140 Konsumsi minyak diesel merupakan faktor yang berpengaruh nyata dalam
meningkatkan impor minyak diesel. Hal ini tercermin dari nilai parameter dugaan sebesar 0.806163, artinya peningkatan konsumsi minyak diesel sebesar 1 juta
kiloliter akan menaikkan impor minyak diesel sebesar 0.806163 juta kiloliter. Tabel
29. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Impor Minyak Diesel Indonesia Tahun 1988 – 2009
VARIABEL Parameter
Dugaan Prob ITI
Signifikansi MDSL
Impor Minyak Diesel Intercept
-2.99026 0.0258 Konsumsi Minyak Diesel CDSL
0.806163 0.0001
A Produksi Minyak Diesel QDSL
-0.58049 0.0057
A Lag
MDSL LMDSL
0.206007 0.1729 D F-Hitung = 62.31 ; R
2
= 0.91664 ; Dw = 1.406726
Produksi minyak diesel juga berpengaruh nyata terhadap impor minyak diesel dengan nilai parameter dugaan -0.58049. Artinya, jika produksi minyak
diesel meningkat sebesar 1 juta kiloliter maka impor minyak diesel berkurang sebesar 0.58049 juta kiloliter.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap impor minyak diesel adalah besarnya impor minyak diesel tahun sebelumnya. Hal ini terkait dengan kebijakan
pemerintah yang menggunakan nilai impor minyak diesel tahun sebelumnya sebagai acuan untuk melakukan impor minyak diesel dari negara-negara penghasil
minyak bumi untuk kebutuhan konsumsi domestik.
6.2.6 Produksi Nasional
a. Nilai Produksi Sektor Pertanian
Hasil pendugaan parameter persamaan nilai produksi sektor pertanian memberikan nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 47.52 persen. Hal ini berarti variasi variabel-variabel penjelas di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan
47.52 persen fluktuasi variabel nilai produksi sektor pertanian. Variabel endogen
141 di dalam persamaan nilai produksi sektor pertanian dipengaruhi secara nyata oleh
variabel-variabel penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata α 0.01 yang
ditunjukkan oleh statistik F dengan nilai 5.13. Tabel 30. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Nilai Produksi Sektor Pertanian
Tahun 1988 – 2009
VARIABEL Parameter
Dugaan Prob ITI
Signifikansi GDPA
Nilai Produksi Sektor Pertanian Intercept -11.5970
0.6468 Permintaan Tenaga Kerja Pertanian DEMA
1.185496 0.0529
B Investasi Sektor Pertanian INVA
0.314504 0.5881
Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian GEA
0.530157 0.7523 Produksi
TBS QTBS
0.308401 0.0108 A
F-Hitung = 5.13 ; R
2
= 0.4752 ; Dw = 1.614817
Tabel 30 menunjukkan hasil pendugaan persamaan nilai produksi sektor pertanian. Nilai produksi sektor pertanian secara nyata dipengaruhi oleh
permintaan tenaga kerja sektor pertanian dan produksi tandan buah segar kelapa sawit. Masing-masing dengan nilai parameter dugaannya adalah 1.185496 dan
0.308401. Permintaan tenaga kerja sektor pertanian merupakan faktor yang
berpengaruh nyata terhadap nilai produksi sektor pertanian dengan nilai parameter dugaan 1.185496. Jika permintaan tenaga kerja sektor pertanian meningkat
sebanyak 1 juta orang maka nilai produksi sektor pertanian akan meningkat sebesar Rp. 1.185496 trilyun.
Faktor lain yang berpengaruh nyata terhadap nilai produksi sektor pertanian adalah produksi tandan buah segar kelapa sawit dengan nilai parameter
dugaan 0.308401. Ini berarti setiap kenaikan produksi tandan buah segar kelapa sawit sebesar 1 juta ton dapat meningkatkan nilai produksi sektor pertanian
sebesar Rp. 0.308401 trilyun.
142
b. Nilai Produksi Sektor Industri
Hasil pendugaan parameter persamaan nilai produksi sektor industri memberikan nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 97.18 persen. Hal ini berarti variasi variabel-variabel penjelas di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan
97.18 persen fluktuasi variabel nilai produksi sektor industri. Variabel endogen di dalam persamaan nilai produksi sektor industri dipengaruhi secara nyata oleh
variabel-variabel penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata α 0.01 yang
ditunjukkan oleh statistik F dengan nilai 103.62. Tabel 31 menunjukkan hasil pendugaan persamaan nilai produksi sektor
industri. Nilai produksi sektor industri secara nyata dipengaruhi oleh permintaan tenaga kerja sektor industri, produksi minyak goreng sawit dan produksi olein-
stearin. Masing-masing dengan nilai parameter dugaannya adalah 9.016011, 5.039158 dan 0.011853.
Tabel 31. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Nilai Produksi Sektor Industri Tahun 1988 – 2009
VARIABEL Parameter
Dugaan Prob ITI
Signifikansi GDPI
Nilai Produksi Sektor Industri Intercept
-66.5246 0.0071 Permintaan Tenaga Kerja Sektor Industri
DEMI 9.016011 0.0002 A
Investasi Sektor
Industri INVI
0.208651 0.2465 Pengeluaran Pemerintah Sektor Industri
GEI 11.38564 0.2828
Produksi Minyak Goreng Sawit QMGR 5.039158
0.0727 B
Produksi Olein QOL 0.009482
0.0280 A
Produksi Stearin QST 0.002370
0.0840 B
F-Hitung = 103.62 ; R
2
= 0.9718 ; Dw = 1.846782
Permintaan tenaga kerja sektor industri merupakan faktor yang berpengaruh nyata dalam meningkatkan nilai produksi sektor industri. Hal ini
tercermin dari nilai parameter dugaan sebesar 9.016011, artinya peningkatan
143 permintaan tenaga kerja sektor industri sebesar 1 juta orang akan menaikkan nilai
produksi sektor industri sebesar Rp. 9.016011 trilyun. Produksi minyak goreng sawit juga merupakan faktor yang berpengaruh
nyata dalam meningkatkan nilai produksi sektor industri. Hal ini tercermin dari nilai parameter dugaan sebesar 5.039158, artinya peningkatan produksi minyak
goreng sawit sebesar 1 juta ton akan meningkatkan nilai produksi sektor industri sebesar Rp. 5.039158 trilyun.
Faktor lain yang berpengaruh nyata terhadap nilai produksi sektor industri adalah produksi olein dan stearin dengan nilai parameter dugaan masing-masing
0.009482 dan 0.002370. Jika produksi olein dan stearin masing-masing naik sebesar 1 juta ton maka nilai produksi sektor industri akan meningkat berturut-
turut sebesar Rp. 0.009482 trilyun dan Rp. 0.002370 trilyun.
c. Nilai Produksi Sektor Lainnya