Kesimpulan 1. KESIMPULAN DAN SARAN

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan 1.

Pengusahaan ikan lele pada kelompok tani LPPMPU dari aspek non finansial yaitu analisis pasar, analisis teknis, analisis manajemen, dan analisis sosial lingkungan layak untuk dilaksanakan. Hal ini terlihat dari parameter kualitas air yaitu pH air sebesar 7,3 dan suhu udara yaitu 27-32 C sehingga cocok untuk melakukan pengusahaan ikan lele, serta dilihat dari aspek pasar yaitu jumlah permintaan ikan lele tingkat konsumsi terus meningkat setiap tahunnya, sehingga masih ada peluang pasar untuk mengembangkan pengusahaan ikan lele pada kelompok tani LPPMPU. Selain itu dilihat dari analisis manajemen pengusahaan ini dikatakan layak meskipun struktur organisasi yang masih sederhana, serta dilihat dari analisis sosial dan lingkungan yang tidak memberikan dampak buruk bagi kondisi lingkungan di sekitar daerah pengusahaan ikan lele. 2. Berdasarkan hasil perhitungan analisis kelayakan finansial pengusahaan ikan lele pada kelompok tani LPPMPU dapat mendatangkan keuntungan. Namun pengusahaan ikan lele yang layak untuk dilaksanakan adalah pada pengusahaan pembenihan ikan lele dengan nilai NPV yang diperoleh sebesar Rp 90,708,028.61, sedangkan nilai NPV yang diperoleh pada pengusahaan pembesaran ikan lele adalah Rp 64,722,045.98. Selain itu dapat juga dilihat dari hasil nilai Net BC dan IRR yang diperoleh pada pengusahaan pembenihan ikan lele adalah 2,82 dan 35 persen, sedangkan nilai Net BC dan IRR yang diperoleh pada pengusahaan pembesaran ikan lele pada kelompok tani LPPMPU adalah sebesar 2 dan 20 persen. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengusahaan ikan lele yang memberikan keuntungan lebih besar dan layak untuk dilaksanakan adalah pengusahaan pembenihan ikan lele. Pada masa pengembalian biaya investasi pengusahaan pembenihan ikan lele lebih cepat bila dibandingkan dengan pengusahaan pembesaran ikan lele yaitu selama 1,45 tahun. 3. Hasil perhitungan pengembangan pengusahaan pembenihan dan pembesaran ikan lele layak untuk dikembangkan, tetapi pengusahaan yang memperoleh keuntungan yang lebih besar adalah pengusahaan pembenihan ikan lele dengan memperoleh nilai NPV yaitu sebesar Rp 190,564,149.51, sedangkan nilai NPV yang diperoleh pada pengusahaan pembesaran ikan lele lebih kecil dari pengusahaan pembenihan ikan lele dengan nilai yang diperoleh adalah sebesar Rp 118,979,693.69. Sementara itu nilai Net BC dan IRR yang diperoleh adalah sebesar 3,77 dan 51 persen pada pengusahaan pembenihan ikan lele, sedangkan nilai Net BC dan IRR yang diperoleh pada pengusahaan pembesaran ikan lele adalah sebesar 2,08 dan 25 persen. Masa pengembalian investasi yang ditanamkan pada pengusahaan pembenihan ikan lele lebih cepat bila dibandingkan dengan pengusahaan pembesaran ikan lele yaitu selama 1,35 tahun pada pengusahaan pembenihan ikan lele dan 1,40 tahun pada pengusahaan pembesaran ikan lele. 4. Jika dilihat dari hasil analisis switching value dengan parameter penurunan harga jual benih ikan lele yang berukuran 5-5,5 cm sangat sensitif yaitu sebesar 23 persen, sedangkan pada kenaikan harga pakan yang sangat sensitif adalah pelet 782 pada pengusahaan pembesaran ikan lele yaitu sebesar 31 persen.

8.2. Saran 1.