Analisis Sensitivitas Kerangka Pemikiran Teoritis 1. Studi Kelayakan Proyek

dengan mengukur besaran Internal Rate of Return IRR. IRR adalah tingkat discount rate DR yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase . Suatu bisnis dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari opportunity cost of capital-nya DR. Pada umumnya dalam menghitung tingkat IRR dilakukan dengan mengunakan metoda interpolasi di antara tingkat discount rate yang lebih rendah yang menghasilkan NPV positif dengan tingkat discount yang lebih tinggi yang menghasilkan NPV negatif Nurmalina et al. 2009. 4 Payback Period PP Payback period atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat modal itu dapat kembali, semakin baik suatu proyek untuk diusahakan karena modal yang kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan lain Husnan dan Suwarsono 2000.

3.1.5. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan suatu alat yang langsung dalam menganalisis pengaruh-pengaruh resiko yang ditanggung dan ketidakpastian dalam analisis proyek. Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat sampai berapa persen peningkatan atau penurunan faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi yaitu dari tidak layak menjadi layak untuk dilaksanakan Gittinger 1986. Menurut Kadariah et al. 1999 analisis sensitivitas adalah suatu teknik analisis untuk menguji secara sistematis apa yang akan terjadi pada total penerimaan apabila terjadi perubahan unsur-unsur dalam aspek finansial yang tidak terduga yang berbeda dengan perencanaan dan perkiraan semula. Suatu analisis sensitivitas dikerjakan dengan mengubah unsur-unsur atau dengan mengkombinasikan unsur-unsur lain, kemudian menentukan pengaruh pada hasil analisis. Analisis senistivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisa proyek apabila ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau benefit. Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah suatu unsur atau mengkombinasikan perubahan beberapa unsur dan menentukan pengaruh dari perubahan pada hasil semula. Dalam analisis sensitivitas, semua kemungkinan yang mempengaruhi komponen manfaat dan biaya harus dicoba. Menurut Kadariah et all. 1999 hal-hal yang harus diperhatikan adalah : 1 Adanya Cost Over Run kenaikan dalam biaya konstruksi. Biasanya untuk biaya input seperti biaya untuk benih, pakan, dan peralatan. 2 Perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum penurunan harga hasil produksi. 3 Adanya implementasi waktu. Biasanya disebabkan oleh keterlambatan pemesanan dan penerimaan alat baru, masalah administrasi yang tidak terhindarkan, dan adanya teknik yang baru sehingga membutuhkan waktu untuk beradaptasi dalam penggunaan teknik baru tersebut. 4 Kesalahan dalam memperkirakan hasil produksi.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian mengenai analisis kelayakan pengusahaan ikan lele diawali dengan banyaknya permintaan ikan lele ukuran konsumsi untuk para pedagang pecel lele baik di daerah Bekasi maupun di luar daerah Bekasi seperti Jakarta. Bekasi merupakan salah satu sentra produksi ikan lele dan kondisi alam yang cocok untuk melakukan pengusahaan ikan lele. Jawa Barat merupakan pasar yang potensial untuk melakukan pemasaran ikan lele. Hal ini menyebabkan adanya peluang pasar bagi para petani, baik petani pembenihan maupun pembesaran ikan lele. Dalam melakukan kegiatan pengusahaan ikan lele masih banyak kendala yang dihadapi oleh para kelompok tani di Kecamatan Babelan. Kendala yang dihadapi, yaitu adanya keterbatasan modal, karena petani ikan lele di Kecamatan Babelan masih kekurangan lahan untuk memperluas skala usahanya, sehingga para petani membutuhkan modal agar pengusahaan ikan lele yang dilaksanakan dapat berkembang di masa yang akan datang. Petani ikan lele belum mengusai secara teknis dalam melakukan kegiatan budidaya ikan lele. Salah satu kegiatan tersebut, yaitu belum menerapkan pola tanam yang teratur, penebaran benih tidak sesuai dengan ukuran kolam, serta pemberian pakan yang berlebihan, sehingga menyebabkan air menjadi keruh yang berakibat benih terserang penyakit. Selain itu, adanya fluktuasi harga yang menyebabkan biaya produksi meningkat. Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka pentingnya melakukan analisis kelayakan pengusahaan ikan lele ini adalah untuk melihat apakah pengusahaan ikan lele ini layak atau tidak untuk dilaksanakan serta apakah pengusahaan ikan lele tersebut dapat mengembangkan skala usahanya di masa mendatang. Dalam melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek baik aspek non finansial maupun aspek finansial untuk