Minyak Goreng Sawit a.

125

b. Produksi Stearin

Hasil pendugaan parameter persamaan produksi stearin memberikan nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 96.17 persen. Hal ini berarti variasi variabel- variabel penjelas di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan 96.17 persen fluktuasi variabel produksi stearin. Variabel endogen di dalam persamaan produksi stearin dipengaruhi secara nyata oleh variabel-variabel penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata α 0.01 yang ditunjukkan oleh statistik F dengan nilai 100.66. Tabel 19 menunjukkan hasil pendugaan persamaan produksi stearin. Produksi stearin secara nyata dipengaruhi oleh produksi stearin tahun lalu dengan nilai parameter dugaan sebesar 0.99576. Hal ini terkait dengan kebijakan penggunaan nilai produksi stearin tahun sebelumnya sebagai acuan dalam penentuan target produksi stearin tahun berikutnya. Tabel 19. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Produksi Stearin Indonesia Tahun 1988 – 2009 VARIABEL Parameter Dugaan Prob ITI Signifikansi QST Produksi Stearin Indonesia Intercept 78.16184 0.4915 Harga Domestik CPO DCPO -0.12805 0.2277 Harga Minyak Bumi WOIL 0.00070 0.5561 Produksi Margarin QMGN 0.040549 0.9174 Lag QST LQST 0.99576 0.0005 A F-Hitung = 100.66 ; R 2 = 0.9617 ; Dw = 2.271421

6.2.3 Minyak Goreng Sawit a.

Produksi Minyak Goreng Sawit Hasil pendugaan parameter persamaan produksi minyak goreng sawit memberikan nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 80.23 persen. Hal ini berarti variasi variabel-variabel penjelas di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan 80.23 persen fluktuasi variabel produksi minyak goreng sawit. Variabel endogen 126 di dalam persamaan produksi minyak goreng sawit dipengaruhi secara nyata oleh variabel-variabel penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata α 0.01 yang ditunjukkan oleh statistik F dengan nilai 77.14. Tabel 20 menunjukkan hasil pendugaan persamaan produksi minyak goreng sawit. Produksi minyak goreng sawit secara nyata dipengaruhi oleh harga minyak goreng sawit tahun lalu dan produksi minyak goreng sawit tahun lalu. Masing-masing dengan nilai parameter dugaan sebesar 0.004743 dan 0.799743. Tabel 20. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Produksi Minyak Goreng Sawit Indonesia Tahun 1988 – 2009 VARIABEL Parameter Dugaan Prob ITI Signifikansi QMGR Produksi Minyak Goreng Sawit Indonesia Intercept -3.55793 0.0001 Lag Harga Minyak Goreng Sawit PMGR 0.004743 0.0001 A Harga Minyak Goreng Kelapa PMGK 0.000257 0.5915 Lag QMGR LQMGR 0.799743 0.0001 A F-Hitung = 77.14 ; R 2 = 0.8023 ; Dw = 1.213433 Harga minyak goreng sawit tahun lalu merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap produksi minyak goreng sawit dengan nilai parameter dugaan 0.004743. Jika harga minyak goreng sawit tahun lalu naik sebesar Rp. 1 per kg maka produksi minyak goreng sawit akan meningkat sebesar 0.004743 juta ton per tahun atau 4.743 ribu ton per tahun. Kenaikan harga minyak goreng sawit akan memberikan insentif kepada produsen untuk meningkatkan produksi minyak goreng sawit. Faktor lain yang berpengaruh nyata terhadap produksi minyak goreng sawit adalah besarnya produksi minyak goreng sawit tahun lalu. Hal ini terkait dengan penggunan nilai produksi minyak goreng sawit tahun lalu sebagai acuan dalam penentuan target produksi minyak goreng sawit tahun berikutnya. 127

b. Permintaan Minyak Goreng Sawit