Jenis dan Sumber Data Metode Pengolahan Data Profil Perusahaan

41

IV. METODE PENELITIAN 4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengumpulan data dilaksanakan pada akhir bulan Januari sampai Maret 2011 di CV BIF yang berlokasi di Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja purposive dengan pertimbangan perusahaan merupakan salah satu perusahaan florikultura yang terbesar dan bisa bertahan dalam menjalankan usahanya di Sukabumi. Kegiatan yang berlangsung meliputi pengumpulan data melalui pengamatan langsung observasi, kuisioner, dan wawancara untuk keperluan pengolahan data.

4.7 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil pengamatan langsung observasi, kuisioner dan wawancara dengan pihak perusahaan yaitu manajer, humas, dan bagian produksi serta ketua kelompok tani yang ada di CV BIF. Sumber data sekunder diperoleh dari pihak perusahaan berupa data produksi, harga bibit tanaman hias, harga jual tanaman hias dan data terkait yang mendukung penelitian. Data yang digunakan untuk menganalisis fluktuasi produksi merupakan data tahunan dari tahun 2005 hingga tahun 2010. Data sekunder lainnya diperoleh dari buku, skripsi serta data-data instansi terkait yang mendukung penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik BPS, Departemen Pertanian, Ditjen Hortikultura, internet dan literatur yang relevan.

4.8 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data kualitatif dilakukan untuk menganalisis sumber-sumber fluktuasi produksi dan mengindentifikasi lingkungan internal dan lingkungan eksternal diperusahaan. Sedangkan analisis kuantitatif yang dilakukan yaitu dengan menghitung besarnya risiko produksi yang terjadi untuk setiap jenis tanaman hias unggulan perusahaan dengan menggunakan pendekatan Variance, Standard Deviation, Coefficient Variation dan Boston Consulting Group BCG. Analisi kuantitatif selanjutnya mecari alternatif strategi pengembangan dengan menggunakan tiga tahap analisisi 42 strategi yaitu tahap input mengunakan matriks Evaluasi Faktor Internal EFI dan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal EFE, tahap pencocokan menggunakan matriks Internal-Eksternal IE dan tahap keputusan menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel.

4.9 Analisis Portofolio Investasi

Analisis Portofolio investasi dilakukan dengan menganalisis sumber- sumber fluktuasi produksi dan tingkat risiko dari masing-masing tanaman hias tropis yang diusahakan oleh CV BIF dengan menggunakan pendekatan Variance, Standard Deviation , dan Coefficient Variation. Setelah itu portofolio investasi dengan menggunakan matriks BCG.

