Visi dan Misi Perusahaan Matriks Bonston Consulting Group BCG

58

5.3. Visi dan Misi Perusahaan

Visi CV BIF terbagi ke dalam visi jangka pendek dan jangka panjang. Visi jangka pendek dari CV BIF yaitu menuju perusahaan komoditas ekspor yang terbaik, terutama komoditas tanaman hias. Visi jangka panjang dari CV BIF yaitu menuju perusahaan agribisnis yang terbesar di Indonesia. Misi CV BIF terbagi ke dalam tiga tahap. Tahap pertama yaitu meningkatkan kualitas dan profesionalisme serta pengembangan dinamika, etika, dan etos kerja sumber daya manusia yang unggul dalam menghadapi era persaingan global. Tahap kedua yaitu menciptakan keunggulan varian tanaman yang inovatif dan unggul. Tahap ketiga yaitu mengembangkan peluang bisnis dan membuka peluang kerja baru 59 VI ANALISIS PORTOFOLIO INVESTASI

6.1. Analisis Fluktuasi Produksi

6.1.1. Identifikasi Sumber-Sumber Fluktuasi Produksi

Fluktuasi produksi yang terjadi pada CV BIF disebabkan oleh tanaman hias reject. Tanaman hias rejeck disebabkan oleh kondisi cuaca, hama dan penyakit, dan tingkat pertumbuhan. Fluktuasi produksi menyebabkan persentase keberhasilan produksi tanaman hias menjadi rendah sehingga pendapatan perusahaan akan semakin kecil. Fluktuasi produksi dalam pengusahaan tanaman hias yang dibahas dalam penelitian ini difokuskan pada empat komoditas yang diusahakan oleh CV BIF yaitu Dracaena sandariana, Dracaena fragrans, Dracaena compacta , dan Polycias. Pengusahaan bunga pada CV BIF tidak terlepas dari fluktuasi produksi. Dalam hal ini terdapat faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya fluktuasi produksi pada usaha tanaman hias diantaranya adalah : 1 Hama dan Penyakit Penyakit yang menyerah pada tanaman hias tropis CV BIF pada umumnya adalah busuk lunakbakterial stem rot Erwinia caratovora, busuk akar, busuk daun, dan jamur. Penyakit yang menyerang umumnya merupakan gangguan yang diakibatkan oleh adanya patogen atau jasad renik yang tidak terlihat oleh mata biasa. Gejala serangan dari setiap penyakit yang menyerang tanaman hias tropis di CV BIF sebagai berikut : a. Busuk lunakbakterial stem rot Erwinia caratovora Daun yang terserang tampak berwarna kecokelat-cokelatan dan terasa lunak bila dipegang, berlendir, serta berbau tidak enak, dan lama kelamaan akan berubah seperti bubur. Penyakit ini muncul apabila kondisi tanaman dan tanah lembab akibat hujan terus-menerus, terendam air dan kurang cahaya. Penyakit ini biasanya timbul pada tanaman Dracaena sandariana dan Polycias saat dilakukan penyemaian dan dilakukan perangkaian. Penyakit busuk lunak atau bakterial stem rot Erwinia caratovora biasanya jarang terjadi pada tanaman hias yang diusahakan oleh CV BIF. 60 b. Busuk akar Akar yang terserang tampak berwarna kecoklat-coklatan hingga kehitaman dan terasa lunak bila dipegang, berlendir, serta berbau tidak enak, dan lama kelamaan akan berubah seperti bubur yang disebabkan serangan bakteri atau jamur. Tingkat serangan dari penyakit ini biasanya sekitar dua persen sampai tiga persen dari seluruh jenis tanaman. c. Busuk daun Gejala serangan penyakit busuk daun adalah warna daun berwarna kuning dan lama kelamaan berubah menjadi coklat tua kemudian membusuk. Bila menyerang daun muda, maka akan menyerang ujung batang muda dan akan membusuk. d. Jamur Jamur biasanya menyerang batang tanaman hias, terutama batang tua. Batang yang terserang jamur berwarna belang puting kebiruan. Kondisi terlalu lembab akan menyuburkan tumbuhnya jamur. Jamur ini biasanya menyerang seluruh jenis bunga yang ditanam oleh CV BIF termasuk juga Dracaena fragrans, Dracaena compacta , dan Polycias. Sedangkan hama yang menyerang tanaman hias tropis di CV BIF adalah rayap, keong, dan