tersebut akan menghasilkan telur sebanyak 25.000 butir telur yang terletak pada kakaban atau sarang telur.
Proses produksi pembenihan ikan lele terdiri dari beberapa tahap yaitu persiapan kolam, pemeliharaan induk, seleksi induk, penyuntikan, pemijahan
induk, penetasan telur, pemeliharaan larva, pencegahan dan pengobatan penyakit, pemanenan larva dan pengepakan. Pada kegiatan pembenihan ikan lele
menghasilkan benih yang telah berumur 15-17 hari yang berukuran 0,9-1,3 cm, yang kemudian akan dibesarkan pada kegiatan pendederan ikan lele.
2.3.2. Kegiatan Pendederan Ikan Lele
Pendederan bisa diartikan sebagai pembesaran larva dari ukuran benih sampai ukuran tertentu untuk dipelihara pada tahap pembesaran atau untuk dijual
kepada peternak pembesaran. Ukuran siap jual hasil pendederan yang umumnya berlaku di kalangan peternak lele adalah 1-3 cm benih, 3-5 cm pendederan 1,
dan 5-8 cm pendederan 2 Khairuman dan Amri 2008. Menurut Khairuman dan Amri K 2008 pendederan pertama adalah
pemeliharaan benih ukuran 1-3 cm menjadi ukuran 3-5 cm. Pendederan kedua adalah pemeliharaan benih hasil pemeliharaan pendederan pertama 3-5 cm
menjadi 5-8 cm. Rata-rata lama masa pendederan adalah 3-4 minggu. Adapun tempat kegiatan pendederan itu bisa dilakukan di jaring apung, terpal plastik,
maupun di kolam tanah temboksemen. Kegiatan pendederan yang dilakukan pada kelompok tani LPPMPU adalah
pendederan kedua yaitu menghasilkan benih yang berukuran 5-5,5 cm. Kolam yang pergunakan untuk pemeliharaan benih ikan lele adalah kolam semen dan
kolam terpal. Masa pemeliharaan benih ikan lele adalah selama 1 bulan dari awal benih ditebar pada kolam pemeliharaan. Jenis pakan yang diberikan adalah pelet
99, dengan dosis yang diberikan adalah 3 kali sehari yaitu pada pagi hari, siang hari, dan sore hari. Padat tebar dalam setiap kolam adalah sebanyak 22.500 ekor
benih ikan lele yang berukuran 0,9-1,3 cm. Proses produksi pendederan ikan lele terdiri dari beberapa tahap yaitu
persiapan kolam, penebaran benih, pemeliharaan benih, pemberian pakan, pencegahan dan pengobatan penyakit, pemanenan benih dan pengepakan atau
panen.
2.3.3. Kegiatan Pembesaran Ikan Lele
Hasil pendederan 1 dan 2 hingga ukuran 5-8 cm belum bisa langsung untuk dikonsumsi. Ikan ukuran seperti ini harus dipelihara lagi untuk tahapan
pembesaran sampai mencapai ukuran layak konsumsi, yaitu minimal 200 gram per ekor 5-6 ekor per kg. oleh karena itu, tahapan pembesaran merupakan
tahapan penting dalam pemeliharaan ikan lele supaya bisa menghasilkan ikan panenan yang diterima konsumen untuk langsung dijadikan ikan konsumsi
Khairuman dan Amri 2008. Pembesaran ikan lele dapat dilakukan di kolam tanah atau kolam tembok
atau kolam yang menggunakan bak plastik terpal. Untuk jenis kolam, ada tiga ketegori utama yang bisa digunakan sebagai tempat pembesaran ikan lele.
Pertama adalah kolam tanah, yaitu kolam yang dasar dan dinding atau tanggulnya tanah. Kemudian, kolam yang dasarnya tanah dengan dinding tembok, kolam
yang semuanya tembok atau beton dasar dan dindingnya tembok, dan menggunakan jaring atau waring untuk memelihara di sungai, danau, maupun
waduk Khairuman dan Amri 2008. Kegiatan pembesaran ikan lele pada kelomok tani dilakukan dengan
menggunakan kolam semen dan kolam yang dindingnya semen tetapi dasarnya adalah tanah. Dalam kegiatan pembesaran kelompok tani LPPMPU menghasilkan
ikan lele ukuran konsumsi 9-10 ekor per kilogramnya. Masa pemeliharan pada kegiatan pembesaran ikan lele yaitu membutuhkan waktu yang lebih lama bila
dibandingkan dengan kegiatan pembenihan dan pendederan yaitu selama 3 bulan, sehingga petani LPPMPU dapat melakukan panen sebanyak 4 kali dalam setahun.
Jumlah benih yang ditebar dalam satu kolam adalah 4.000 ekor dengan ukuran benih yang ditebar adalah pendederan kedua yaitu 5-5,5 cm. Jenis pakan
yang diberikan pada benih ikan lele adalah pelet 782 dan pelet hiprovit. Harga ikan lele ukuran konsumsi yang siap panen adalah Rp 10.000,00 per kilogramnya.
2.4. Penanggulangan Hama dan Penyakit