Karakteristik Unit Usaha KARAKTERISTIK WISATAWAN, UNIT USAHA, DAN TENAGA KERJA

Pengeluaran wisatawan di dalam lokasi wisata yaitu sebesar 16 380 780 rupiah berdasarkan penjumlahan pengeluaran konsumsi, tiket masuk, souvenir, penginapan, dan biaya atraksi wisata dijabarkan pada Tabel 28. Data rata-rata pengeluaran wisatawan sekali kunjungan per bulan di dalam lokasi wisata disajikan pada Tabel 30. Tabel 30. Rata-rata Pengeluaran Wisatawan per Bulan di Dalam Lokasi Wana Wisata Cikole Tahun 2013 Uraian Nilai Rata-rata Jumlah Kunjungan per Bulan orang 500 Rata-rata Jumlah Kunjungan per Tahun orang 6 000 Rata-rata Pengeluaran di Dalam Kawasan Wisata rupiah per kunjungan 192 715 Rata-rata Total Pengeluaran per Bulan di Dalam Kawasan Wisata rupiah 96 357 529 Rata-rata Total Pengeluaran per Tahun di Dalam Kawasan Wisata rupiah 1 156 290 000 Sumber: Data Diolah 2013 Rata-rata pengeluaran wisatawan dalam sekali kunjungan di Wana Wisata Cikole yaitu 192 715 rupiah. Nilai rata-rata pengeluaran wisatawan per kunjungan terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan wisatawan di lokasi wisata yang dijabarkan pada Tabel 29 sebesar 16 380 780 rupiah dibagi dengan jumlah sampel wisatawan yaitu 85 orang. Berdasarkan rata-rata jumlah kunjungan wisatawan per bulan sebanyak 500 orang, maka rata-rata total pengeluaran wisatawan berwisata di Wana Wisata Cikole per bulan yaitu sebesar 96 357 529 rupiah. Terdapat pula tingkat kebocoran pengeluaran wisatawan Wana Wisata Cikole disajikan pada Tabel 31. Tabel 31. Rata-rata Pengeluaran Kebocoran Wisatawan per Bulan Tahun 2013 Uraian Nilai Rata-rata Jumlah Kunjungan per Bulan orang 500 Rata-rata Jumlah Kunjungan per Tahun orang 6 000 Rata-rata Pengeluaran di Luar Kawasan Wisata rupiah per kunjungan 337 840 Rata-rata Total Pengeluaran Kebocoran per Bulan di Luar Kawasan Wisata rupiah 168 920 000 Rata-rata Total Pengeluaran Kebocoran per Tahun di Luar Kawasan Wisata orang 2 027 040 000 Sumber: Data Diolah 2013 Berdasarkan Tabel 31, rata-rata total kebocoran dari pengeluaran wisatawan per bulan adalah 168 920 000 rupiah. Tingkat kebocoran wisatawan diperoleh dari pengeluaran wisatawan di luar kawasan wisata yang dijabarkan pada Tabel 28. Tingkat kebocoran yang tinggi menunjukan kontribusi ekonomi bagi masyarakat lokal masih relatif rendah. Terdapat 63.677 persen pengeluaran wisatawan terjadi di luar lokasi wisata sehingga manfaat ekonomi terhadap masyarakat lokal belum maksimal.

7.2. Dampak Langsung Direct Impact

Pengeluaran wisatawan terjadi di lokasi wisata dan sebagian besar di luar lokasi wisata economic leakages. Dampak ekonomi langsung yaitu sejumlah uang yang diterima oleh pemilik unit usaha yang ada di Wana Wisata Cikole dari transaksi ekonomi wisatawan dengan unit usaha. Pengeluaran wisatawan tidak sepenuhnya terjadi di dalam lokasi wisata, maka tingginya pengeluaran wisatawan belum tentu mengindikasikan dampak langsung yang dirasakan. Tabel 32 menyajikan data proporsi pengeluaran unit usaha di Wana Wisata Cikole. Tabel 32. Proporsi Rata-Rata Pengeluaran Unit Usaha Wana Wisata Cikole per Bulan Tahun 2013 Jenis Biaya Pengeluaran Nilai rupiah Proporsi Terhadap Penerimaan Total persen Pendapatan Tenaga kerja dari Gaji 27 000 000 22.319 Pembelian Bahan Baku 79 481 500 65.700 Biaya Sewa Tempat 8 330 000 6.886 Transportasi 1 918 000 1.585 Pemeliharaan 4 246 000 3.510 Total 120 975 500 100.000 Sumber: Data Diolah 2013 Tabel 32 menunjukan 65.700 persen proporsi alokasi terbesar dari pengeluaran unit usaha di Wana Wisata Cikole digunakan untuk pembelian bahan baku. Selanjutnya yaitu dialokasikan untuk upah tenaga kerja sebesar 22.319 persen atau sebesar 27 000 000 rupiah. Pendapatan unit usaha didapat dari selisih antara penerimaan unit usaha dengan pengeluaran unit usaha. Data hasil pendapatan unit usaha Wana Wisata Cikole dijabarkan pada Tabel 33. Tabel 33. Pendapatan Unit Usaha per Bulan di Wana Wisata Cikole Bulan Mei Tahun 2013 Kategori Nilai rupiah Penerimaan Unit Usaha 222 515 000 Pengeluaran Unit Usaha 120 975 500 Pendapatan Unit Usaha 104 174 500 Sumber: Data Diolah 2013 Total pengeluaran unit usaha yaitu sebesar 120 975 500 yang dijabarkan pada Tabel 32. Penerimaan unit usaha diperoleh sebesar 222 515 000 rupiah. Data penjabaran pendapatan unit usaha di Wana Wisata Cikole disajikan pada Lampiran 8. Dampak ekonomi langsung dari kegiatan wisata di Wana Wisata Cikole diperoleh dari pendapatan unit usaha yaitu sebesar 104 174 500 rupiah.

