87
perusahaan, sedangkan ancaman merupakan situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
7.2.1.1 Identifikasi peluang
1 Permintaan produk yang tinggi ekspor tanaman hias tropis Permintaan tanaman hias dipasar dunia cendrung terus meningkat dari
tahun ke tahun, demikian juga permintaan akan produk tanaman hias tropis cendrung terus meningkat. Akan tetapi, produsen tanaman hias tropis jumlahnya
masih relatif terbatas. Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki keunggulan sumberdaya alam yang cukup dipandang untuk penetrasi pasar internasional
tanaman tropis. Hal tersebut memberikan peluang bagi CV BIF sebagai perusahaan yang bergerak di bisnis tanaman hias tropis yang berorentasi ekspor
untuk dapat mencukupi permintaan yang tinggi. Permintaan yang tinggi tersebut tidak hanya untuk varietas tanaman hias tropis yang diusahakan oleh CV BIF,
akan tetapi menyangkut varietas-varietas lain. Oleh karena itu, perusahaan akan didorong untuk dapat menyesuaikan diri dan menambah varietas yang diusahakan
sesuai dengan permintaan pasar. 2 Kebijakan pemerintah pusat maupun daerah terhadap tanaman hias
Adanya kebijakan pemerintah tentang Pembukaan gerbang ekspor tanaman hias tropis oleh Ditjen Hortikultura Deptan, putusan Mentri Pertanian
nomor. 511kptsPD.3102006 tentang komoditi tanaman binaan Direktorat Jendral Hortikultura, dan koordinasi kebijakan Pemda dalam pelaksanaannya
menjadikan perusahaan semakin mudah dalam pelaksanaan ekspor. Adanya dukungan pemerintah dalam pelaksanaan pengembangan varietas tanaman hias
baru merupakan dukungan dalam bentuk dana maupun alternatif cara yang dapat meningkatkan skala produksi perusahaan. Program gerbang ekspor tamanan hias
merupakan bagian dari upaya peningkatan produksi hortikultura hususnya pada komoditas tanaman hias. Program gerbang ekspor tanaman hias merupakan
bagian dari upaya peningkatan produksi hortikultura, khususnya pada tanaman hias. Program tersebut mencanangkan gerakan pengembangan serta produksi
tanaman hias pada wilayah-wilayah gerbang ekspor di tanah air. Kegiatan ini bertujuan untuk lebih mendekatkan sentra produksi tanaman hias ke daerah tujuan
88
ekspor dari komoditas yang bersangkutan agar dapat dilaksanakan secara lebih efisien sehingga dapat bersaing dengan negara tujuan ekspor.
3 Preferensi konsumen terhadap tanaman hias Perbedaan iklim yang terjadi antara Indonesia dan negara tujuan ekspor
Korea. Korea merupakan negara subtropis yang mempunyai empat musim. Berganti-gantinya musim dan pendeknya musim yang terjadi menyebabkan
negara tersebut harus berganti-ganti tanaman hias yang ada dengan yang baru, dengan adanya hal tersebut menjadi sebuah peluang bagi Indonesia untuk dapat
mengirim tanaman hias yang dibutuhkan oleh Korea. Adanya kepercayaan akan konsep fengshui terhadap Dracaena sandariana, Dracaena compacta, Dracaena
fragrans , dan Polycias sebagai tanaman pembawa keberuntungan bagi yang
memilikinya. Kepercayaan tersebut sebagian besar untuk masyarakat China, Korea, dan negara lain etnis Tionghoa. Hal tersebut dapat dijadikan peluang
bagi perusahaan untuk dapat menyediakan kebutuhan akan tanaman hias tersebut. 4 Jumlah pemasok produk banyak, harga bahan baku relatif stabil
Jumlah pemasok bahan baku Dracaena sandariana, Dracaena compacta, Dracaena fragrans
, dan Polycias sehingga harga bahan baku rendah dan stabil, hal ini karena pemasok tidak mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah
produk yang dihasilkan menjadi produk yang sama yang dihasilkan perusahaan. Selain itu pemasok tidak mempunyai kemampuan untuk menaikan harga,
menurunkan ataupun menaikkan kualitas dan kuantitas dari produk yang mereka pasok. Hal tersebut telah ditentukan oleh perusahaan yang ada dalam industri.
Harga bahan baku pembantu rendah karena jumlah pemasok yang banyak sehingga perusahaan dapat dengan mudah beralih pemasok kepada pemasok yang
dapat menawarkan bahan banku yang lebih murah dengan kualitas yang lebih.
7.2.1.2 Identifikasi Ancaman