani dalam pembudidayaan tanaman hias terutama varietas Polycias kedondong cina dan Dracaena sanadariana suji yang ditangani oleh APBD Kabupaten Sukabumi. Ditjen Hortikultura mengembangkan beberapa jenis tanaman hias tropis orentasi ekspor antara lain Polycas, Raphis excelsa, dan Leather Leaf. Polycias telah diekspor terutama ke Korea Selatan dan telah berlangsung sejak tahun 1960- an, akan tetapi jumlahnya masih sangat terbatas. Eksportir masih mengandalkan pada tanaman hasil collecting dari kebun disekitar pemukiman penduduk dengan jumlah tanaman yang relatif sangat terbatas dan pemeliharaannya tidak intensif. Akibatnya, jumlah ekspor dengan kualitas relatif rendah dan kontinuitas tidak terjamin. Polycias mulai dibudidayakan secara intensif dengan fasilitas Ditjen Hortikultura dan Pemda, antara lain di Batam 10 ha dan Sukabumi 45 ha 3 . 7.1.2.3. Teknologi Dewasa ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat, baik bagi bisnis maupun bagi bidang yang mendukung kegiatan bisnis. 3 Deptan. 2009. Upaya Pengembangan Kawasan Tanaman Hias untuk Ekspor. http:www.hortikultura.deptan.go.id [28 November 2010] 82 Perkembangan teknologi ini mampu memberikan ancaman dan peluang bagi suatu bisnis. Selain itu dengan semakin berkembangnya teknologi juga dapat mempengaruhi strategi bisnis yang harus diterapkan oleh perusahaan baik bidang produksi mapun pemasaran. Kemajuan teknologi yang dapat mempengaruhi perusahaan antara lain dibidang informasi, budidaya tanaman, dan transportasi. Bagi perusahaan agribisnis yang bergerak dibidang tanaman hias, perkembangan teknologi yang harus diadopsi adalah adanya green house, teknik budidaya, akses informasi, dan peralatan operasional seperti mesin pemotong otomatis. Akses informasi berupa internet dapat mempermudah dalam proses pemasaran, promosi dan melihat tren tanaman hias, terutama untuk perusahaan yang berorentasi ekspor. CV BIF telah mempunyai delapan green house yang dapat menunjang dalam proses persemaian dan penyimpanan, dua mesin potong manual, dua mesin kompresor yang dipergunakan sebagai pembersih bahan baku utama, komputer serta satu printer sebagai perangkat pengelolaan data dan pemanfaatan media cetak. Media komunikasi yang telah digunakan oleh CV BIF adalah telepon dan fax, penggunaan media tersebut membantu dalam aktifitas pemasaran produk. Akan tetapi, penggunaan teknologi tidak secara optimal akan menimbulkan ketidakefisienan dan hanya akan menambah biaya operasional perusahaan. Oleh sebab itu, Departemen Pertanian melaksanakan sebuah program pembukaan Gerbang Ekspor Tanaman Hias Tropis. Program tersebut menerapkan pola kemitraan ekspor tanaman hias antara petani dengan perusahaan ini eksportir. Kemitraan tersebut dibangun dengan cara mempertemukan antara kelompok tani dan eksportir. Bantuan pemerintah antara lain penyediaan benih, penguatan modal, dan kelembagaan petani. Sentra-sentra wilayah pengembangan tanaman hias tropis diantaranya adalah Padang, Padang Panjang, Bukit Tinggi, Riau Pekanbaru, Batam, Bintan, Magelang, Wonosobo, Cianjur dan Sukabumi. Persyaratan ekspor perdagangan internasional dapat menjadi sebuah ancaman bagi bisnis tanaman hias yang berorentasi ekspor. Ekspor tanaman hias tak mudah untuk dijalankan. Masing-masing negara menginginkan standar mutu dan beragam persyaratan yang ketat. Kebersihan tanaman merupakan syarat mutlak agar tanaman lolos masuk ke sebuah negara. Selain sempurna 83 penampilannya, tanaman harus bebas tanah, hama, dan penyakit. Contohnya Jepang melakukan penyemprotan pestisida dosis tinggi untuk melindungi negaranya dari penularan hama dan penyakit, dampaknya hanya 40 tanaman yang mampu bertahan. Melanggar sediki saja berati siap menuai rugi 4 . 7.1.2.4. Pelanggan Pembeli yang ada dalam industri mempunyai daya tawar yang tinggi, dimana pembeli tersebut dapat dengan murah dan mudah beralih ke produk dari perusahaan lain, meduduki tempat yang sangat penting bagi perusahaan, pembeli memegang informasi tentang produk dan harga, dan memegang kendali mengenai apa dan kapan pembeli tersebut bisa membeli produk. pembeli yang ada dalam industri berasal dari Korea, Cina, Singapura, Taiwan, dan Jepang. Akan tetapi, buyer yang mendominasi adalah yang berasal dari Korea. Buyers yang dihadapi CV BIF cendrung mempunyai kekuatan tawar yang besar, dimana CV BIF melakukan ekspor berdasarkan permintaan dari pembeli, baik itu untuk jenis, kualitas dan kuantitas. Hal tersebut menyebabkan CV BIF tidak mempunyai jadwal ekspor yang tetap dan berfluktuasinya jumlah permintaan terhadap CV BIF. Tujuan ekspor CV BIF terhadap Korea pun hanya kepada satu pengusaha saja yaitu Mr. Huh Gue Suk, sehingga apabila pembeli tersebut berpindah kepada perusahaan lain maka secara otomatis CV BIF kehilangan tujuan ekspor ke Korea

7.1.2.5. Pemasok