ulat daun. Gejala yang ditimbulkan oleh serangan hama sebagai berikut : a. Rayap Hama rayap ini sering menyerang batang, terutama yang bagian kayu terbuka tidak terbungkus kulit batang. Kulit batang membusuk, batang kayu mengering dan kayu semakin habis dimakan rayap. Hama rayap ini biasanya menyerang polycias. Bunga Polycias yang diserang kebanyakan tanaman yang ditanam di kebun CV BIF yang akan digunkan sebagai bahan baku. b. Keong Hama ini biasanya menyerang seluruh bagian tanaman hias, antara lain akar, batang, dan daun terutama bila malam hari. Bila musim hujan, intensitas serangan meningkat. Hama keong biasanya menyerang seluruh jenis tanaman yang ditaman oleh CV BIF termasuk Drasaena compacta, Dracaena sandariana, Dracaena fragrans, dan Polycias. 61 c. Ulat daun Ulat daun memakan daun, terutama daun muda, serangan utama pada malam hari. Hama ulat biasanya menyerang seluruh jenis tanaman hias yang ditaman oleh CV BIF termasuk Drasaena sandariana, Drasaena compacta, dan Polycias. Tingkat serangan dari hama ini bisanya sekitar lima persen sampai 10 persen dari total jenis tanaman hias yang ditanam oleh CV BIF. 2 Tingkat Pertumbuhan Tingkat pertumbuhan dapat mengidentifikasikan tingkat kegagalan penyetekkan sampai panen. Terdapat perbedaan tingkat pertumbuhan untuk setiap komoditas tanaman hias yang diusahakan oleh CV BIF. Asal bahan baku dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan saat dilakukan penyetekan. Bahan baku dari supplier biasanya mempunyai tingkat keberhasilan pertumbuhan 40 persen sampai 65 persen, sedangkan bahan baku dari kebun CV BIF sendiri mempunyai tingkat keberhasilan pertumbuhan 70 persen sampai 98 persen. Tingkat keberhasilan pertumbuhan penyetekkan Polycias dan Dracaena compacta yang bahan bakunya berasal dari supplier sekitar 40 persen sampai 60 persen, sedangkan bahan baku dari kebun CV BIF sekitar 85 persen sampai 98 persen. Berbeda dengan Dracaena sandariana dan Dracaena fragrans yang seluruh bahan baku berasal dari supplier. Tingkat keberhasilan dari kedua yaitu Dracaena sandariana dan Dracaena fragrans sekitar 70 persen sampai 80 persen. Adanya perbedaan tingkat keberhasilan pertumbuhan diakibatkan perbedaan karakteristik masing-masing komoditas baik dalam hal adaptasi stagnasi saat dilakukan penyetekan, daya tahan terhadap hama dan penyakit, dan asal bahan baku. 3 Kondisi Cuaca Perubahan cuaca yang drastis akhir-akhir ini sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman hias tropis yang diusahakan oleh CV BIF. Kondisi paling sering terjadi adalah apabila terjadi hujan maka pasokan bahan baku perusahaan akan berkurang, dan kondisi bahan baku banyak rusak sehingga dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman hias. Selain itu, hujan dapat menimbulkan hama dan penyakit tanaman yang menyerang tanaman hias tropis yang diusahakan oleh CV BIF. 62 Selain hujan, kondisi sinar matahari yang terlalu berlebihan juga sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman hias. Hal ini dikarenakan tidak semua tanaman yang di stek dapat di letakkan dalam greend house. Mengingat luas greend house hanya 0,7 ha yang dibagi untuk seluruh jenis tanaman bergantung pada jumlah pemesanan konsumen dari Korea. 4 Tenaga Kerja CVBIF mempunyai tenaga kerja yang cukup banyak, akan tetapi yang mempunyai ketrampilan khusus florikultur belum ada. Sehinga dalam pelaksanaan produksi dan perangkaian sering menghadapi kendala. Kendala yang dihadapi berupa kurangnya kemampuan tenaga kerja dalam merangkai tanaman hias Dracaena sandariana, Dracaena fragrans, Dracaena compacta, dan Polycias . serta tenaga kerja belum mampu mengatasi adanya serangan hama dan penyakit yang menyerang.

