Pengembangan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit dan Penurunan

179

7.7 Pengembangan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit dan Penurunan

Suku Bunga 10 Persen Pada skenario keenam dilakukan simulasi kombinasi peningkatan produksi olein dan stearin sebesar 20 persen sebagai indikator kenaikan produksi biodiesel dari kelapa sawit dan penurunan suku bunga sebesar 10 persen. Hasil simulasi seperti terlihat pada Tabel 54 menunjukkan bahwa pengembangan biodiesel dari minyak kelapa sawit dan penurunan suku bunga berdampak pada penurunan kemiskinan di perkotaan sebesar 2.71 persen dan penurunan kemiskinan di perdesaan sebesar 1.74 persen sehingga secara total kemiskinan berkurang sebesar 2.07 persen. Tabel 54. Hasil Simulasi Pengembangan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit dan Penurunan Suku Bunga 10 Persen No. Variabel Endogen Simulasi Dasar QOL Naik 20, QST Naik 20 dan SB Turun 10 Perubahan 1. Minyak Kelapa Sawit a. Produksi Minyak Kelapa Sawit 8.65 8.83 2.06 b. Konsumsi Minyak Kelapa Sawit 2.89 3.01 4.03 c. Harga Domestik Minyak Kelapa Sawit 682.40 686.40 0.59 d. Harga Ekspor Minyak Kelapa Sawit 762483.00 769235.00 0.89 e. Ekspor Minyak Kelapa Sawit 5.33 5.32 -0.27 2. Minyak Goreng Sawit a. Produksi Minyak Goreng Sawit 4.87 4.87 0.08 b. Permintaan Minyak Goreng Sawit 2.05 2.05 -0.05 c. Harga Minyak Goreng Sawit 927.90 931.00 0.33 3. Perkebunan Kelapa Sawit a. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit 3.88 3.93 1.30 b. Produksi TBS 41.65 42.05 0.96 c. Harga TBS 212.50 212.40 -0.05 4. Upah a. Upah Rata-Rata Sektor Pertanian 436178.00 436768.00 0.14 b. Upah Rata-Rata Sektor Industri 679431.00 682968.00 0.52 5. Produksi a. Produksi Sektor Pertanian 52.85 52.95 0.20 b. Produksi Sektor Industri 98.55 102.90 4.41 6. Pertumbuhan Ekonomi 7.56 7.84 3.65 7. Permintaan Tenaga Kerja 90.69 91.41 0.79 8. Pengangguran 3.31 2.50 -24.39 9. Kemiskinan a. Kemiskinan di Perkotaan 10.63 10.34 -2.71 b. Kemiskinan di Perdesaan 20.95 20.58 -1.74 c. Kemiskinan Total 31.58 30.92 -2.07 180 Kemiskinan di perkotaan berkurang sebesar 2.71 persen karena kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 3.65 persen dan peningkatan produksi sektor industri sebesar 4.41 persen yang meningkatkan upah rata-rata sektor industri sebesar 0.52 persen walaupun harga minyak goreng kelapa sawit naik sebesar 0.33 persen karena pengembangan biodiesel dari minyak kelapa sawit. Kemiskinan di perdesaan berkurang sebesar 1.74 persen karena kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 3.65 persen, kenaikan produksi sektor pertanian sebesar 0.20 persen dan kenaikan produksi tandan buah segar kelapa sawit sebesar 0.96 persen walaupun harga tandan buah segar kelapa sawit mengalami penurunan sebesar 0.05 persen, yang menyebabkan upah rata-rata sektor pertanian mengalami kenaikan sebesar 0.14 persen. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat sebesar 3.65 persen karena pengembangan biodiesel dari minyak kelapa sawit dan penurunan suku bunga terjadi karena peningkatan produksi sektor pertanian sebesar 0.20 persen dan peningkatan produksi sektor industri sebesar 4.41 persen. Hal ini berdampak kepada kenaikan permintaan tenaga kerja sebesar 0.79 persen sehingga pengangguran berkurang sebesar 24.39 persen. Penurunan pengangguran karena pengembangan biodiesel dari minyak kelapa sawit dan penurunan suku bunga ini secara persentase cukup besar namun secara nilai masuk akal karena pengangguran hanya berkurang sebanyak 810000 orang. Ini merupakan dampak kombinasi perubahan di tingkat mikro dalam hal ini biodiesel dengan perubahan di tingkat makro dalam hal ini penurunan suku bunga yang berdampak signifikan terhadap penurunan pengangguran. Penurunan suku 181 bunga mendorong terjadinya peningkatan investasi sehingga menciptakan banyak lapangan kerja. Pengembangan biodiesel dari minyak kelapa sawit dan penurunan suku bunga berdampak pada industri minyak kelapa sawit nasional dimana produksi minyak kelapa sawit meningkat sebesar 2.06 persen dan konsumsi atau permintaan domestik minyak kelapa sawit meningkat sebesar 4.03 persen. Kenaikan konsumsi atau permintaan domestik minyak kelapa sawit menyebabkan harga domestik minyak kelapa sawit meningkat sebesar 0.59 persen yang berpengaruh kepada kenaikan harga ekspor minyak kelapa sawit yang meningkat sebesar 0.89 persen. Kenaikan harga ekspor minyak kelapa sawit dan kenaikan konsumsi atau permintaan domestik minyak kelapa sawit menyebabkan ekspor minyak kelapa sawit mengalami penurunan sebesar 0.27 persen. Kenaikan produksi minyak kelapa sawit sendiri menyebabkan produksi tandan buah segar kelapa sawit meningkat sebesar 0.96 persen yang berasal dari kenaikan luas perkebunan kelapa sawit sebesar 1.30 persen sehingga berdampak pada penurunan harga tandan buah segar kelapa sawit sebesar 0.05 persen. Kenaikan produksi tandan buah segar kelapa sawit, kenaikan luas perkebunan kelapa sawit dan penurunan harga tandan buah segar kelapa sawit merupakan dampak dari pengembangan biodiesel dari minyak kelapa sawit yang disinergikan dengan penurunan suku bunga.

7.8 Pengembangan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit dan Peningkatan