4.4.1. Analisis Fluktuasi Produksi

Analisis fluktuasi produksi yang dilakukan yaitu mengidentifikasi sumber- sumber fluktuasi produksi yang terjadi pada tanaman hias yang di usahakan CV BIF, serta menghitung nilai fluktuasi produksi masing-masing tanaman hias yang diusahakan CV BIF. Dalam analisisi ini hanya melihat sumber-sumber fluktuasi produksi dan seberapa besar fluktuasi produksi untuk seluruh jenis tanaman hias unggulan yang diusahakan CV BIF. Sedangkan pada penilaian terhadap fluktuasi produksi dilakukan terhadap masing-masing jenis tanaman hias unggulan yang diusahakan CV BIF Analisis fluktuasi produksi diawali dengan melakukan analisis deskriptif tentang sumber-sumber fluktuasi produksi yang terjadi di CV BIF. Setelah didapatkan analisis deskriptif, kemudian dilakukan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif diawali dengan menentukan besarnya peluang. Penentuan peluang diperoleh berdasarkan dari suatu kejadian pada kegiatan budidaya yang dapat diukur dari pengalaman yang telah dialami oleh perusahaan. Peluang dari masing- masing kegiatan budidaya akan diperoleh pada tiga kondisi yaitu tertinggi, normal dan terendah. Pengukuran peluang P pada setiap kondisi diperoleh dari frekuensi kejadian setiap kondisi yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung. Total peluang dari beberapa kejadian berjumlah satu dan secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: 43 疠 Pij 1 l 1 …………………………………… 1 Dalam menganalisis fluktuasi produksi dilakukan analisis mengenai faktor-faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh pelaku usaha. Faktor- faktor eksternal yang dimaksud antara lain faktor iklim dan cuaca, peristiwa alam seperti bencana alam yang mempengaruhi produksi dan serangan hama penyakit. Analisis terhadap faktor eksternal ini dilakukan dengan melihat dari seberapa besar kemungkinan terjadinya probabilitas kejadian dari faktor-faktor eksternal yang dianalisis dan seberapa besar kerugian yang disebabkannya. Semakin besar probabilitas kejadian eksternal yang merugikan maka semakin besar pula tingkat risiko yang mungkin dihadapi oleh pelaku usaha. Pengukuran probabilitas pada setiap kejadian diperoleh dari frekuensi setiap kejadian yang dibagi dengan jumlah periode waktu proses produksi dalam satu tahun. Secara matematis probabilitas dapat dituliskan sebagai berikut Elton dan Gruber, 1995 : P = ……………………………………………… 2 Keterangan: F = frekuensi kejadian T = periode waktu proses produksi Penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung fluktuasi produksi dapat dilakukan dengan menggunakan Expected Return. Expected Return merupakan total dari penjumlahan nilai-nilai yang diharapkan terjadi berdasarkan peluang masing-masing dari suatu kejadian yang tidak pasti. Expected Return dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut Elton dan Gruber, 1995: Ri Pi . Ri Keterangan: ∑ 嫠l = Expected Return dari komoditas Pi = Peluang dari suatu kejadian 1,2, dan 3 1= kondisi tertinggi, 2= kondisi normal, 3= kondisi terendah Ri = Return ….………………………. 3 44 Pengukuran sejauh mana fluktuasi produksi yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan usahanya terhadap hasil atau pendapatan yang diperoleh perusahaan dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut: a. Variance Pengukuran variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dengan Expected Return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian. Nilai variance dapat ditulis dengan rumus matematis sebagai berikut Elton dan Gruber, 1995: 痀 丘l 嫠l 嫠l Keterangan: 痀 2 = Variance dari Return Pij = Peluang dari suatu kejadian 1,2 dan 3 1= kondisi tertinggi, 2 = kondisi normal, 3= kondisi terendah, j= kejadian Rij= Return Ri = Expected Return Semakin kecil nilai variance maka semakin kecil penyimpangan yang berarti semakin kecil fluktuasi produksi yang dihadapi perusahaan dalam melakukan suatu usaha tersebut. b. Standard Deviation Pengukuran Standard Deviation dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai variance . Semakin kecil nilai dari Standard Deviation maka semakin rendah fluktuasi produksi yang dihadapi dalam menjalankan suatu usaha. Rumus Standard Deviation adalah: 痀 √痀 ………………………………….. 5 Keterangan: 痀 2 Variance 痀 Standard Deviation c. Coefficient Variation Coefficient variation diukur dari rasio perbandingan Standard Deviation dengan Return yang diharapkan Expected Return. Semakin kecil nilai Coefficient Variation maka akan semakin rendah fluktuasi produksi yang ….……………………. 4 45 dihadapi. Coefficient Variation dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut: �ɣ …..………………………… 6 Keterangan: CV = Coefficient Variation 痀 = Standard Deviation Ri = Expected Return

4.4.2. Analisis Matriks Boston Consulting Group BCG

Matriks BCG secara grafis menggambarkan perbedaan antar divisi dalam hal posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri. Matriks BCG memungkinkan sebuah organisasi multidivisional mengelola portofolio bisnisnya dengan cara mengamati posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri dari setiap divisi relatif terhadap semua divisi lain di dalam organisasi. Posisi pangsa pasar relatif pada penelitian ini diperoleh dari hasil wawan cara dengan pihak perusahaan. Pangsa pasar relatif diletakkan pada sumbu X di BCG Matriks. Titik tengah dari sumbu X bernilai 0,5. Sumbu Y dipakai untuk tingkat pertumbuhan penjualan industri dalam persentase antara -20 sampai +20 persen, dengan 0,0 yang menjadi titik tengah. Angka-angka pada sumbu X dan Y diatas sering digunakan. Matriks BCG ditampilkan pada Gambar 1. Setiap lingkaran menunjukkan divisi yang berbeda. Ukuran lingkaran berkaitan dengan proporsi pendapatan revenue perusahaan yang dihasilkan oleh unit bisnis itu, sedangkan potongan kuenya mengindikasikan proporsi laba profit perusahaan yang dihasilkan divisi tersebut. Divisi yang terletak di kuadran I matriks BCG dinamakan “tanda tanya”, yang terletak di kuadaran II dinamakan “bintang”, yang terletak dikuadran III dinamakan “sapi perah kas” dan divisi yang terletak di kuadran IV dinamakan “anjing” dengan penjelasan sebagai berikut David, 2004 : 1 Tanda Tanya : divisi-divisi di kuadran I memiliki posisi pangsa pasar relatif yang rendah, namun mereka bersaing di indstri dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Pada umumnya, kebutuhan kas perusahaan-perusahaan ini tinggi sementara pendapatan kas mereka rendah. Bisnis ini dinamakan tanda tanya 46 Question Marks karena organisasi harus memutuskan apakah hendak memperkuat bisnis dengan strategi yang intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk. 2 Bintang : bisnis-bisnis di kuadran II bintang atau star menggambarkan peluang pertumbuhan dan profitabilitas jangka panjang terbaik organisasi. Divisi dengan pangsa pasar relatif yang tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi harus memperoleh investasi yang substansial untuk mempertahankan atau memperkuat posisi dominan mereka. Integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, serta pengembangan produk merupakan starategi yang sesuai untuk dipertimbangkan oleh berbagai divisi tersebut. 3 Sapi perah kas : divisi-divisi yang berada di kuadran III memiliki posisi pangsa pasar relatif yang tinggi tetapi bersaing di industri dengan tingkat pertumbuhan rendah. Dinamakan sapi perah kas cash cows karena divisi menghasilkan kas melebihi kebutuhannya dan sering “diperah”. Banyak yang menjadi sapi perah kas saat ini yang sebelumnya merupakan bintang. Divisi- divisi sapi perah harus dikelola untuk mempertahankan posisi kuatnya selama mungkin. Pengembangan produk bisa menjadi strategi yang menarik bagi sapi perah kas. 4 Anjing : divisi-divisi di kuadran IV organisasi memiliki posisi pangsa pasar relatif yang rendah dan bersaing dalam industri yang tumbuh lambat atau sama sekali tidak tumbuh, divisi-divisi inilah yang dinamakan anjing dog dalam portofolio perusahaan. Oleh karena posisi internal dan eksternal mereka yang lemah, bisnis ini sering kali dilikuidasi, didivestasi, atau dipangkas melalui penciutan. Ketika suatu divisi menjadi anjing untuk pertama kalinya, penciutan merupakan strategi terbaik untuk dijalankan karena anjing “melambungkan kembali” setelah pengurangan aset dan biaya yang ketat, agar menjadikannya divisi yang bagus dan menguntungkan. 47 Gambar 5. Matriks BCG Boston Consulting Group Sumber : David 2004 Langkah-langkah yang dilakukan untuk penentuan matriks portofolio BCG dalam penelitian ini sebagai beriktut. 1 Mengidentifikasi kondisi perusahaan terutama pangsa pasar dan rata-rata pertumbuhan industrinya. 2 Pangsa pasar relatif diperoleh berdasarkan wawancara dengan pihak perusahaan untuk setiap strategi bisnis unit perusahaan sumbu X. 3 Menghitung tingkat pertumbuhan penjualan selama lima tahun terakhir setiap tanaman hias sumbu Y. 4 Memplotkan pada kuadran dengan kordinat sumbu X dan sumbu Y. 5 Menentukan strategi yang sesuai. Tabel 8. Matriks Portofolio BCG Boston Consulting Group Divisi Pendapatan Pendapatan Laba Laba Pangsa Pasar Tingkat Pertumbuhan 1 2 3 .. Sumber : David 2004 48

