61 Abah UT mendapatkan sakit struk dan ketika sakit tersebut di rawat oleh
kakak  pertamanya  yang  bernama  Bapak  Uum  Sukmawidjaya,  hingga  akhir usianya.  Para  incu-putu  percaya  bahwa  Abah  UT  mendapatkan  kabendon  dari
leluhur  Kasepuhan.  Berikut  peristiwa-peristiwa  nasional  dan  lokal  ketika kepemimpinan Abah UT tersaji pada Matriks 5.4.
Matriks 5.4. Peristiwa-peristiwa Nasional dan Lokal Kepemimpinan Abah UT
No SituasiKondisi
Ruangwaktu Dampak pada Kasepuhan
01. Terjadi perpecahan
kasepuhan Antara Abah Encup
dan Abah UT pada Tahun 1985
Incu-putu terbelah dan harus memilih secara hati nurani
pada keyakinan dan kepatuhan pada Abah
02. Intervensi Pemerintah
dalam bidang pertanian Program BIMAS di
perbolehkan oleh Abah UT tahun 1986
Penanaman padi selain padi huma juga padi IR 63 dan 64
ditanam oleh incu-putu Kasepuhan
03. Adanya peran ganda
antara kepala desa dengan Kasepuhan
Abah UT memiliki dua peran
kepemimpinan yaitu kepala desa dan
Abah di kasepuhan Sirnaresmi.
Kepemimpinan berperan ganda
tersebut pada tahun 1985
Incu-putu menilai Abah UT telah melanggar tatali paranti
karuhun karena memiliki dua peran dalam
kepemimpinan dan akibatnya Abah UT harus
melepaskan jabatan kepala desanya oleh incu-putu
04. Dampak dari penerapan
Undang-undang desa Tahun 1986 Abah
UT memperbolehkan pihak desa untuk
membuat KTP pada incu-putu kasepuhan
Incu-putu merasa dibatasi akan wilayah oleh
pemerintah dengan dilegalkannya KTP
05. Menikah lagi tanpa
persetujuan Ambu pertama
Ambu kemudian meminta cerai
Menyalahgunakan Imah gede sebagai pusat sosial
Kasepuhan untuk menikahkan anak perempuan
dari istri pertamanya dengan orang Cina yang menurut
incu-putu tidak boleh karena beda keyakinan
Sumber: data primer diolah 2012
62
5.1.5. Kepemimpinan Abah ASN Perpecahan Kasepuhan Sirnaresmi
Abah UT pada Tahun 2000 meninggal dunia, karena anak pertama bapak Asep  Nugraha  Bapak  Asep  Nugraha  masih  ada  di  Jakarta  terikat  kontrak
pekerjaan  dan  Usia  masih  muda,  maka  untuk  sementara  pimpinan  Kasepuhan Sirnaresmi  di  pegang  oleh  mamang  Paman  Bapak  Asep  Nugraha  yaitu  Bapak
Uum diangkat menjadi  Abah-warnen di Kasepuhan Sirnaresmi. Abah-warnen ini apabila  Anak  Pertama  yang  pada  saat  sepeninggalnya  Abah  UT  adalah  Bapak
Asep Nugraha telah memenuhi kesanggupannya memenuhi syarat sebagai Abah di  Kasepuhan  maka  kepemimpinan  harus  diserahkan  kepada  yang  berhak  yaitu
Bapak  Asep  Nugraha.  Sebagaimana  hasil  kutipan  wawancara  dengan  Aki  Ompi penasehat Abah ASNKasepuhan SRI sebagai berikut:
“Pas Usia Bapak Asep tos cekap sareng tos dianggap siap jadi abah di  Kasepuhan  Sirnaresmi,  harita  eta  taun  2002,  abah  uum  alim
ngalepasken  kapamimpinan  abah-wamena  ka  bapak  asep,  tapi saterasna  kaluar  ti  Kasepuhan  Sirnaresmi  sareng  ngabawa
paralatan  pusaka  Kasepuhan  teras  ngadambel  Kasepuhan  anyar nudi  pasihan  ngaran  Kasepuhan  CMA.  Dina  tanggal  20  Februari
2002  Bapak  Asep  Nugraha  dijadiken  Abah  Kasepuhan  Sirnaresmi, ayapun Abah Uum Sukmawijaya ngadambel Kasepuhan CMA sareng
