176 juga bisa dilakukan oleh pemerintah adalah membantu meningkatkan
produktivitas perkebunan rakyat yang masih rendah sehingga target produksi minyak kelapa sawit yang dikhawatirkan tidak terpenuhi karena dampak
moratorium perluasan perkebunan kelapa sawit dapat dicapai.
7.6 Pengembangan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit dan Peningkatan
Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit 10 Persen Pada skenario kelima dilakukan simulasi kombinasi peningkatan produksi
olein dan stearin sebesar 20 persen sebagai indikator kenaikan produksi biodiesel dari kelapa sawit dan peningkatan luas perkebunan kelapa sawit sebesar 10
persen. Hasil simulasi seperti terlihat pada Tabel 53 menunjukkan bahwa pengembangan biodiesel dari minyak kelapa sawit dan peningkatan luas
perkebunan kelapa sawit berdampak pada penurunan kemiskinan di perkotaan sebesar 3.00 persen dan penurunan kemiskinan di perdesaan sebesar 1.18 persen
sehingga secara total kemiskinan berkurang sebesar 1.79 persen. Kemiskinan di perkotaan berkurang sebesar 3.00 persen karena kenaikan
pertumbuhan ekonomi sebesar 3.01 persen dan peningkatan produksi sektor industri sebesar 4.31 persen yang meningkatkan upah rata-rata sektor industri
sebesar 0.51 persen walaupun harga minyak goreng kelapa sawit naik sebesar 0.94 persen karena pengembangan biodiesel dari minyak kelapa sawit. Kemiskinan di
perdesaan berkurang sebesar 1.18 persen karena kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 3.01 persen, kenaikan produksi sektor pertanian sebesar 0.99 persen dan
kenaikan produksi tandan buah segar kelapa sawit sebesar 5.19 persen walaupun harga tandan buah segar kelapa sawit mengalami penurunan sebesar 2.31 persen,
177 sehingga upah rata-rata sektor pertanian mengalami penurunan sebesar 0.03
persen. Tabel 53. Hasil Simulasi Pengembangan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit
dan Peningkatan Luas Perkebunan Kelapa Sawit 10 Persen
No. Variabel Endogen
Simulasi Dasar
QOL Naik 20, QST Naik 20
dan AREA Naik 10
Perubahan
1. Minyak Kelapa Sawit
a. Produksi Minyak Kelapa Sawit 8.65
9.01 4.19
b. Konsumsi Minyak Kelapa Sawit 2.89
3.01 4.02
c. Harga Domestik Minyak Kelapa Sawit 682.40
693.50 1.63
d. Harga Ekspor Minyak Kelapa Sawit 762483.00
781277.00 2.46
e. Ekspor Minyak Kelapa Sawit 5.33
5.29 -0.75
2. Minyak Goreng
Sawit a. Produksi Minyak Goreng Sawit
4.87 4.87
0.06 b. Permintaan Minyak Goreng Sawit
2.05 2.04
-0.14 c. Harga Minyak Goreng Sawit
927.90 936.60
0.94 3.
Perkebunan Kelapa Sawit a. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit
3.88 -
- b.
Produksi TBS
41.65 43.81
5.19 c. Harga TBS
212.50 207.60
-2.31 4. Upah
a. Upah Rata-Rata Sektor Pertanian 436178.00
436300.00 0.03
b. Upah Rata-Rata Sektor Industri 679431.00
682891.00 0.51
5. Produksi a.
Produksi Sektor
Pertanian 52.85
53.37 0.99
b. Produksi Sektor Industri 98.55
102.80 4.31
6. Pertumbuhan Ekonomi
7.56 7.79
3.01 7.
Permintaan Tenaga Kerja 90.69
90.85 0.18
8. Pengangguran 3.31
3.13 -5.41
9. Kemiskinan a. Kemiskinan di Perkotaan
10.63 10.31
-3.00 b. Kemiskinan di Perdesaan
20.95 20.70
-1.18 c.
Kemiskinan Total
31.58 31.01
-1.79
Pertumbuhan ekonomi yang meningkat sebesar 3.01 persen karena pengembangan biodiesel dari minyak kelapa sawit dan perluasan kebun kelapa
sawit terjadi karena peningkatan produksi sektor pertanian sebesar 0.99 persen dan peningkatan produksi sektor industri sebesar 4.31 persen. Hal ini berdampak
kepada kenaikan permintaan tenaga kerja yang meningkat sebesar 0.18 persen sehingga pengangguran berkurang sebesar 5.41 persen.
Pengembangan biodiesel dari minyak kelapa sawit dan peningkatan luas perkebunan kelapa sawit sendiri berdampak cukup signifikan pada industri
178 minyak kelapa sawit nasional dimana produksi minyak kelapa sawit meningkat
sebesar 4.19 persen dan konsumsi atau permintaan domestik minyak kelapa sawit meningkat sebesar 4.02 persen. Kenaikan konsumsi atau permintaan domestik
minyak kelapa sawit menyebabkan harga domestik minyak kelapa sawit meningkat sebesar 1.63 persen yang berpengaruh kepada kenaikan harga ekspor
minyak kelapa sawit yang meningkat sebesar 2.46 persen. Kenaikan harga ekspor minyak kelapa sawit dan kenaikan konsumsi atau permintaan domestik minyak
kelapa sawit menyebabkan ekspor minyak kelapa sawit mengalami penurunan sebesar 0.75 persen.
Kenaikan produksi minyak kelapa sawit sendiri menyebabkan produksi tandan buah segar kelapa sawit meningkat sebesar 5.19 persen yang berdampak
pada penurunan harga tandan buah segar kelapa sawit sebesar 2.31 persen. Kenaikan produksi tandan buah segar kelapa sawit dan penurunan harga tandan
buah segar kelapa sawit merupakan dampak dari pengembangan biodiesel dari minyak kelapa sawit yang disinergikan dengan perluasan perkebunan kelapa
sawit. Perluasan perkebunan kelapa sawit masih memungkinkan terutama pada
lahan-lahan kritis yang cukup banyak terdapat di Indonesia. Selain memanfaatkan lahan kritis, perluasan perkebunan kelapa sawit masih dapat dilakukan oleh
perkebunan rakyat atau petani kecil menggunakan lahan hak milik mereka terutama pada periode pelaksanaan moratorium perluasan perkebunan kelapa
sawit sesuai Inpres No. 10 Tahun 2011. Perluasan perkebunan kelapa sawit ini untuk mengamankan target produksi minyak kelapa sawit yang diharapkan bisa
mencapai 40.25 juta ton.
179
7.7 Pengembangan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit dan Penurunan