Teknik Pembenihan Kegiatan Pembenihan Ikan Lele

Jumlah telur fekunditas yang dihasilkan oleh ikan lele adalah 25.000 butir telur, dengan daya tetas telur Hatching RateHR 90 persen, sehingga menghasilkan telur yang dapat menetas sebanyak 22.500 butir, dan tingkat kematian Survival RateSR 88 persen, sehingga menghasilkan larva sebanyak 19.800 ekor larva. Walaupun jumlah larva yang dihasilkannya sedikit, ikan lele mempunyai frekuensi pemijahan yang relatif cepat. Hal ini terlihat dari rentang waktu antara pemijahan satu ke pemijahan berikutnya yaitu selama 3 bulan. Masa produktif ikan lele adalah 2 tahun, jika induk sudah berumur diatas 2 tahun maka induk harus segera diganti dengan induk baru. Hal ini dikarenakan induk yang sudah tidak produktif lagi tetap dipijahkan, maka kualitas benih yang dihasilkan akan menurun. Induk yang sudah tidak produktif lagi disebut dengan induk afkir, yang kemudian dapat dijual kembali untuk dikonsumsi. Dalam waktu 1 tahun ikan lele dapat memijah sebanyak 4 kali, jadi pemijahan terjadi 8 kali dalam masa produktif ikan lele. Pembudidaya ikan lele memberikan pakan bagi induk ikan lele agar induk dapat menghasilkan benih yang baik dan berkualitas. Jenis pakan yang diberikan pada induk ikan lele adalah pelet dengan merek hiprovit yang merupakan pelet kasar. Adapula pakan tambahan yang diberikan pada induk selain pelet yaitu berupa keong. Pemberian pakan ini dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pagi, sore, dan malam hari. Jumlah pakan yang diberikan dalam sehari rata-rata sebanyak 4 gram per ekor, sehingga dalam satu hari dapat menghabiskan pakan sebanyak 600 gram.

2. Teknik Pembenihan

Secara umum pembenihan adalah kegiatan budidaya ikan lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pemijahan pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pada usaha pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah memelihara dan memijahkan induk ikan untuk menghasilkan larva. Dalam kegiatan pembenihan ini biasanya menghasilkan benih yang ukurannya berbeda atau tidak sama. Awal menebar induk sampai dengan menghasilkan benih membutuhkan waktu 2 sampai dengan 3 minggu. Larva yang dihasilkan memiliki panjang 0,9 – 1,3 cm, dengan berat 0,01 gram – 0,02 gram. Adapun proses pembenihan ikan lele pada kelompok tani LPPMPU yang dilakukan adalah sebagai berikut : a Persiapan Kolam Pembenihan Kolam yang digunakan untuk kegiatan pembenihan ikan lele pada kelompok tani LPPMPU merupakan kolam yang tebuat dari semen kolam semen dan kolam terpal yang terbuat dari terpal plastik. Dengan luas kolam yang digunakan pada kelompok tani LPPMPU rata-rata adalah 78 m 2 . Persiapan kolam yang dilakukan oleh kelompok tani LPPMPU, yang melakukan pembenihan ikan lele hanya dengan melakukan perbaikan dan pembersihan kolam. Perbaikan kolam dilakukan dengan menambal kembali kolam yang bocor, sedangkan pembersihan kolam dengan cara kolam disikat hingga bersih dari lumut kolam semen, sedangkan untuk kolam terpal cukup dibersihkan dengan cara menggunakan busa spon, dengan tujuan untuk membasmi kuman penyakit yang menempel pada dinding maupun dasar kolam. Setelah itu, kolam dibiarkan atau dijemur selama 1-2 hari. Kolam yang telah dikeringkan selama 1-2 hari, kemudian dilakukan pemupukan. Pemupukan pada kolam pembenihan tidak menggunakan pupuk anorganik, tetapi menggunakan pupuk organik berupa kotoran ayam dan dicampur dengan kotoran kambing. Dosis yang diberikan dalam setiap kolam adalah 500 gram m 2 . Pemupukan dilakukan dengan cara disebar sampai merata di sekitar dalam kolam. Pemupukan ini bertujuan menumbuhkan pakan alami bagi ikan lele, dan dapat merangsang pertumbuhan fitoplankton dalam kolam yang akan dipergunakan untuk kegiatan pemijahan. Setelah kolam telah selesai dipersiapkan, kegiatan berikutnya adalah kolam diisi dengan air jernih. Ketinggian air kolam untuk kegiatan pemijahan adalah 30-35 cm, dan dibiarkan selama 1-2 hari agar pakan alami dapat tumbuh serta untuk menetralkan pH air. Setelah dibiarkan selama 1-2 hari, maka induk ikan lele siap untuk ditebar dalam kolam yang telah dipersiapkan. Alur proses persiapan kolam pada pembenihan ikan lele dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 . Alur Proses Persiapan Kolam Pembenihan Ikan Lele Pada Kelompok Tani LPPMPU b Penebaran Induk Sebelum induk ikan lele dipijahkan, induk jantan dan betina dipelihara pada kolam yang terpisah. Hal ini untuk memudahkan dalam pengelolaan dan pengontrolan. Di samping itu bisa menghindarkan induk melakukan pemijahan secara diam-diam. Agar kematangan induk memadai, setiap hari induk diberi pakan bergizi, yaitu pakan buatan maupun pakan alami seperti pelet dan keong. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari. Pada kelompok tani LPPMPU, dalam melakukan pemijahan dilakukan dengan cara buatan. Ikan yang dipijahkan secara buatan adalah dengan cara kawin suntik. Hal ini bertujuan untuk merangsang ikan agar bisa memijah sesuai dengan rencana. Induk disuntik dengan zat perangsang berupa kelenjar hipofisa atau Human Chlorionic Gonadotropin HCG. Kelenjar hipofisa dapat diambil dari ikan lele dumbo atau ikan mas yang telah matang kelamin atau yang telah berumur minimal 12 bulan. HCG yang dikenal oleh para pembudidaya ikan adalah ovaprim. Sebelum ikan ditebar pada kolam pemijahan yang telah disiapkan, induk ikan jantan dan betina terlebih dahulu disuntik menggunakan ovaprim dengan dosis 1 cc per kilogram bobot induk yang akan dipijahkan. Setelah itu ikan siap ditebar pada kolam pemijahan. Pada pemijahan secara alami, tidak ada perlakukan khusus pada induk. Hanya ada pemilihan induk yang sudah matang kelamin atau matang gonad maka ikan siap untuk ditebar pada kolam pemijahan. Perbandingan induk jantan dan induk betina adalah 1 : 1, yang artinya untuk penebaran 1 ekor jantan ditebar 1 ekor betina. Bobot induk betina yang siap dipijahakan adalah 1 kilogram, sedangkan untuk induk jantan memiliki bobot 1,25 kilogram. Pembersihan dan Pengeringan kolam Pemupukan kolam Pengisian air kolam c Pemijahan Petani yang melakukan pemijahan dengan cara buatan yaitu menggunakan ovaprim yang telah disuntikkan kepada induk betina dan induk jantan siap untuk ditebar pada kolam pemijahan yang telah dipersiapkan. Sementara itu, petani yang melakukan pemijahan dengan cara buatan tanpa menggunakan ovaprim induk ikan lele yang telah matang kelamin dapat langsung ditebar pada kolam pemijahan. Pada saat penebaran induk ikan lele yang akan dipijahkan, pada tiap kolam pemijahan diberi kakaban atau sarang untuk penempatan telur yang akan dikeluarkan oleh induk betina yang kemudian dibuahi oleh induk jantan. Dalam satu kolam kakaban yang digunakan adalah 3 sampai 4 kakaban yang diletakkan pada sudut-sudut kolam. Induk yang siap dipijahkan ditebar pada kolam yang telah disiapkan untuk pemijahan, induk dapat ditebar pada pagi atau sore hari. Induk betina akan mengeluarkan telur-telurnya yang akan diletakkan pada kakaban, dan secara bersamaan pula induk jantan mengeluarkan spermanya. Telur yang dikeluarkan induk betina dibuahi sperma induk jantan di luar tubuh induk. Waktu yang diperlukan untuk pemijahan adalah selama 1 hari 1 malam atau selama 24 jam. Biasanya induk betina mengeluarkan telurnya pada malam hari atau menjelang pagi hari. Setelah proses pemijahan telah selesai, maka proses berikutnya adalah penetasan telur. Induk ikan lele yang telah melakukan pemijahan, induk ikan lele harus segera diangkat dan dipindahkan ke kolam pemeliharaan induk ikan lele. Apabila induk tidak segera dipisahkan dari telur yang telah dibuahi, induk tersebut akan memakan telurnya sendiri, karena ikan lele termasuk ikan yang bersifat kanibal. Telur yang menempel pada kakaban harus segera diangkat dengan perlahan-lahan dan dipindahkan pada kolam penetasan telur yang telah disiapkan sebelumnya. Kakaban diletakkan secara mendatar sampai semua permukaannya terendam air. Hal ini dimaksudkan agar telur-telur yang menempel ikut terendam air, karena jika ada telur yang tidak terendam air maka telur tersebut tidak akan menetas dan menjadi busuk atau berjamur. Jumlah telur yang dikeluarkan oleh induk betina yaitu mencapai 25.000 butir telur. Telur akan menetas dalam kurun waktu 22-24 jam setelah telur dibuahi. Tidak semua telur tersebut dapat menetas, telur yang menetas adalah sebayak 22.500 butir dengan daya tetas telur HR 90 persen. Benih atau larva ikan lele yang baru menetas berwarna merah tua, dan biasanya akan berkumpul dipermukaan dasar kolam. Selama proses penetasan, bak harus mendapat sedikit aliran air melalui selang kecil. Pengaliran air ini dilakukan agar kualitas air selama penetasan tetap terjaga. Apabila jika kualitas air yang buruk dapat mengakibatkan kematian benih yang baru menetas. Setelah telur menetas, kakaban harus segera diangkat secara perlahan-lahan. Jika pengangkatan kakaban terlambat dilakukan, dikwatirkan telur–telur yang tidak menetas akan membusuk dan akan menyebabkan kualitas air menurun. Selanjutnya, telur yang menetas akan dipelihara sampai larva siap untuk dipanen. d Pemeliharaan Larva Kolam tempat pemeliharaan larva merupakan kolam yang terbuat dari terpal plastik dan ada juga yang menggunakan kolam semen. Dalam satu kolam, diberi kakaban sebanyak 3 sampai dengan 4 kakaban. Ukuran kolam yang digunakan untuk pemeliharaan benih pada kelompok tani LPPMPU berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan lahan yang dimiliki. Kondisi lingkungan pada kolam pemeliharaan larva harus memperhatikan kualitas air agar tetap terjaga dengan baik. Penggantian air atau panambahan air dapat dilakukan setiap 3 atau 4 hari sekali, atau disesuaikan dengan keadaan kondisi air dalam kolam pemeliharaan. Larva yang baru menetas sampai berumur 3 hari belum dapat diberikan pakan tambahan, karena cadangan makanan dalam tubuhnya masih tersedia yaitu berupa kuning telur. Pada hari keempat setelah telur menetas, larva harus diberikan pakan tambahan yang ukurannya sesuai dengan bukaan mulut larva ikan lele. Jenis pakan tambahan yang baik untuk larva ikan lele adalah pakan alami atau pakan hidup yaitu berupa plankton dan cacing sutra. Hal ini dikarenakan pakan alami banyak mengandung protein yang dibutuhkan oleh pertumbuhan larva ikan lele tersebut. Dosis pakan yang diberikan pada larva adalah 1,98 liter cacing sutra dalam satu hari. Pemberian pakan dilakukan 3 hari sekali yaitu pada pagi hari, siang hari dan malam hari. e Pemanenan Larva Larva dipelihara selama 15 – 17 hari dari awal penetasan telur. Larva ikan lele akan muncul kepermukaan air di setiap pinggir sudut kolam. Pemanenan larva dilakukan pada pagi hari atau sore hari mulai pukul 07.00 atau 16.00 WIB. Proses pemanenan tergantung dengan jenis kolam yang digunakan. Jika kolam yang digunakan adalah terpal plastik, cara pemanenannya adalah dari sudut plastik diangkat sehingga secara perlahan-lahan air dalam plastik mengalir ke bagian yang rendah bawah. Maka larva akan berkumpul pada satu sudut yang rendah, sehingga dengan mudah larva dipindahkan ke tempat bak penampungan sementara untuk dihitung. Setelah dihitung, larva tersebut ditebar pada kolam pendederan yang telah disiapkan dengan ukuran yang sama besar. Adapun alur proses teknik pembenihan dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Alur Teknik Pembenihan Ikan Lele Pada Kelompok Tani LPPMPU

6.2.2.2. Kegiatan Pendederan Ikan Lele