Olein dan Stearin Bahan Baku Biodiesel Bahan Bakar Biodiesel

104

5.2 Bahan Bakar Biodiesel

5.2.1 Olein dan Stearin Bahan Baku Biodiesel

Olein dan stearin merupakan bahan baku untuk menghasilkan biodiesel dari kelapa sawit. Produksi olein pada tahun 1988 masih sekitar 375 ribu ton dan terus naik menjadi 2.59 juta ton pada tahun 2005. Gambar 20. Perkembangan Produksi Olein Sumber : Kementerian Perindustrian 2010 Seiring berkembangnya biodiesel dari kelapa sawit, produksi olein meningkat drastis menjadi 3800 ribu ton pada tahun 2006 dan naik lagi menjadi 3880 ribu ton pada tahun 2009 seperti terlihat pada Gambar 20. Selama empat tahun pertama sejak biodiesel dari kelapa sawit dikembangkan, terjadi kenaikan produksi olein sebesar 49.34 persen. Produksi stearin juga memiliki karakter yang mirip dengan olein. Produksi stearin pada tahun 1988 masih sekitar 83 ribu ton dan terus naik menjadi 573 ribu ton pada tahun 2005. Berkembangnya biodiesel mendorong produksi stearin meningkat menjadi 838 ribu ton pada tahun 2006 dan menjadi 856 ribu ton pada tahun 2009 seperti terlihat pada Gambar 21. Selama empat tahun pertama sejak 105 biodiesel dari kelapa sawit dikembangkan, terjadi kenaikan produksi stearin sebesar 49.38 persen. Gambar 21. Perkembangan Produksi Stearin Sumber : Kementerian Perindustrian 2010

5.2.2 Bahan Bakar Biodiesel

Bahan bakar biodiesel mulai berkembang dan dikembangkan secara komersial di Indonesia sejak tahun 2006. Kapasitas produksi biodiesel pada tahun 2006 masih sekitar 170000 ton seperti terlihat pada Gambar 22. Perkembangan Produksi Biodiesel di Indonesia ‐ 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000 3.500.000 2006 2007 2008 2009 To n Gambar 22. Perkembangan Kapasitas Produksi Biodiesel di Indonesia Sumber : Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia 2010 Seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap biodiesel dari kelapa sawit maka kapasitas produksinya setiap tahun terus meningkat dari 645.3 ribu ton pada tahun 2007, menjadi 1.58 juta ton pada tahun 2008 dan meningkat lagi menjadi 106 3.20 juta ton pada tahun 2009. Secara fasilitas produksi, biodiesel dari kelapa sawit sudah sangat siap untuk dikembangkan dan berkembang di Indonesia. Mengingat harga biodiesel dalam negeri tidak menguntungkan dan adanya perbedaan perlakuan subsidi sehingga produksi biodiesel Indonesia sebagian besar untuk saat ini masih ditujukan untuk pasar ekspor. Data Kementerian Perdagangan menunjukkan pada tahun 2010 jumlah ekspor biodiesel Indonesia tercatat 604.77 ribu ton dengan nilai US493 juta. Secara volume sejak tahun 2006 terjadi kenaikan ekspor biodiesel sebesar 115.38 persen, sementara secara nilai kenaikannya sebesar 152.39 persen. Meskipun biodiesel dari kelapa sawit saat ini tidak sampai 5 persen dari produksi biodiesel dunia, permintaan biodiesel dari kelapa sawit pada masa depan cenderung meningkat mengingat semakin banyak negara yang sudah mengadopsi kebijakan yang mendorong penggunaan bahan bakar hayati dan biodiesel sebagaimana terlihat pada Tabel 10. Diperkirakan ekspor biodiesel dari kelapa sawit Indonesia akan terus mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun- tahun mendatang. Tabel 10. Target Produksi Bahan Bakar Hayati dan Biodiesel Sejumlah Negara Negara Target Status Brasil 2 pada 2008, 5 sebelum 2013 Sudah dilaksanakan Kanada 2 sebelum 2010 Menunjukkan niat China 15 bahan bakar hayati sebelum 2020 Tidak ada kebijakan nyata Uni Eropa 5.75 sebelum 2010, 10 sebelum 2020 Sudah dilaksanakan India Menyiapkan undang-undang Indonesia 2-5 sebelum 2010 Sudah diusulkan Jepang 5 pada 2009 Menyiapkan undang-undang Korea 5 Sudah dilaksanakan Malaysia 5 Sudah dilaksanakan Thailand 10 sebelum 2012 Sudah dilaksanakan Amerika Serikat 28.4 milyar liter bahan bakar hayati sebelum 2012 Sudah dilaksanakan Sumber : World Growth 2011 107

5.2.3 Bahan Bakar Diesel