7.3. Dampak Tidak Langsung Indirect Impact

Keberadaan Wana Wisata Cikole memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendirikan unit usaha. Jenis unit usaha yang ada di Wana Wisata Cikole ini antara lain yaitu penyedia jasa permainan high rope, pedagang asongan makanan ringan, warung makan, penjual bakso, penjual siomay, penjual angklung, penjual souvenir, penjual batagor, dan penyedia jasa sewa kuda. Sebagian besar unit usaha di Wana Wisata Cikole dijalankan langsung oleh pemilik unit usaha dan tidak memiliki tenaga kerja. Penyedian jasa permainan high rope ,warung makan, resort dan perkemahan merupakan unit usaha yang memiliki tenaga kerja dengan total tenaga kerja sebanyak 19 orang. Seluruh tenaga kerja yang bekerja di unit usaha lokal berstatus pekerjaan utama dengan upah bulanan sebesar 300 000 - 2 500 000 rupiah. Terdapat 18 dari 19 orang tenaga kerja yang ada di Wana Wisata Cikole memiliki upah lebih dari atau sama dengan Upah Minimum Regional UMR. Dampak ekonomi tidak langsung didapat dari proporsi pengeluaran unit usaha di Wana Wisata Cikole untuk upah tenaga kerja. Pengeluaran unit usaha untuk upah tenaga kerja yaitu sebesar 27 000 000 rupiah Tabel 32. Nilai tersebut menunjukan proporsi yang cukup besar yaitu sebesar 22.319 persen terhadap total pengeluaran unit usaha. Kondisi tersebut menunjukan bahwa Wana Wisata Cikole telah memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat lokal sebagai tenaga kerja. Dilihat dari jumlah tenaga kerja lokal di lokasi wisata, saat ini unit usaha ditingkat lokal belum banyak menyerap tenaga kerja.

7.4. Dampak Lanjutan Induced Impact

Dampak lanjutan ini berupa pengeluaran yang dilakukan tenaga kerja Wana Wisata Cikole. Pengeluaran tenaga kerja terdiri dari pengeluaran konsumsi di lokasi wisata, kebutuhan pangan, listrik, air, transportasi, komunikasi, dan sewa tempat tinggal. Data pengeluaran tenaga kerja Wana Wisata Cikole dijabarkan pada Lampiran 10. Tabel 34 menunjukan proporsi pengeluaran tenaga kerja di Wana Wisata Cikole. Tabel 34. Proporsi Pengeluaran Tenaga Kerja per Bulan di Wana Wisata Cikole Tahun 2013 Jenis Biaya Pengeluaran Nilai rupiah Proporsi Terhadap Penerimaan Total persen Pengeluaran di Dalam Lokasi Wisata 4 547 000 18.214 Kebutuhan Pangan 10 998 000 44.055 Biaya Listrik 760 000 3.044 Biaya Air 265 000 1.062 Biaya Transportasi 2 706 000 10.84 Biaya Komunikasi 1 675 000 6.71 Biaya Sewa Tempat Tinggal 4 013 000 16.075 Total 24 964 000 100.000 Sumber: Data Diolah 2013 Berdasarkan Tabel 34, proporsi pengeluaran terbesar adalah untuk kebutuhan pangan yaitu sebesar 46.210 persen dari total pengeluaran tenaga kerja lokal. Proporsi pengeluaran tenaga kerja sebagian besar digunakan untuk kebutuhan pokok sehari-hari. Sebagian upah tenaga kerja yang diperoleh masih rendah, sehingga untuk mencukupi biaya hidup lainnya diperoleh dari penerimaan lain di luar kegiatan wisata.

7.5. Nilai Pengganda dari Pengeluaran Wisatawan

Nilai efek pengganda multiplier effect dihitung untuk mengetahui seberapa besar dampak pengeluaran wisatawan saat berekreasi di Wana Wisata Cikole terhadap perekonomian sekitar objek wisata. Data kategori hasil analisis dampak ekonomi Wana Wisata Cikole disajikan pada Tabel 35. Tabel 35. Hasil Analisis Dampak Ekonomi Wana Wisata Cikole Bulan Mei Tahun 2013 Kategori Nilai rupiah Pengeluaran Wisatawan di Dalam Lokasi Wisata E 96 357 529 Pendapatan Lokal yang Diperoleh Unit Usaha D 104 174 500 Pendapatan Tenaga kerja dari Gaji N 27 000 000 Pengeluaran Tenaga Kerja di Lokasi Wisata U 4 547 000 Sumber: Data Diolah 2013 Pengeluaran wisatawan di dalam lokasi wisata terdiri dari biaya-biaya yang dibayarkan wisatawan di dalam lokasi wisata dijabarkan pada Tabel 28.