160 Tabel 45. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Indeks Harga Konsumen
Tahun 1988 – 2009
VARIABEL Parameter
Dugaan Prob ITI
Signifikansi CPI
Indeks Harga Konsumen Intercept
-92.4515 0.1184 Harga Minyak Goreng Sawit PMGR
0.118485 0.0515
B Lag Suku Bunga LSB
-0.40354 0.6877
Harga Minyak Bumi WOIL 0.001012
0.1096 C
Lag CPI LCPI 0.949151
0.0001 A
F-Hitung = 317.79 ; R
2
= 0.9875 ; Dw = 1.72925
Harga minyak goreng sawit merupakan faktor yang berpengaruh nyata dalam meningkatkan indeks harga konsumen. Hal ini tercermin dari nilai
parameter dugaan sebesar 0.118485, artinya peningkatan harga minyak goreng sawit sebesar Rp. 1 per kg akan menaikkan indeks harga konsumen sebesar
0.118485 poin. Harga minyak bumi merupakan faktor yang juga berpengaruh nyata
terhadap indeks harga konsumen dengan nilai parameter dugaan 0.001012. Jika harga minyak bumi naik sebesar USD 1 per barrel maka indeks harga konsumen
akan meningkat sebesar 0.001012 poin. Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap indeks harga konsumen adalah
indeks harga konsumen tahun lalu dengan nilai parameter dugaan 0.949151. Ini berkaitan dengan nilai indeks harga konsumen tahun lalu yang mempengaruhi
tingkat harga pada tahun berikutnya.
6.2.11 Kemiskinan a. Kemiskinan
di Perkotaan
Hasil pendugaan parameter persamaan kemiskinan di perkotaan memberikan nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 80.62 persen. Hal ini berarti variasi variabel-variabel penjelas di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan
161 80.62 persen fluktuasi variabel kemiskinan di perkotaan. Variabel endogen di
dalam persamaan kemiskinan di perkotaan dipengaruhi secara nyata oleh variabel- variabel penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata
α 0.01 yang ditunjukkan oleh statistik F dengan nilai 9.71.
Tabel 46. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Kemiskinan di Perkotaan Tahun 1988 – 2009
VARIABEL Parameter
Dugaan Prob ITI
Signifikansi UPOV Kemiskinan
di Perkotaan
Intercept 11.78849 0.0517
Pertumbuhan Ekonomi
EGRO -0.20610
0.0146 A
Nilai Produksi Sektor Industri GDPI -0.03566
0.4250 Belanja Pemerintah Sektor Industri GEI
-0.05657 0.0385
A Indeks Harga Konsumen CPI
0.004201 0.6730
Harga Minyak Bumi WOIL 0.000011
0.0120 A
Lag Upah Rata-Rata Sektor Industri LWI -9.14E-7
0.8127 Lag
UPOV LUPOV
0.411195 0.0435 A
F-Hitung = 9.71 ; R
2
= 0.80625 ; Dw = 2.031427
Tabel 46 menunjukkan hasil pendugaan persamaan kemiskinan di perkotaan. Kemiskinan di perkotaan secara nyata dipengaruhi oleh pertumbuhan
ekonomi, belanja pemerintah sektor industri, harga minyak bumi dan jumlah penduduk miskin di perkotaan tahun lalu. Masing-masing dengan nilai parameter
dugaannya adalah -0.20610, -0.05657, 0.000011 dan 0.411195. Pertumbuhan ekonomi merupakan faktor yang berpengaruh nyata dalam
menurunkan kemiskinan di perkotaan. Hal ini tercermin dari nilai parameter dugaan sebesar -0.20610. Artinya, kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1
persen akan menurunkan kemiskinan di perkotaan sebanyak 0.20610 juta orang. Belanja pemerintah sektor industri juga berpengaruh nyata dalam
menurunkan kemiskinan di perkotaan. Hal ini tercermin dari nilai parameter dugaan sebesar -0.05657. Artinya, peningkatan belanja pemerintah sektor industri
162 sebesar Rp. 1 trilyun akan menurunkan kemiskinan di perkotaan sebanyak
0.05657 juta orang. Harga minyak bumi juga berpengaruh nyata terhadap kemiskinan di
perkotaan. Hal ini terlihat dari nilai parameter dugaan sebesar 0.000011. Artinya, jika harga minyak bumi mengalami kenaikan sebesar Rp. 1 per barrel maka
kemiskinan di perkotaan akan meningkat sebesar 0.000011 juta orang atau jika harga minyak bumi naik sebesar Rp. 10.000 per barrel maka kemiskinan di
perkotaan akan meningkat sebesar 0.11 juta orang. Faktor lainnya yang berpengaruh nyata terhadap kemiskinan di perkotaan
adalah kemiskinan di perkotaan tahun lalu. Nilai parameter dugaannya adalah 0.411195.
b. Kemiskinan di