6.1.1. Analisis Fluktuasi Produksi

Penentuan fluktuasi produksi pada penelitian ini didasarkan pada penilaian variance, standard deviation, dan coefficien variation yang diperoleh dari hasil peluang terjadinya suatu kejadian. Peluang terjadinya suatu kejadian dapat dilihat dari kondisi tertinggi, normal, dan terendah dari rata-rata produksi yang dihasilkan oleh masing-masing komoditas. Produksi tertinggi, normal, dan terendah di tentukan sendiri oleh peneliti berdasarkan persetujuan pihak perusahaan. Dasar penentuan produksi tertinggi ditentukan berdasarkan jumlah produksi paling tinggi. Produksi terendah ditentukan berdasarkan jumlah produksi yang paling rendah. Sedangkan produksi normal ditentukan berdasarkan rata-rata produksi selama enam tahun 2005-2010. Jarak range produksi tertinggi ditentukan dengan mencari produksi tertinggi dikurangi produksi normal dibagi dua ditambah produksi tertinggi. Begitu pula dalam menentukan range produksi normal, dengan cara mencari produksi normal dikurangi produksi terendah dibagi dua ditambah produksi normal. Sedangkan range produksi terendah ditentukan besdasarkan produksi terendah sampai range terendah dari produksi normal. produksi, peluang, dan pendapatan CV BIF dalam Memeroleh Produksi tertinggi, normal, dan terendah pada tanaman hias Dracaena sandariana, Dracaena fragrans, Dracaena compacta , dan Polycias dapat dilihat pada Tabel 15. 63 Tabel 15. Produksi, Peluang, dan Pendapatan CV BIF dalam Memeroleh Produksi Tertinggi, Normal, dan Terendah pada Tanaman Hias Dracaena sandariana, Dracaena fragrans, Dracaena compacta , dan Polycias. Tanaman Hias Kondisi ProduksiThn potpcs Peluang Pendapatan Rp D fragrans Tertinggi 12,675,975 0.33 292,498,123,125 Normal 6,759,344 0.33 155,971,862,800 Terendah 2,496,963 0.33 57,617,421,225 Polycias Tertinggi 5,291,768 0.33 239,717,108,520 Normal 3,822,731 0.33 173,169,699,200 Terendah 2,529,675 0.33 114,594,277,500 D sandariana Tertinggi 1,134,841 0.17 21,418,990,544 Normal 806,954 0.50 15,230,449,922 Terendah 489,679 0.33 9,242,193,141 D compacta Tertinggi 163,141 0.17 12,960,120,000 Normal 146,526 0.50 8,791,569,000 Terendah 91,140 0.33 5,468,400,000 Tabel 15 memperlihatkan peluang yang diperoleh pada empat kondisi yang terjadi pada komoditas Dracaeana compacta, Dracaean fragrans, Dracaena sandariana dan polycias. Peluang tertinggi, normal dan terendah diukur dari proporsi frekuensi atau beberapa kali perusahaan pernah mencapai produksi tertinggi, normal atau terendah selama kegiatan budidaya berlangsung. Tabel 15 juga menunjukkan kondisi produksi dan pendapatan masing-masing komoditas pada kondisi tertinggi, normal dan terendah. Adanya produksi dan pendapatan yang berfluktuasi mengindikasikan peluang perusahaan memperoleh produksi dan pendapatan tertinggi, normal dan terendah dapat diamati dengan mempertimbangkan periode waktu selama proses produksi berlangsung. Produksi antara keempat komoditas tersebut memiliki range yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Tabel 15 memperlihatkan bahwa Dracaena fragrans memiliki produksi tertinggi dibandingkan dengan ketiga komoditas yang lain yaitu berkisar dari 2.496.963 pot sampai 12.675.975 pot. Demikian juga halnya dengan range pendapatan antara keempat komoditas, Dracaena fragrans memiliki range pendapatan yang paling tinggi berkisar antara Rp. 292.498.123.125 sampai Rp. 57.617.421.225. 64 Setelah dilakukan pengukuran peluang dan kejadian yang akan terjadi maka dilakukan penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dengan menggunakan expected return. Expected return yang dihitung berdasarkan jumlah dari nilai yang diharapkan terjadinya peluang masing-masing kejadian tertinggi, normal, dan terendah dari Polycias, Dracaena fragrans, Dracaena sandariana , dan Dracaena compacta. Expected return merupakan nilai harapan yang dihasilkan setelah memperhitungkan risiko yang ada. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Penilaian Expected Return Polycias, Dracaena fragrans, Dracaena sandariana, dan Dracaena compacta Tanaman Hias Expected Return D fragrans 168,695,802,383 Polycias 175,827,028,407 D sandariana 14,265,787,765 D compacta 8,378,604,500 Tabel 16 diketahui bahwa expected return Dracaena fragrans merupakan yang paling tinggi dibandingkan ketiga komoditas yang lain. Hal ini disebabkan permintaan pasar Dracaena fragrans cenderung lebih tinggi dibandingkan Dracaena sandariana, Dracaena compacta, dan Polycias. Hal tersebut menjadi dasar bagi pihak perusahaan yang lebih berkonsentrasi pada produksi Dracaena fragrans . Penilaian fluktuasi produksi dilihat berdasarkan persentasi keberhasilan produksi dan pendapatan bersih yang diperoleh dari bunga Polycias, Dracaena fragrans, Dracaena sandariana , dan Dracaena compacta. Penilaian fluktuasi produksi dapat dihitung menggunakan Variance, Standard Deviation, dan Coefficient Variation . Penilaian fluktuasi produksi berdasarkan persentase keberhasilan produksi yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel 17. 65 Tabel 17. Penilaian Fluktuasi Produksi pada Polycias, Dracaena fragrans, Dracaena sandariana, dan Dracaena compacta Tanaman Hias Variance Standard Deviation Coefficien Variation D fragrans 16,770,687,591,936,100,000 129,501,689,533 0.76766 Polycias 14,901,316,336,882,200,000 122,070,947,964 0.69427 D sandariana 94,749,108,880,673,300,000 9,733,915,393 0.68233 D compacta 33,531,953,806,886,800,000 5,790,678,182 0.69113 Berdasarkan Tabel 17 diperoleh bahwa Dracaena fragrans mempunyai nilai variance yang paling tinggi dibandingkan dengan Polycias, Dracaena sandariana, dan Dracaena compacta yaitu sebesar 16,770,687,591,936,100,000. Demikian halnya dengan nilai standard deviation Dracaena fragrans mempunyai nilai tertinggi diantara ketiga komoditas tersebut. Coefficien variation diukur dari rasio standard deviation dengan expected return. Nilai coefficien variation menunjukkan bahwa di antara keempat komoditas ternyata Dracaena sandariana mempunyai nilai yang paling rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap satu rupiah yang dihasilkan ternyata usaha Polycias, Dracaena fragrans, dan Dracaena compacta menghadapi fluktuasi produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Dracaena sandariana. Semakin besar nilai koefisien variasi maka semakin tinggi tingkat risiko yang dihadapi. Berdasarkan informasi di atas dapat diketahui bahwa Dracaena fragrans memiliki fluktuasi produksi paling tinggi dibandingkan dengan Polycias, Dracaena sandariana, dan Dracaena compacta . Hal ini disebabkan karena lebih lebih tingginya alokasi dana untuk biaya cost yang dikeluarkan untuk produksi bunga Dracaena fragrans sedangkan produksinya tidak maksimal karena tingkat mortalitas yang relatif lebih tinggi dibandingkan Polycias, Dracaena compacta, dan Dracaena sandariana. Berbeda halnya dengan bunga Dracaena compacta yang memiliki fluktuasi produksi yang paling rendah diantara keempat komoditas tersebut.

6.2. Matriks Bonston Consulting Group BCG

Pada matriks ini didasarkan pada pemikiran dasar bahwa suatu perusahaan harus memiliki portofolio bisnis yang seimbang. Matris BCG ditentukan oleh dua 66 faktor yaitu Persentase Pertumbuhan Industri dan Posisi Pertumbuhan Pangsa Pasar Relatif. Tabel 18 menunjukkan perbandingan persentase pertumbuhan industri dan posisi pangsa pasar relatif pada setiap divisi yang ada di CV BIF. Tabel 18. Perbandingan Persentasi Pertumbungan Industri dan Posisi Pangsa Pasar Relatif Tanaman Hias Penerimaan Laba Pangsa Pasar Angka Pertumbuhan D fragrans 57.617.421.225 25 37.247.197.071 40 75 11 D sandariana 9.244.151.856 4 5.231.040.185 6 65 7 D compacta 12.960.108.000 6 7.740.986.108 8 10 16 Polycias 150.030.407.256 65 41.929.690.109 46 60 10 Jumlah 229.852.088.337 100 92.148.913.473 100 Tabel 18 menjelaskan CV BIF merupakan perusahaan yang terdiri atas empat divisi utama yaitu Polycias, Dracaena compacta, Dracaena fragrans, dan Dracaena sandariana . Penghasilan tahunan berkisar Rp 9.244.151.856 sampai Rp 150.030.407.256. Divisi Polycias mempunyai penghasilan terbesar yaitu Rp 150.030.407.256, sehingga lingkaran yang mewakili divisi itu adalah yang terbesar dalam matriks IE. Lingkaran pada divisi Dracaena sandariana adalah yang terkecil sebab penghasilan Rp 9.244.151.856. Potongan kue dalam lingkaran menunjukkan persentase laba perusahaan yang dihasilkan oleh setiap divisi. Pada divisi Polycias menghasilkan persentase tertinggi yaitu 64 persen. 67 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 +20 +15 +10 +5 -5 -10 -15 -20 POSISI PANGSA PASAR RELATIF PPPR Dracaena compacta 8 Dracaena sandariana 6 Dracaena fragrans 40 Polycias 46 Gambar 9. Matriks Boston Consulting Group BCG Gambar 8 Divisi Polycias dan Dracaena fragrans dianggap sebagai Bintang, divisi Dracaena compacta sebagai Tanda Tanya, dan divisi Drasaena sandariana sebagai Sapi Perah Kas dalam matriks BCG. Penjelasan matriks BCG untuk divisi Dracaena sandariana, Dracaena fragran, Dracaena compacta, dan Polycias sebagai berikut : 1 Divisi Dracaena fragrans dan Polycias sebagai Bintang. Bintang menggambarkan peluang pertumbuhan dan profitabilitas jangka panjang terbaik organisasi. Divisi Dracaena fragrans dan Polycias dengan pangsa pasar relatif yang tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi harus memperoleh investasi yang substansial untuk mempertahankan atau memperkuat posisi dominan mereka. Adapun strategi yang dapat diterapkan oleh divisi tersebut adalah strategi integratif integrasi kebelakang, integrasi kedepan, dan integrasi horizontal atau strategi intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar, serta pengembangan produk baru merupakan strategi yang sesuai untuk di pertimbangkan. 68 2 Divisi Draceaen sandariana dianggap sebagai Sapi Perah Kas karena divisi yang berada pada kuadran III memiliki posisi pangsa pasar relatif tinggi tetapi bersaing di industri dengan tingkat pertumbuhan yang rendah. Divisi Sapi Perah Kas harus dikelola untuk mempertahanakan posisi kuatnya selama mungkin. Pengembangan produk bisa menjadi strategi yang bagi divisi Sapi Perah Kas. Namun, ketika divisi Sapi Perah Kas melemah strategi penciutan atau divestasi bisa jadi lebih sesuai. 3 Divisi Dracaena compacta dianggap sebagai Tanda Tanya karena memiliki posisi pangsa pasar relatif yang rendah, namun mereka bersaing di industri dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Dracaena compacta dinamakan Tanda Tanya karena organisasi harus memutuskan apakah hendak memperkuat bisnis dengan strategi yang intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk. 69 VII ANALISIS SRATEGI PENGEMBANGAN

7.1. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal