Lokasi Kesepuhan Sinar Resmi
                                                                                29
4.2. Demografi 4.2.1. Penduduk
Menurut Abah ASN bahwa karena lokasi Kasepuhan SRI memang berada di  desa  Sirnaresmi  akan  tetapi  untuk  warga  Kasepuhan  tersebar  mulai  dari  Desa
Sirnaresmi  itu  sendiri,  Bogor,  Banten  hingga  Lampung.  Penulis  dalam mengidentifikasi  penduduk  dalam  penelitian  ini  dibatasi  hanya  penduduk  yang
berada  di  Kasepuhan  saja  bukan  jumlah  penduduk  desa  Sirnaresmi.  Adapun jumlah warga Kasepuhan SRI pada saat sekaranng ini berjumlah 8.320 jiwa.
4.2.2. Mata Pencaharian 4.2.2.1. Pertanian Berladang
Pada umumnya incu-putu masyarakat Kasepuhan SRI bertani ladang atau dalam bahasa lokalnya huma yaitu bertani padi di kawasan hutan yang dilakukan
di  kawasan  pegunungan  Halimun  dengan  sistim  penanaman  satu  tahun  sekali, sesuai dengan norma-norma yang dianut di Kasepuhan.
“Ibu Bumi, bapak langit” adalah falsafah untuk Bumi di ibaratkan sebagai ibu yang melahirkan anak hanya
satu  kali,  maka  perlakukanlah  ibu  dengan  baik,  dan  langit  yang  memberikan kehidupan kepada bumi berupa hujan guna menyuburkan tanaman terutama padi.
Adapun  rangkain  dalam  sistim  huma  di  Kasepuhan  SRI  berikut  diuraikan  dalam matriks dibawah ini:
Matriks 4.1. Rangkaian Ritual Kegiatan Huma di Kasepuhan SRI
No. Kegiatan
Uraian Pelaksanaan
01. Narawas
Menandai ladang yang akan di jadikan lahan  humma
Juni 02.
Nyacar Membersihkan lahan biasanya
selama seminggu Juli
03. Ngahuru
Membakar tanaman perdu yg tdk brguna untuk dijadikan
pupuk organik Agustus
04. Ngerukkan
Membakar sisa-sisa  perdu yang belum di bakar
Agustus 05.
Nyara Meremahkan diolah agar  tanah
gembur Agustus
06. Ngaseuk
Merupakan kegiatan menanam padi huma dengan memasukkan
September
30 benih ke dalam lubang
menggunakan aseuk tongkat kayu. Dilakukan oleh Abah
pertama kalinya dan diteruskan dengan incu-putu Kasepuhan
07. Ngored
Menyiangi padi Oktober
08. Beberes Mager
Ritual selametan dilakukan di ladang yang diikuti oleh sebagai
tokoh Kasepuhan gunanya adalah untuk menjaga padi dari
serangan hama. Kegiatan ini dilakukan di huma serang
ladang milik Kasepuhan, kegiatan ini dilaksanakan sekitar
bulan Muharam perhitungan dalam kalender Islam.
Oktober
09. Ngarawunan
Ritual untuk meminta isi padi agar tumbuh dengan subur,
sempurna dan tidak ada gangguan. Kegiatan ini
dilakukan oleh semua incu putu untuk meminta doa kepada
Abah melalui bagian pamakayaan bagian pertanian.
Ngarawunan dilakukan setelah padi berumur tiga bulan sampai
empat bulan. November
10. Mipit
Memanen padi huma yang dilaksanakan di huma serang
ladang milik kasepuhan, alat yang digunakan untuk memanen
padi ini disebut ani-ani, dan sebelum pemotongan padi
pertama dilakukan “pengawinan padi” sebagai simbol rasa sukur
hal ini dilakukan oleh Abah dan didampingi dengan bagian
Pamakayaan. April
11. Ngalantayan
Padi yang sudah di potong kemudian dijemur dengan
menggunakan bambu atau pohon, dan berjajar dijemur
selama satu bulan April
12. Mocong dan
ngunjal Mengikat padi yang kering
dipilah kembali untuk diangkut ke lumbung
Mei
                                            
                