70 hanya sekali dalam setahun, serta tidak memakai  pupuk kimia. Akan tetapi  pada
saat  sekarang  ini  telah  terjadi  pergeseran  seperti  setelah  menanampadi  huma kemudian  incu-putu  dapat  diperbolehkan  menanam  padi  IR  63-64  padi
pemerintah  dan  dengan  sistem  penanamannya  di  sawah  serta  mulai  mengenal pupuk kimia.
Pergeseran tersebut dapat di mengerti mengingat Abah sudah begitu kuat menjalin  hubungan  dengan  pihak  pemerintah  dinas  Pertanian  yang  sangat
bertanggung  jawab  terhadap  pembangunan  pertanian  pada  saat  sekarang  ini. Pemerintah  Dinas  Pertanian  selalu  membantu  dalam  menyediaan  benih  padi
serta  pupuk  hal  inilah  yang  menjadi  magnet  bagi  kepemimpinan  Kasepuhan, sehingga  menggeser  dominasi  padi  lokal  huma  yang  ada  di  Kasepuhan.  Maka
fungsi leuit yang biasa menampung padi lokal sangat besar terutama leuit Si-Jimat mulai  berkurang  karena  lahan  huma  ladang  sudah  dijadikan  sawah  untuk
penanaman padi IR 63-63 yang pada gilirannya nanti akan mengalami perubahan.
6.4. Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Kepemimpinan di Kasepuhan
SRI 6.4.1 Pendidikan Formal
Masuknya  pendidikan  sebagai  salah  satu  sumber    kekuasaan  justru membawa  perubahan  kepemimpinan  yang  berimplikasi  pada  peningkatan
wawasan,  pengetahuan,  kemampuan  dan  jaringan  sosial-ekonomi-politik. Peningkatan  jenjang  pendidikan,  khususnya  yang  mampu  ditempuh  oleh elit  dan
pimpinan  Kasepuhan  SRI  telah  membawa  semangat  perubahan  dan  pemikiran baru  dalam  pengembangan  dan  kemajuan  masyarakat.  Abah  ASNketika
mengikuti  pendidikan  Perguruan  tinggi  di  Bogor  menurut  Bapak  Dede  selaku penasehat Abah menyatakan bahwa :
“Ketika  melanjutkan  pendidikan  di  Bogor  perguruan  tinggi Bapak  Asep  belum  menjadi  Abah  kemudian  tidak  sampai  lulus
di perguruan tinggi tersebut, tetapi pemikiran bapak Asep sangat baik  cerdas  dalam  tingkat  Kasepuhan  dan  desa  Sirnaresmi.
Sehingga  beliau banyak menjalin  hubungan dengan para politisi Kabupaten  Sukabumi  lokal  dan  hubungan  dalam  urusan
ekonomi.
”
71 Kemudian  pendidikan  formal  di  Kasepuhan  SRI  ini,  memberi  ruang
terhadap  masyarakat  lebih  berinteraksi  dengan  non-Kasepuhan  mulai  dari pengalaman  ilmu  dan  pengetahuanya  masing-masing  dan  membawa  pada  pola
pemikiran masyarakat Kasepuhan SRI lebih kritis dan membawa perubahan akan pandangannya terhadap Abah sebagai pemimpin.
Sekarang  ini  masyarakat  Kasepuhan  SRI  menilai  bahwa  menjalankan Pendidikan  formal  itu  boleh  dilakukan  sebagaimana  Abah  dan  keluarganya  dan
saat  ini  masyarakat  Kasepuhan  yang  sedang  menjalankan  pendidikan  dari  usia dini  hingga  Perguruan  Tinggi  berjumlah  2445  orang  dan  jumlah  yang  sampai
lulus  pendidikannya  1763  data  ini  di  peroleh  dari  desa  Sinaresmi  sebagai  pusat pemerintahan Kasepuhan SRI seperti tersaji dalam Matriks 6.1.
Matriks 6.1. Data pendidikan Masyarakat Kasepuhan SRI No.
Tingkat Pendidikan Sedang Studi
Jumlah lulusan 01.  TK
350 199
02.  SD 1.876
1.300 03.  SMP
177 186
04.  SMA 38
69 05.  S1
4 9
Jumlah Total
2445 1763
Sumber: Data Skunder diolah, 2012
6.4.2. Interaksi Dengan Masyarakat Luar Kasepuhan
Hubungan  sosial  antara  incu-putu  masyarakat  masyarakat  luar  Kasepuhan sebagai  bentuk  dari  sikap  keterbukaan  incu-putu  Kasepuhan  positive-thanking
terhadap  masyarakat  luar  Kasepuhan  yang  didasari  oleh  aturan-aturan  yang  ada leluhur  yang  tertuang  dalam  Tatali  Paranti  Karuhun  dan  tidak  bisa  dijabarkan
karena bersifatnya supranatural, atau amanat Abah JSN sebagai landasanya “Kudu
hade catur kasadulur, hade carek  kasaderek, kandeu nyaur tinggal ngangsurn” harus  memelihara  persaudaraan  dengan  baik,  bersikap  baik  kepada  teman,
berbicara  dengan  merendah  sehingga  masyarakat  luar  Kasepuhan  apabila berkunjung tamu seperti bagian dari incu-putu Kasepuhan.
Setiap  masyarakat  luar  Kasepuhan  yang  akan  berkunjung  ke  Kasepuhan  ini harus  bertemu  secara  resmi  dengan  Abah  sebagai  pemimpin  Kasepuhan  untuk
meminta  izin  maksud  dan  tujuannya  berkunjung  ke  Kasepuhan.  Pola  interaksi antara  pemimpin  abah  dengan  masyarakat  luar  Kasepuhan  ternyata  membawa