22 besar rakyat. Pembangunan sektor pertanian dan aktivitas-aktivitas ekonomi yang
banyak menggunakan produk pertanian dapat menjadi cara yang efektif dan efisien dalam membangun sumber daya alam sambil menyerap tenaga kerja di
kawasan perdesaan Yudhoyono, 2004. Islam dan Braun 2008 menyatakan bahwa pertumbuhan sektor pertanian
dapat memberikan stimulus pada sektor ekonomi non pertanian yang terdapat di perdesaan dan kota-kota kecil. Setiap kenaikan sebesar US 1 nilai tambah yang
tercipta pada sektor pertanian akan dapat menghasilkan kenaikan nilai tambah pada sektor non pertanian antara US 0.50 – US 1. Inilah yang menyebabkan
pembangunan sektor pertanian sangat penting dilakukan dan diperhatikan dengan baik oleh setiap negara.
2.2 Pengangguran dan Kemiskinan
Dua masalah utama yang sedang dihadapi oleh banyak negara berkembang di seluruh dunia termasuk Indonesia adalah masalah pengangguran dan
kemiskinan. Pengangguran dan kemiskinan merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Orang yang menganggur atau tidak punya pekerjaan
biasanya juga miskin. Orang-orang yang miskin umumnya disebabkan karena tidak punya pendapatan akibat menganggur atau tidak punya pekerjaan Aktar et
al , 2009.
Pengangguran sendiri terjadi ketika pertambahan tenaga kerja baru lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang dapat disediakan
setiap tahunnya baik dari sektor swasta maupun pemerintah. Pengangguran adalah suatu situasi dimana orang-orang yang memiliki kemampuan bekerja dan juga
keinginan untuk bekerja tidak memperoleh pekerjaan. Situasi tersebut disebabkan
23 oleh banyak faktor antara lain pertumbuhan populasi yang tinggi, pertumbuhan
ekonomi yang tidak memadai, pekerjaan yang bersifat musiman dan lambatnya pembangunan industri. Mankiw 2007 menyatakan beberapa alasan munculnya
pengangguran. Pertama, diperlukan waktu untuk mencocokkan antara para pekerja dengan pekerjaan karena pekerja dan seluruh pekerjaan tidak identik
sehingga orang yang kehilangan pekerjaan tidak segera mendapatkan pekerjaan barunya. Kedua, adanya kekakuan upah yang menyebabkan upah tidak segera
menyesuaikan ketika terjadi perubahan permintaan dan penawaran tenaga kerja, sampai penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya.
McEachern 2000 membedakan empat jenis pengangguran berdasarkan atas sumbernya. Ke empat jenis pengangguran tersebut adalah : 1. Pengangguran
friksional, yaitu pengangguran yang muncul karena adanya waktu yang diperlukan untuk menyesuaikan antara kualifikasi pekerja dengan pekerjaan yang
tersedia. 2. Pengangguran struktural, yaitu pengangguran yang muncul karena keterampilan yang diminta pemberi pekerjaan tidak sesuai dengan keterampilan
penganggur atau penganggur tidak berlokasi sama dengan tempat pekerjaan. 3. Pengangguran musiman, yaitu pengangguran yang timbul karena adanya
perubahan permintaan dan penawaran tenaga kerja musiman. 4. Pengangguran siklikal, yaitu pengangguran yang terjadi karena fluktuasi pengangguran yang
disebabkan oleh siklus bisnis. Pengangguran di Indonesia merupakan masalah yang cukup serius. Data
BPS 2007 menunjukkan sebelum krisis ekonomi 1997 tingkat pengangguran umumnya di bawah 5 persen, namun setelah itu terus meningkat sampai dengan
11.2 persen pada 2005. Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia merupakan
24 masalah ekonomi yang perlu diperhatikan karena menyangkut pemborosan
sumberdaya. Pemborosan tersebut menimbulkan kerugian yang ditanggung negara, masyarakat dan individu menyangkut biaya pemeliharaan keamanan dan
stabilitas kehidupan masyarakat. Saunders 2002 menyatakan bahwa pengangguran merupakan suatu hal
yang tidak baik untuk ekonomi sehingga lapangan kerja harus diletakkan pada pusat sistem kesejahteraan dan menolak kesejahteraan untuk orang-orang yang
tidak ingin bekerja atau tidak ingin melibatkan diri dalam aktivitas yang diharapkan mengarah pada terciptanya pekerjaan. Pengangguran akan menjadi
biaya bagi perekonomian karena secara keseluruhan barang dan jasa yang dapat diproduksi menjadi berkurang. Output yang hilang ditambah dengan kerugian
ekonomis dan psikologis yang dialami individu dan keluarga merupakan biaya pengangguran McEachern, 2000.
