Sistem Religi di Kasepuhan
35
4.4. Sejarah Terbentuknya Kasepuhan 4.4.1. Kabuyutan
Sejarah adanya masyarakat Kasepuhan ini menurut Bapak Buhari
8
dimulai dari Sajira Banten, yang dipimpin oleh Buyut Agung dengan masa kepemimpinan
100 tahun. Kemudian diteruskan oleh Aki Buyut Bao Rosa, dan istrinya bernama Ambu Buyut Sampih dan bertempat di Cipatat Bogor. Dari Cipatat berpindah ke
Maja, setelah beliau wafat, Kabuyutan diteruskan oleh anaknya yang bernama Aki Buyut Warning dan istrinya bernama Ambu Buyut Samsiah, serta berpindah
tempat ke Lebak Larang. Ketika Aki Buyut Warning meninggal di Lebak Larang, Kabuyutan
diteruskan oleh Aki Buyut Kayon dan kemudian berpindah tempat ke Lebak Binong Banten selama 27 tahun. Ketika Aki Buyut Kayon meninggal, anak
pertamanya yang bernama Aki Buyut Ceboy belum dewasa, sehingga kepemimpinan Kabuyutan diwarnen
9
oleh Aki Buyut Santayan dan bertempat di Pasir Talaga Sukabumi selama 23 Tahun. Setelah Aki Buyut Ceboy dewasa maka
diangkat menjadi Aki Buyut bertempat di Tegal Lumbu Banten hingga ke Bojong Cisono selama 32 Tahun. Kemudian diteruskan oleh Uyut Jasiun lalu pindah ke
Cicemet. Kabuyutan, sangat terkait dengan kerajaan Pajajaran karena masih
keturunan Prabu Siliwangi. Pada masa itu, kerajaan Sunda Pajajaran berperang dengan Kesultanan Banten yang di pimpin oleh Sultan Maulana Yusuf. Akibat
dari kekalahan dalam peperangan tersebut, banyak dari keluarga raja dan rakyatnya yang senantiasa loyal terhadap rajanya melarikan diri ke arah selatan
kidul di kawasan pegunungan, dan satu kelompok dari keturunan inilah kemudian membentuk masyarakat Kabuyutan. Adimihardja, 1992.
Menurut Djajadiningrat 1983, bahwa pada Tahun 1579 Masehi ketika pengambilalihan kekuasaan dari Kerajaan Pakuan-Pajajaran ke Kesultanan Banten
yang di Pimpin oleh Sultan Maulana Yusuf, selain pengambilalihan kekuasaan juga terjadi penyebaran Agama Islam pada masyarakat Pakuan Pajajaran serta
8
Pak Buhori adalah menjabat sebagai Amil atau juru-basa sekretaris di Kasepuhan SRI dimasa kepemimpinan Abah ASN saat ini juga merangkap sebagai carik atau sekretaris desa di desa
Sirnaresmi kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi.
9
Warnen adalah orang yang diserahi menjadi Pemangku adat karena penerusnya belum dewasa
36 penguasanya yang dipimpin Prabu Suryakencana atau yang di kenal dengan Prabu
Pucuk Umun Sumber Banten yang ditulis oleh Tb. Roesjan 1954, mengemukakan
bahwa pada tahun 1579 Pakuan Pajajaran diambil kekuasaannya oleh Kesultanan Banten yang dipimpin oleh Sultan maulana Yusuf, sebanyak 800 anggota kerajaan
Pakuan Pajajaran melarikan diri ke lereng gunung Cibodas dan lereng Gunung Palasari dan ada yang menyingkir ke Jayanga Jasinga dan sekitar Bayah bahkan
ada yang melarikan diri ke daerah Sanghiyang Sirah dan Boros-hongora Ujung Kulon. Para Pandita melarikan diri ke daerah selatan tepatnya gunung Kendeng
di daerah selatan disebut dengan penghuni parahyangan yang memelihara sunda wiwitan dan dikenal dengan masyarakat kanekes baduy.
Menurut Uwa Ugis
10
bahwa di masa kepemimpinan Aki Buyut Agung sampai dengan Aki Buyut Ceboy adalah masa Kabuyutan dan kabuyutan
merupakan para leluhur dari masyarakat Kasepuhan yang saat ini ada, para buyut juga yang membuat segala aturan-aturan norma tentang kehidupan masyarakat
Kasepuhan yang hingga kini terus dijaga. Penulis tidak membahas kepemimpinan secara mendalam dari para Kabuyutan tersebut yang dikarenakan minimnya
informasi tenang Kabuyutan, namun penulis mengupas secara mendalam pada masa Kasepuhan yang hingga kini masih ada.
10
Uwa Ugis adalah Penasehat Abah dari ketiga Kasepuhan yang ada di desa Sirnaresmi yaitu: Kasepuhan SRI, Kasepuhan CGR dan Kasepuhan CMA. Serta bertempat tinggal rumah di
Kasepuhan SRI.