ngabawa  pusaka  Kasepuhan  Abah  ASNngaikhlaskeun  .  Menurut Abah  ASNbilih  aya  perselisihan  sareng  aya  goyahna  Kasepuhan,
teras  Abah  Uum  Sukmawijaya  diperbolehkan  nyien  pusat pemerintahan  Kasepuhan  anyar  nu  dipasihan  namina  Kasepuhan
CMA.  Artinya  :  pada  Tahun  2002  ketika  Usia  Bapak  Asep  telah mencukupi  dan  dianggap  siap  menjadi  Abah  di  Kasepuhan
Sirnaresmi.    Abah  Uum  tidak  melepaskan  kepemimpinan  Abah- warnennya untuk diserahkan kepada Bapak Asep, tapi justru keluar
dari  Kasepuhan  Sirnaresmi  dan  membawa  peralatan  pusaka Kasepuhan  serta  membuat  Kasepuhan  baru  yang  diberi  nama
Kasepuhan  CMA.    Pada  tanggal  02  Februari  2002  Bapak  Asep Nugraha  di  nobatkan  sebagai  Abah  di  Kasepuhan  Sirnaresmi  dan
adapun  Abah  Uum  Sukmawijaya  telah  membuat  Kasepuhan  CMA serta
membawa segala
benda pusaka
Kasepuhan Abah
ASNmengikhlaskan  saja,  karena  menurut  Abah  ASNdi  takutkan adanya  perselisihan  dan  mengakibatkan  goyahnya  Kasepuhan,  dan
Abah Uum
Sukmawijaya di
perbolehkan membuat
pusat pemerintahan  Kasepuhan  baru  yang  diberi  nama  Kasepuhan  Cipya
Mulya.”
63
BAB VI KASEPUHAN SRI DI BAWAH KEPEMIMPINAN
ABAH ASN
6.1. Kasepuhan SRI
Setelah  di  nobatkan  sebagai  Abah  pada  Tahun  2002,    di  Kasepuhan Sirnaresmi.  Menurut  Abah  ASNsesuai  dengan  tradisi  leluhur  apabila
kepemimpinannya  Kasepuhan  berganti  maka  kasepuhan  harus  berpindah  tempat atau ganti nama. Kasepuhan Sirnaresmi tersebut  di ganti menjadi  KASEPUHAN
SRI. Pergantian nama Kasepuhan menjadi Sinar Resmi bukan tanpa alasan Sinar berarti  bercahaya  dan  Resmi  selalu  bersemi.  Jadi  arti  secara  luas  adalah
Kasepuhan SRI akan terus bercahaya dan harum bersemi sepanjang masa. Lokasi pemerintahan  Kasepuhan  berpusat  di  desa  Sirnaresmi,  dengan  jumlah  pengikut
sebanyak  8.320  Jiwa.  Kepemimpinan  Abah  ASNkehidupan  berpindah-pindah kemudian berhenti digantikan dengan hidup menetap
Menurut Amil Buhari Perkataan atau petuah Abah ASN setelah mengganti nama  Kasepuhan  dari  Sirnaresmi  menjadi  Kasepuhan  SRI,  dan  tertanam  hingga
sekarang di incu-putu masyarakat Kasepuhan adalah: “Mangga bae arek make teknologi dan ikut modernisasi, asalkan teu
ngaganggu  jeung  ngarusak  kana  tatanenpertanian  ngahuma  anu puguh  disakralkeun  baheula  sampe  ayeuna,  para  karuhun  nu  heula
mah  Ninggalnya  heunteu  ninggalkeun  raga”  artinya  silahkan  saja menggunakan  teknologi  dan  mengikuti  modernisasi,  yang  penting
tidak  mengganggu  dan  merusak  pada  pertanian  yang  sudah disakralkan  dari  dulu  sampai  sekarang,  karena  para  pendahulu
meninggalnya bukan meninggalkan raga tapi wangsiat
” Masa kepemimpinan Abah ASN sekarang ini selalu mengajak incu-putunya
menjaga  akan  keutuhan  segala  aturan  Kasepuhan  yang  berlaku,  serta  bila  ada permasalahan  di  selesaikan  dengan  jalan  musyawarah  untuk  mufakat,  dan  pada
awal  kepemimpinannya  selalu  menerima  masukan  dari  incu-putu  serta  lembaga Kasepuhan SRI.