Yudhoyono 2004 menyatakan bahwa tingkat pengangguran yang tinggi dapat menimbulkan kelompok masyarakat yang pasrah total pada keadaan.
Pengangguran yang persisten dapat meningkatkan jumlah orang miskin yang berlanjut pada kemiskinan struktural jika pemerintah dan lembaga terkait tidak
berhasil menciptakan peluang dan kemampuan yang memadai untuk mengangkat kelompok tersebut mencapai tingkat kehidupan yang layak.
Bank Dunia mendefinisikan kemiskinan adalah ketidakmampuan seseorang mencapai standar hidup minimal. Kemiskinan menurut BPS 2007 ditentukan
oleh kemampuan penduduk dalam memenuhi kebutuhan dasar minimum yang mengacu kepada kebutuhan minimum makanan sebesar 2100 kkal per kapita per
hari ditambah dengan kebutuhan minimum non makanan yang merupakan
25 kebutuhan dasar seseorang yang meliputi papan, sandang, sekolah, transportasi
serta kebutuhan rumahtangga dan individu mendasar lainnya. Nilai pengeluaran dalam rupiah untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum di atas disebut garis
kemiskinan. Orang-orang yang pengeluarannya berada di bawah garis kemiskinan,
disebut penduduk miskin karena ketidakmampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan dasar minimumnya. Untuk standar internasional dari Bank Dunia,
batas penduduk dengan kategori miskin adalah yang berpenghasilan USD 1.00 per hari untuk negara berpendapatan rendah, USD 2.00 per hari untuk negara
berpendapatan sedang dan USD 14.00 per hari untuk negara berpendapatan tinggi. Kemiskinan juga disebabkan oleh orang-orang yang dikelompokkan miskin
tersebut dalam proses produksi terutama yang ada di perdesaan hanya menerima nilai lebih ekonomi awal yang kecil sekali Fisher, 2005. Mereka tidak terlibat
dalam proses produksi lebih lanjut karena ketiadaan modal. Para pemilik modal yang melakukan proses produksi lebih lanjutlah yang akhirnya menikmati nilai
lebih ekonomi dari proses produksi di atas Yudhoyono, 2004. Kemiskinan kadang dibedakan ke dalam dua jenis yaitu kemiskinan absolut
absolute poverty dan kemiskinan relatif relative poverty. Kemiskinan absolut adalah suatu keadaan dimana kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak
dapat dipenuhi dengan pendapatan yang dimiliki seseorang atau suatu keluarga Ingwe, 2009. Kemiskinan relatif diperoleh dengan membandingkan tingkat
pendapatan atau keadaan seseorang atau suatu keluarga dengan keadaan masyarakat sekitarnya, dimana seseorang masih dianggap miskin jika pendapatan
atau keadaannya masih jauh lebih rendah dari keadaan masyarakat sekitarnya.
26 Kemiskinan juga sering dihubungkan dengan kondisi wilayah. Untuk wilayah
dengan sumberdaya alam yang subur, secara umum masyarakatnya dapat hidup cukup sejahtera, sebaliknya untuk wilayah yang kurang subur umumnya hidup
dalam belitan kemiskinan Gambi, 2003. Jumlah penduduk miskin di Indonesia masih cukup besar. Besarnya jumlah
penduduk miskin, yang jika tidak tertangani dengan baik oleh pemerintah menurut Yudhoyono 2004 dapat mengakibatkan : 1 besarnya beban sosial masyarakat,
2 rendahnya kualitas dan produktivitas sumber daya manusia, 3 rendahnya partisipasi aktif masyarakat, 4 menurunnya ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat, 5 menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan 6 kemungkinan merosotnya
mutu generasi yang akan datang.
2.3 Pertumbuhan Ekonomi