Gambaran Umum Pengusahaan Ikan Lele

5.1.3. Prasarana dan Sarana

Prasarana dan sarana yang ada di Desa Kedung Pengawas terdiri atas prasarana dan sarana transportasi, komunikasi, air bersih, irigasi, pemerintahan, peribadatan, kesehatan, dan pendidikan. Prasarana dan sarana tersebut memegang peranan penting dalam memperlancar kegiatan pembangunan di Desa Kedung Pengawas, karena dengan adanya sarana dan prasarana tersebut dapat memudahkan penduduk Desa Kedung Pengawas dalam melakukan kegiatan sehari-harinya, serta dapat menunjang kegiatan usaha dalam bidang perikanan khususnya pengusahaan ikan lele yang melakukan kegiatan pembenihan, pendederan, serta pembesaran.

5.2. Gambaran Umum Pengusahaan Ikan Lele

Pada umumnya, sebelum mengenal dan melakukan usaha di bidang perikanan penduduk Desa Kedung Pengawas sudah terbiasa dalam menggarap sawah dan menanam sayur-sayuran. Ada pula sebagian penduduk yang melakukan usaha lain, yaitu sebagai pembudidaya ikan. Lahan yang digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut merupakan lahan milik sendiri, yaitu di sekitar lingkungan rumah. Pada awalnya kegiatan budidaya ikan ini merupakan usaha yang sifatnya usaha sampingan. Usaha di bidang perikanan ini dilakukan dengan berbagai alasan antara lain untuk pemenuhan keluarga atas kebutuhan konsumsi ikan, usaha sampingan ataupun sebagai hobi. Pada saat ini, para petani beralih untuk melakukan kegiatan budidaya ikan menjadi usaha yang sifatnya utama. Hal ini dikarenakan kegiatan usaha budidaya ikan lebih cepat menghasilkan uang apabila dibandingkan dengan kegiatan menggarap sawah. Selain itu kegiatan usaha budidaya ikan tidak membutuhkan waktu yang lama, proses kegiatan yang tidak sulit, dan modal yang tidak terlalu besar, tidak seperti kegiatan usaha menggarap sawah yang membutuhkan waktu lebih lama dan modal yang besar. Saat ini, para petani ikan dapat dengan mudah mendapatkan informasi mengenai dunia perikanan. Para petani mulai mengetahui keberadaan usaha perikanan khususnya untuk ikan lele, baik mengenai pasarnya, tingkat permintaan beserta harganya. Pada awalnya para petani ikan mengalami kesulitan untuk melakukan kegiatan usaha ikan lele, khususnya yang berkaitan dengan masalah teknis budidaya ikan lele. Setelah berjalan beberapa waktu dan mendapatkan penyuluhan dari UPTD Perikanan Kecamatan Babelan, maka masyarakat Desa Kedung Pengawas secara perlahan mulai mengusai teknik pemeliharaan ikan lele dengan baik dan tepat. Selain itu, para petani juga mendapatkan bantuan dari pemerintah yaitu berupa induk ikan lele, serta didukung pula oleh keadaan alam yang potensial dalam melakukan pemeliharaan ikan lele. Teknologi yang digunakan pembudidaya ikan lele di daerah penelitian masih bersifat tradisional. Sumber air yang digunakan untuk kegiatan budidaya ikan lele berasal dari Kali Cikarang Barat Laut CBL dan berasal dari pengairan irigasi. Lahan yang digunakan untuk pemeliharaan ikan lele yaitu halaman di sekitar rumah. Dengan sebagian menggunakan terpal sebagai tempat pemijahan dan pemeliharaan benih. Hal ini dikarenakan, lokasi kegiatan budidaya ikan lele dekat dengan sungai. Jika terjadi hujan lebat menyebabkan daerah ini terkena banjir, untuk menghindari hal tersebut maka petani menggunakan terpal sebagai tempat pemeliharaan, agar jika terkena banjir ikan dapat dipindahkan ke tempat yang tidak terkena banjir. Dari pengamatan langsung di lokasi penelitian, kondisi alam Desa Kedung Pengawas cocok untuk melakukan kegiatan usaha ikan lele. Kondisi air baik dengan sistem setengah irigasi dan dekat dengan Kali Cikarang Barat Laut CBL, sehingga air dapat dengan mudah dialirkan secara langsung ke setiap kolam. Suhu di daerah penelitian berkisar antara 27 C – 32 C, dan pH air 7,3 yang merupakan syarat penting untuk melakukan kegiatan budidaya ikan lele. Begitu juga dengan ketersediaan input yang digunakan dalam kegiatan produksi dapat dengan mudah diperoleh petani, petani ikan lele dapat membelinya di pasar terdekat.

5.3. Kelompok Pembudidaya