4.5. Analisis Strategi Pengembangan

Analisis strategi pengembangan dilakukan kepada empat tanaman hias unggulan yang diusahakan oleh CV BIF. Dalam menganalisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal digunakan variabel yang sama. Hal tersebut dikarenakan keempat tanaman hias unggulan CV BIF mempunyai karakteristik yang sama. Akan tetapi, dalam penilaian Evaluasi Faktor Internal EFI dan Evaluasi Faktor Eksternal, Boston Cunsulting Group BCG, matriks Internal-Eksternal IE, dan Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM untuk masing-masing tanaman hias berbeda. Hal tersebut dilakukan untuk membedakan masing-masing tanaman hias. Selain itu, walaupun keepat tanaman hias tersebut mempunyai variabel yang sama baik internal maupun eksternal akan tetapi bobot atau nilainya berbeda-beda.

4.5.1. Matriks Internal Factor Evaluation IFE

Matriks IFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam perusahaan, sehingga diketahui faktor-fakor internal perusahaan. Alat analisis pada tahap ini bertujuan untuk mengkuantifikasi subjektivitas selama tahap awal proses formulasi strategi. Bentuk penilaian pembobotan untuk matrik IFE dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal Perusahaan Faktor Strategi Internal A B C D ...... Total A B C D ........ Total Sumber : David, 2004

4.5.2. Matriks External Factor Evaluation EFE

Matriks EFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang berupa peluang dan ancaman perusahaan. Setelah mengetahui faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan, maka dilakukan pembobotan. Pembobotan dilakukan untuk menentukan prioritas dari identifikasi faktor-faktor eksternal dapat dilihat pada tabel 10. 49 Tabel 10. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal Perusahaan Faktor Strategi Eksternal A B C D ...... Total A B C D ........ Total Sumber : David, 2004 Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor- faktor strategis internal dan eksternal yang telah dirumuskan bersama kepada pihak perusahaan. Penentuan bobot dilakukan dengan menggunakan metode Paired Comparison . Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal perusahaan. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2 dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah : 1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiapa variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus faktor : ai = Xi ∑ l l 1 Keterangan : ai = bobot variabel ke – i Xi = nilai variabel ke – i i = 1, 2, 3,…., n n = jumlah variabel Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membentuk matriks IFE dan EFE Rangkut, 2004 adalah : 1 Menentukan beberapa faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta faktor-faktor strategi yang menjadi peluang dan ancaman, kemudian menempatkannya pada kolom pertama 2 Memberikan bobot terhadap faktor-faktor tersebut pada kolom dua dengan skala mulai dari 0,0 tidak penting samapai 1,0 sangat penting. Pembobotan 50 didasarkan atas tingkat kepenting relatif faktor tersebut bagi kesuksesan perusahaan. Total bobot yang diberikan harus sama dengan satu. 3 Memberikan rating 1 sampai 4 pada kolom tiga untuk menunjukkan efektifitas perusahaan dalam merespon faktor-faktor tersebut. Untuk matriks IFE untuk faktor yang bersifat positif yaitu dengan skala 1 = kelemahan yang kecil, 2 = kelemahan yang besar, 3 = kekuatan yang kecil, 4 = kekuatan yang besar. Sedangkan untuk matriks EFE untuk faktor peluang yang bersifat positif yaitu dengan skala 1 = ancaman kecil, 2 = ancaman besar, 3 = peluang kecil, 4 = peluang besar. 4 Mengalikan bobot dengan rating untuk mendapatkan skor pembobotan untuk memperoleh total skor pembobotan. 5 Jumlah skor pembobotan pada kolom empat untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perussahaan yang bersangkutan.Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan lainnya dalam kelompok perusahaan yang sama. Matriks IFE dan EFE diilustrasikan pada tabel 11 dan tabel 12. Tabel 11. Matriks Evaluasi Faktor Internal IFE Faktor-Faktor Strategis Internal Bobot Xi Rating Yi Skor Pembobotan Xi.Yi Kekuatan - - Kelemahan - - Total ∑ Xi = 1,0 ∑Xi.Yi Sumber : David, 2004 51 Tabel 12. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal EFE Faktor-Faktor Strategis Eksternal Bobot Xi Rating Yi Skor Pembobotan Xi.Yi Kekuatan - - Kelemahan - - Total ∑ Xi = 1,0 ∑Xi.Yi Sumber : David, 2004

4.5.3. Matriks Internal Eksternal IE

Matriks Internal Eksternal IE menempatkan berbagai divisi dalam perusahaan kedalam sembilan sel seperti yang diilustrasikan dalam gambar 4. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu X dan total nilai pada matriks EFE yang diberi bobot pada sumbu Y. Pada sumbu X matriks IE, total nilai pada matriks IFE yang diberi bobot 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah ; nilai dari 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang ; dan nilai dari 3,0 samapai 4,0 dianggap kuat. Pada sumbu Y total nilai pada matriks EFE yang diberi bobot 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi eksternal yang rendah ; nilai dari 2,0 sampai 2,99 dianggap sedan ; dan nilai dari 3,0 sampai 4,0 dianggap tinggi. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai dampak strategis berbeda. Pertama, divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat disebut tumbuh dan membangun. Strategi intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk atau integratif integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII disebut sebagai strategi pertahankan dan pelihara. Peneterasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang umum digunakan untuk jenis divisi. Ketiga, divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, atau IX , paling baik dikelola dengan strategi panen atau divestasi. 52 Gambar 6. Matriks Internal Eksternal IE Sumber : David 2004

4.5.4. Analisis Quntitative Strategic Planning Matiks QSPM

Penyusunan strategi terakhir adalah dengan menentukan prioritas strategi yang akan dilaksanakan pertama kali oleh perusahaan. Matriks ini menggunakan input dari analisis tahap 1 matriks EFE dan IFE dan hasil mencocokan tahap II matriks IE dan Matriks SWOT untuk memutuskan sasaran diantara strategi rekomendasi, artinya tahap II menyediakan informasi yang diperlukan dalam menentukan QSPM. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Matriks Perencanaan Strategik kuantitatif QSPM Faktor - Faktor Kunci Bobot Aternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi ...... AS TAS AS TAS AS TAS Eksternal : Peluang Ancaman Internal Kekuatan Kelemaha Jumlah Total Nilai Sumber : David 2004 Adapun langkah-langkah dalam penyusunan strategi terpilih melalui matriks QSPM adalah sebagai berikut : 53 1 Membuat dafatar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Input datanya diperoleh dari matriks IFE dan EFE yang telah dibuat terlebih dahulu 2 Memberi bobot pada masing-masing faktor sukses kritis internal dan eksternal. Bobot ini identik dengan yang ada pada IFE dan EFE. 3 Mengidentifidasi strategi alternatif yang diperoleh dari analisis IE dan BCG yang layak untuk diimplementasikan 4 Menetapakan nilai daya tarik AS untuk masing-masing strategi alternatif yang terpilih. Nilai 1 = tidak menarik, 2 = cukup menarik, 3 = menarik, dan 4 = sangat tidak mernarik. 5 Menghitung total nilai daya tarik TAS, hasil perkalian bobot dengan nilai daya tari AS dalam setiap baris. TAS menunjukkan daya tari relatif dari setiap strategi rekomendasi dengan mempertimbangkan faktor sukses kritis eksternal atau internal dibaris tersebut. Semakin tinggi total nilai daya tarik TAS, maka semakin menarik alternatif strategi tersebut. 6 Menghitung TAS dengan cara menjumlahkan semua TAS pada masing- masing kolom Matriks QSPM. Nilai TAS yang tertinggi menunjukkan bahwa strategi tersebut yang terbaik untuk dilaksanakan pertama kali. 54 V GAMBARAN UMUM CV BUNGA INDAH FARM

5.1. Profil Perusahaan

CV Bunga Indah Farm merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tanaman hias tropis. Perusahaan ini biasa disebut CV BIF. Kegiatan utama dari perusahaan adalah merubah tanaman dengan fungsi sebagai tanaman hias sehingga dapat diekspor dengan jenis dan varietas diantaranya adalah : Tabel 14. Jenis dan Varietas Komoditas yang Diusahakan oleh CV BIF Jenis Varietas Dracaena Dracaena sandariana suji Dracaena angustifiola suji belut Dracaena fragrans hangjuang Dracaena godseffiana bambu jepang Dracaena compacta kompakta Dracaena reflexa song of india Polycias kedondong cina Sansivieria lidah mertua Alocasia alokasia Sumber : CV Bunga Indah Farm 2010 CV. BIF mempunyai legalitas usaha dengan akte pendirian perusahaan No. 04, tanggal 14 juni 2000, NPWP No. 01.912.638.2-405.000. TDP No.102135200815. SITU No. 538SITU.1407-EKON2006. SIUP menengah No. 001.28310-22PM12007. Alamat dari CV BIF adalah Jalan Baru Jalur Sukaraja No. 53 RT 01 RW 02 Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Direktur perusahaan adalah Bapak Wahyudin, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 35 orang meliputi staf sebanyak tujuh orang, tenaga kerja dibagian produksi 25 orang dan satpam sebanyak tiga orang. CV BIF mempunyai struktur organisasi yang terpusat dari bawah ke atas. CV BIF mempunyai tujuh orang staf. CV BIF dipimpin oleh seorang direktur yang membawahi langsung seorang manajer, dan manajer tersebut membawahi tiga staf divisi di dalam perusahaan yaitu Humas, Operasi dan Adminstrasi. Divisi operasi membawahi tiga bagian yaitu operator sortir, operator proses, dua operator packing . Bapak Wahyudin merupakan direktur dari CV BIF yang mempunyai jiwa wirausaha yang tinggi, beliau mendirikan perusahaan ini berdasarkan 55 pengamatan pribadi akan peluang bisnis ketika beliau bekerja di kota Incheon, Korea. Bapak Wahyudin mempunyai wewenang yang tertinggi dalam memutuskan kebijakan-kebijakan apa yang akan diambil yang berhubungan dengan buyer. Berikut adalah struktur organisasi dari CV BIF Gambar 3 : Gambar 7. Struktur Organisasi CV Bunga Indah Farm Sumber : CV Bunga Indah Farm 2011 1 Manajemen Umum Aktivitas manajemen dipegang oleh manajemen umum yaitu Bapak Erick, Bapak Erick bertanggung jawab terhadap semua aktivitas perusahaan terhadap direktur yaitu Bapak Wahyudin. Dalam pelaksanaannya, Bapak Erick telah melaksanakan tugasnya dengan terstruktur dimana fungsi manajemen telah beliau terapkan. Hal tersebut didukung pula oleh basic pendidikan yang merupakan Sarjana Ekonomi. 2 Administrasi CV BIF mempunyai staf khusus yang menjalankan administrasi perusahaan. Staf administrasi bertugas melakukan pencatatan mengenai segala transaksi yang terjadi di perusahaan. Akan tetapi, pencatatan tersebut dilakukan secara manual dan input data kepada komputer dilakukan oleh manajer setelah dilakukan audit. 56 3 Keuangan CV BIF tidak mempunyai bagian khusus yang menjalankan keuangan. Pendapatan perusahaan yang berasal dari buyer langsung masuk ke kas direktur. Kebutuhan keuangan untuk proses operasi dan produksi atau diluar hal tersebut ditangani oleh istri dari direktur yaitu Ibu Sarinah Ririn. Jadi, aktivitas keuangan dipegang oleh staf di luar perusahaan.

5.2. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan