75 mengenal  penanaman  padi  huma  hanya  melakukannya  sekali  dalam  setahun
mengacu  pada  Ibu  Bumi.  Menurut  kepercayaannya  incu-putu  Kasepuhan  bahwa seorang ibu hanya melahirkan satu kali dalam setahun, tidak akan melahirkan dua
kali  atau  lebih,  karena  apabila  melahirkan  lebih  dari  satu  dalam  setahun  akan merusak  rahim  dari  Ibu  tersebut,  begitupun  juga  dalam  penanaman  padi  huma.
Maka perlakukan alam Ibu tersebut seperti seorang ratu  yang harus dijaga oleh incu-putu Kasepuhan.
7.1.3. Tilu Sapamilu, Dua Sakarupa, Nu Hiji Eta-Eta Keneh
Gambar 7.1. landasan filosofis kehidupan kasepuhan dalam tatali Paranti karuhun
Tilu-sapanulu
Tekad       Ucap        lampah niat, ucapan, tindakanperilaku.
Tilu Sapamilu
Dua Sakarupa
Nu Hiji eta-eta Keneh
Ruh Raga
Pakean Raga
Pakean Ruh
Ruh Pakean
Raga
Ruh Raga
Pakean Tekad
Ucap Lampah
Syara Nagara
Buhun Pakean
Raga Ruh
76 Buhun      Nagara     Syara aturan adat, Pamarentahan, Agama
Ruh      Raga      Papakean nyawa, raga, pakean
Dua Saka Rupa;
Buhunmukaha, Nagara, Syara aturan adat, pemerintah dan agama.
Nu Hiji Eta Keneh;
Nyawaruh,  Raga,  Pakean.  Manusia  harus  memiliki  ketiga-tiganya sehingga memiliki kamanusiaan. Jika tidak akan disebut  manusiawi
karena  manusia  tanpa  nyawa  berarti  mayat,  manusia  tanpa  raga berarti  makluk  gaib  tidak  terlihat  dan  manusia  tanpa  pakaian
diibaratkan makluk hidup yang  telanjang hewan.
Tilu  sapamulu,  tiga  dalam  satu  artian  yang  sama  atau  satu  wajah,  dua sakarupa  dua  yang  satu  rupa,    nu-  hiji  eta-eta  keneh  dan  satu  akan  kmbali  ke
satunya juga pada tilu-sapamilu. Tata  nilai  ini  mengandung  pengertian  bahwa hidup    hanya    dapat      berlangsung  dengan  baik  dan  tenteram  bila  dipenuhi  tiga
syarat,  yaitu : 1.
Tekad,  ucap  dan  lampah,  niat    atau    pemikiran,    ucapan    dan tindakan    harus    selaras    dan    dapat    dipertanggung  jawabkan
kepada      incu-putu  keturunan  warga  Kasepuhan  dan    sesepuh para orang tua dan  nenek  moyang
2. Jiwa,  raga  dan  perilaku,  harus  selaras  dan  berakhlak
3. Kepercayaan  adat  sara,  nagara,  dan  mokaha  harus  selaras,
harmonis dan tidak bertentangan satu dengan lainnya. Manusia  yang  mempunyai  segala  maksud  dan  tujuan  di  dalam
menjalankan hidup, maka harus mempunyai pedoman didalam hidupnya hukum sebagai  pedoman  agar  tidak  salah  langkah  atau  dalam  bahasa  incu-putu
masyarakat Kasepuhan
“Patokan Nyangkulu ka hukum” yang lebih tinggi dari
kepala  adalah  hukum;  hukum  kedudukannya  diatas  segala-galanya  sehingga hukum  harus  asli  baik  hukum  Agama  maupun  hukum  Adat,  dan  ditaati  oleh
masyarakat. Manusia jika ingin teratur maka harus mengikuti aturan  yang dibuat