Pergeseran Sumber Kekuasaan GAMBARAN UMUM KESEPUHAN SINAR RESMI

44 aturan adat yang ada. Sehingga kepatuhan incu-putu semakin kuat dan menaruh kepercayaan yang maksimal kepada Abah AJ. Legitimasi kekuasaan Abah UT selain faktor keturunan juga adanya pihak luar Kasepuhan pemerintah sehingga di masa kepemimpinannya intrevensi dari pemerintah terutama dalam pembangunan pertanian semakian kuat dan hal itu mempunyai konsekuesi pada Incu-putu serta ekistensi kelembagaan leuit semakin lemah dan itulah yang kemudian memporak-porandakan sistem Huma. Pada masa kepemimpinannya politik praktis dengan pemerintah mulai menjamah di kehidupan Kasepuhan. Aroma perpecahan Kasepuhan terjadi pada kepemimpinannya. Kepemimpinan Abah ASNini sumber kekuasaan yang mulanya adanya keturunan, wangsit dan motos kini masuknya pendidikan yang membawa pada nilai materialisme kebendaan yang pantang dimiliki oleh pemimpin adat, saat kepemimpinan adat Abah ASN sudah tidak berlaku lagi. “Previlage” sang “Abah” lebih kepada kehidupan modernisme, misalnya memiliki kendaraan beroda empat, anak-anak Abah sendiri kurang mengikuti pola kehidupan Kasepuhan serta Abah lebih mengedepankan relasi luar Kasepuhan kepentingan elit politik baik nasional maupun lokal. 45

BAB V KEPEMIMPINAN DI KESEPUHAN

5.1. Periode Kepemimpinan di Kasepuhan 5.1.1. Kepemimpinan Abah JSN Kepemimpinan Abah JSN 1937-1960 adalah fase transisi sebagai peletak pertama didalam pembentukan Kasepuhan dari Kabuyutan. Kasepuhan Abah JSN terletak di daerah Cicemet, namun akhirnya dipindahkan ke daerah Cikaret. Pemindahan Kasepuhan ke Cikaret karena selain wangsit alasan lainnya yaitu kemanan, karena pada waktu itu terjadi penjajahan belanda. Abah JSN memiliki karakter yang keras dalam kepemimpinannya dan sangat memegang teguh adat dalam menjalankan aturan Kasepuhan pada incu-putunya. Di masa pemerintahannya cenderung menunjukkan pola-pola kepemimpinan yang otokratis, dalam hal pengelolaan sumberdaya pertanian yang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat Kasepuhan. Misalnya saja, Abah JSN dengan sangat konsisten menjaga aturan pengelolaan lahan adat huma, dengan kegiatan penanaman padi sekali dalam setahun dengan masih menggunakan varietas lokal. Terlebih penyetoran hasil sawah dalam bentuk gabah kering bisa masuk sepenuhnya ke dalam Leuit, serta mengatur agar pembagian hasil panen berdasarkan aturan adat dengan mempertimbangkan lapisan sosial berdasarkan pada jumlah kepemilikan lahan. Kecenderungan yang terjadi, Abah selalu tetap mempertahankan pola hidup berpindah. Dan dalam permasalahan adat, ketegasan Abah dan konsistensi Abah menjaga nilai-nilai luhur adat Kasepuhan menjaga keluhuran nilai-nilai tatali paranti karuhun agar tetap mendarah daging pada masyarakat Kasepuhan. Abah JSN lemah ketika menghadapi kuatnya intervensi pemerintah MiliterTNI terhadap masyarakat Kasepuhan. Sehingga pada tahun 1960 nama Kabuyutan dirubah menjadi Kasepuhan, dan itu disetujui oleh incu-putunya, lihat dalam gambar 5.1. Seperti yang telah dikemukankan oleh Abah ASNKasepuhan SRI seperti berikut: “Pergantian nama dari Kabuyutan menjadi kasepuhan, Abah JSN mendapatkan wangsit dari leluhur guna menjaga keutuhan segala aturan-aturan yang telah ditetapkan dari para buyutleluhur. Hal 46 tersebut diikuti dan ditaati oleh Incu-putu karena dinilai sebagai amanat dari para buyutleluhur.” Ada dua versi dari perubahan nama Kabuyutan menjadi Kasepuhan karena bertepatan dengan intervensi dari MiliterTNI di satu sisi dan di sisi lain bahwa pergantian Kabuyutan ke Kasepuhan merupakan hasil dari wangsit yang datang dari leluhur yang harus dilaksanakan oleh Abah JSN. Keterangan : : Intervensi : Koordinasi : Hasil : Turunan Gambar 5.1 Perubahan Masa Kabuhunan ke Masa Kasepuhan Abah JSN bukan tanpa alasan mengubah nama Kabuyutan menjadi Kasepuhan karena situasi bangsa Indonesia yang baru merdeka serta pemerintahan Belanda sudah menginjakan kakinya di Kabuyutan Agresi Belanda II yang dikhawatirkan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan bersama terutama menyangkut kepercayaan religi yang di nilai oleh incu-putu masyarakat kabuyutan tanah Kabuyutan adalah suci yang sangat sehingga tidak boleh diduduki oleh orang asing. MilterTNI Kabuyutan Abah Kasepuhan Incu-Putu Kasepuhan

Dokumen yang terkait

Upacara Adat Kenduri SKO (Studi Deskriptif di Desa Keluru, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci)

18 180 93

Adaptasi lingkungan masyarakat kasepuhan dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan (Studi kasus Kampung Ciptarasa, Desa Sirnarasa, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi)

0 8 180

Karakteristik Lanskap Kampung Tradisional di Halimun Selatan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Sebuah Studi pada Kampung Kasepuhan di Kesatuan Adat Banten Kidul, Kampung Sirnaresmi, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)

0 14 112

Sistem Pangan Dan Gizi Masyarakat Adat Kasepuhan Ciptagelar Di Jawa Barat

0 4 106

Etnozoologi Masyarakat Adat Kasepuhan Ciptagelar, Desa Sirnaresmi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

4 20 50

LEKSIKON ETNOFARMAKOLOGI DI KAMPUNG ADAT CIPTAGELAR, DESA SIRNARESMI, KECAMATAN CISOLOK, KABUPATEN SUKABUMI (KAJIAN ETNOLINGUISTIK).

4 12 25

TRADISI NGASEUK DI KAMPUNG ADAT SINAR RESMI DESA SIRNARESMI KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA ARTIKEL DI SMA.

3 19 36

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DESA TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA (Suatu Studi di Desa Sirnaresmi dan Desa Cisolok, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi).

1 1 8

LEKSIKON ETNOFARMAKOLOGI DI KAMPUNG ADAT CIPTAGELAR, DESA SIRNARESMI, KECAMATAN CISOLOK, KABUPATEN SUKABUMI (KAJIAN ETNOLINGUISTIK) - repository UPI S IND 1006287 Title

0 0 3

RITUAL SAWER DALAM PERNIKAHAN ADAT SUNDA (STUDI KASUS DI KECAMATAN CICURUG, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT)

0 0 117