f. Biaya Bambu dan kakaban sarang telur
Bambu digunakan untuk pembuatan sarang telur pada kegiatan pengusahaan pembenihan ikan lele, serta digunakan untuk pembuatan kolam yang
menggunakan plastik terpal. Harga bambu adalah Rp 7.000,00 per batang, sehingga kebutuhan bambu yang diperlukan dalam kegiatan pengusahaan
pembenihan ikan lele dalam satu tahun adalah sebanyak 67 batang, maka biaya pembelian bambu adalah Rp 469.000,00.
Kakaban atau sarang telur merupakan suatu wadah yang digunakan sebagai penempatan telur pada saat proses pemijahan. Harga kakaban per ikat
adalah Rp 40.000,00, sehingga kebutuhan kakaban dalam satu tahun sebanyak 4 ikat. Biaya pembelian kakaban adalah sebesar Rp 160.000,00.
g. Busa spons dan Sikat
Busa spons digunakan untuk membersihkan dinding dan dasar kolam yang terbuat dari plastik terpal, dengan tujuan untuk membasmi kuman penyakit yang
menempel pada dinding maupun pada dasar kolam. Jumlah busa spons yang digunakan adalah sebanyak 2 buah dengan harga Rp 6.750,00 per buah, sehingga
biaya pembelian busa spons dalam setahun adalah Rp 13.500,00. Sikat dipergunakan untuk membersihkan dinding dan dasar kolam yang
terbuat dari semen, dengan tujuan untuk membasmi kuman penyakit dan membersihkan dari lumut yang menempel pada dinding. Jumlah sikat yang
digunakan adalah sebanyak 2 buah dengan harga Rp 7.000,00 per buah, sehingga biaya pembelian sikat dalam setahun adalah Rp 14.000,00.
h. Biaya Pemakaian Listrik
Sumber tenaga listrik yang digunakan dalam kegiatan ini berasal dari PLN dengan daya 900 watt, sumber energi tersebut digunakan untuk penerangan, mesin
air dan blower. Pengeluaran biaya listrik per tahun Rp 720.000,00 pada pengusahaan pembenihan ikan lele, sedangkan biaya listrik yang dikeluarkan
pada pengusahaan pembesaran ikan lele yaitu sebesar Rp 780.000,00. Adapun rincian biaya variabel dari setiap anggota kelompok tani LPPMPU dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8. Rincian Biaya Variabel Pengusahaan Ikan Lele Pada Kelompok Tani
LPPMPU
No Uraian Responden
Pembenihan Ikan Lele Pembesaran Ikan Lele
1. Pakan :
a Cacing sutra b Pelet 99
c Pelet 782 d Pelet Hiprovit
e Keong 2.520.000,00
6.586.020,00 -
675.000,00 405.000,00
- 3.640.000,00
6.854.400,00 896.000,00
2. Pembelian benih
- 6.000.000,00
3. Telur ayam
32.000,00 -
4. Garam 5.000,00
- 5. Ovaprim
400.000,00 -
6. Aqua destilata
7.500,00 -
7. Plastik packing
50.000,00 -
8. Suntikan 10.000,00
- 9. Pupuk
kandang 60.000,00
130.000,00 10. Karet
36.000,00 -
11. Pemakaian listrik
720.000,00 780.000,00
12. Bambu 469.000,00
- 13. Kakaban
sarang 160.000,00
- 14. Busa
spons 13.500,00
- 15. Sikat
14.000,00 -
Total Rp 12.163.020,00
18.300.400,00
7.2. Arus Penerimaan Inflow
Pada pengusahaan ikan lele kelompok tani LPPMPU jenis pengusahaan yang dijalankan adalah pengusahaan pembenihan ikan lele dan pengusahaan
pembesaran ikan lele. Penerimaan yang diperoleh dari masing-masing jenis pengusahaan ikan lele berasal dari jumlah penjualan benih kecil dan ikan ukuran
konsumsi dengan harga jual pada masing-masing produk adalah Rp 150,00 per
ekor untuk benih kecil, sedangkan untuk ikan ukuran konsumsi adalah Rp 10.000,00 per kilogram 9-10 per ekor.
Untuk kegiatan pembenihan sampai dengan pendederan dalam satu tahun dilakukan sebanyak 4 kali, sesuai dengan jumlah induk yang dimiliki oleh petani
pembenihan ikan lele. Untuk pengusahaan pembenihan sampai dengan pendederan ikan lele dalam satu tahun dapat melakukan pemijahan sebanyak 4
kali dengan jumlah induk yang dipijahkan adalah 16 pasang. Satu pasang induk terdiri dari satu induk jantan dan satu induk betina berpasangan yaitu 1:1.
Fekunditas atau kemampuan menghasilkan telur satu ekor induk dapat
menghasilkan 25.000 butir telur dengan derajat penetasan telur adalah 90 persen yang akan menghasilkan 22.500 ekor larva dari 25.000 butir telur yang terbuahi.
Larva yang hidup memiliki tingkat kemampuan hidup Survival RateSR sebanyak 88 persen yang akan menghasilkan 19.800 ekor per satu induk,
sedangkan larva yang hidup sampai panen memiliki tingkat SR sebanyak 15 persen yang akan menghasilkan 16.830 benih. Penerimaan yang diperoleh selama
satu tahun yaitu 16.830 ekor benih x Rp 150,00 x 19 jumlah induk yang dipijahkan adalah Rp 47.965.500,00.
Sementara itu, untuk pengusahaan ikan lele yang melakukan kegiatan pembesaran dalam satu tahun dilakukan 4 kali panen dengan kegiatan produksi
setiap 3 bulan sekali. Pada pengusahaan pembesaran ikan lele dalam satu kali produksi jumlah benih yang ditebar sebanyak 4.000 ekor per kolam, dengan
tingkat kematian sampai panen adalah 12 persen sehingga dalam satu kolam akan menghasilkan 350 kilogram ukuran 9-10 ekor per kilogram. Jumlah kolam yang
digunakan untuk kegiatan produksi ikan lele pada tahun pertama sebanyak 3 kolam, sehingga penerimaan yang dihasilkan dalam satu tahun adalah 3 kolam x
350 kilogram x Rp 10.000,00 per kilogram x 4 jumlah panen dalam satu tahun yaitu Rp 42.000.000,00 pada tahun pertama.
Selain dari penjualan benih, penerimaan untuk masing-masing anggota diperoleh dari nilai sisa salvage value biaya investasi yang dikeluarkan pada
tahun pertama yang tidak habis terpakai selama umur proyek. Nilai sisa yang terdapat hingga akhir umur proyek dapat ditambahkan sebagai manfaat proyek.
Biaya-biaya investasi pada pengusahaan ikan lele dari masing-masing
pengusahaan ikan lele yaitu lahan, mesin pompa, dan blower. Nilai sisa pada kelompok tani LPPMPU dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Nilai Sisa Investasi Pada Pengusahaan Ikan Lele LPPMPU
No Uraian Nilai sisa Rp
Pembenihan Ikan Lele Rp
Pembesaran Ikan Lele Rp
1. Lahan 55.000.000,00
75.625.000,00 2. Mesin
pompa 150.000,00
150.000,00 3. Mesin
blower -
350.000,00
Total Nilai Sisa Rp 55.150.000,00
76.125.000,00
7.3. Analisis Kelayakan Finansial