IX.  PERUMUSAN STRATEGI PENGELOLAAN WANA WISATA CIKOLE
9.1.  Identifikasi Faktor Internal Wana Wisata Cikole
Faktor-faktor  kekuatan  strenghts  internal  Wana  Wisata  Cikole diantaranya,  hubungan  komunikasi  yang  baik  antara  pengelola  dan  petugas,
investasi  yang  berkelanjutan,  letak  objek  wisata  cukup  strategis,  harga  produk wisata  ekonomis,  adanya  publikasi  objek  wisata,  keindahan  alam  objek  wisata,
lingkungan bersih dan nyaman, produk wisata beragam. Berikut penjelasan faktor
kekuatan internal Wana Wisata Cikole:
1. Hubungan komunikasi yang baik antar pengelola
Wana  Wisata  Cikole  dikelola  oleh  Site  Manager  sebagai  pengambil keputusan  dan  petugas  yang  bekerja  di  masing-masing  sektor  wisata  di  lokasi.
Komunikasi  antar  pengelola  diperlukan  sebagai  koordinasi  dalam  pengelolaan Wana  Wisata  Cikole.  Hubungan  komunikasi  antara  pengelola  dan  petugas  di
Wana  Wisata  Cikole  sudah  baik  dan  merupakan  kekuatan  bagi  wisata  ini  untuk pengembangan lebih lanjut.
2. Investasi yang berkelanjutan
Investasi  merupakan  modal  dalam  pengembangan  sarana  dan  prasarana Wana  Wisata  Cikole.  Adanya  investasi  merupakan  kekuatan  bagi  Wana  Wisata
Cikole untuk menjadi wisata yang berkelanjutan. Investasi yang sudah ada berupa fasilitas penginapan, akses jalan di dalam lokasi, kondisi hutan yang lestari, serta
dana anggaran pemeliharaan dan pengembangan wisata. 3.
Letak objek wisata cukup strategis Wana Wisata Cikole terletak di kawasan wisata Kecamatan Lembang yang
sangat strategis. Gerbang utama Wana Wisata Cikole berada tepat di jalur utama Kecamatan  Lembang.  Letaknya  yang  strategis  menjadi  kekuatan  bagi  Wana
Wisata Cikole sehingga lebih mudah dikenali oleh wisatawan. 4.
Harga produk wisata ekonomis Harga  produk  wisata  di  Wana  Wisata  Cikole  beragam.  Beberapa  produk
wisata  seperti  permainan  outbond  ditawarkan  dengan  harga  yang  berbeda  untuk kalangan dewasa dan anak-anak. Pengelola wisata juga menyediakan paket-paket
wisata  yang  beragam  sehingga  dapat  disesuaikan  dengan  kebutuhan  wisatawan. Paket  wisata  tersebut  memberikan  keuntungan  bagi  wisatawan  sehingga  harga
yang  dibayarkan  lebih  murah.  Harga  produk  wisata  yang  ekonomis  menjadi kekuatan internal pengembangan Wana Wisata Cikole.
5. Adanya publikasi objek wisata
Publikasi  berperan  dalam  menarik  wisatawan  baru  untuk  berkunjung  ke Wana  Wisata  Cikole.  Pengelola  wisata  sudah  melakukan  beberapa  publikasi
sebagai  usaha  meningkatkan  kunjungan  wisata.  Publikasi  yang  telah  dilakukan diantaranya yaitu dengan menyebarkan brosur dan mengikuti pameran pariwisata.
6. Keindahan alam objek wisata
Keadaan  alam  merupakan  daya  tarik  Wana  Wisata  Cikole.  Kondisi  alam yang  indah  merupakan  kekuatan  internal  Wana  Wisata  Cikole  untuk
dikembangkan.  Wana  Wisata  Cikole  merupakan  jenis  wisata  minat  khusus dimana keindahan pemandangan hutan pinus menjadi tujuan utama wisatawan.
7. Lingkungan bersih dan nyaman
Wana  Wisata  Cikole  memiliki  lingkungan    yang  bersih.  Kebersihan kawasan  wisata  menjadi  perhatian  pihak  pengelola  untuk  menjaga  kenyamanan
wisatawan.  Pihak  pengelola  mengajak  masyarakat  lokal  yang  mendirikan  unit usaha  di  Wana  Wisata  Cikole  untuk  melakukan  kerja  bakti  setiap  hari  senin.
Kegiatan ini dilakukan sebagai ganti dari biaya sewa yang seharusnya dibayarkan unit usaha kepada pihak pengelola wisata.
8. Produk wisata beragam
Produk  wisata  yang  ditawarkan  di  Wana  Wisata  Cikole  beragam. Keragaman  produk  wisata  memberikan  pilihan  kepada  wisatawan  untuk
berekreasi.  Keragaman  produk  wisata  juga  merupaka  kekuatan  internal  Wana Wisata Cikole sehingga dapat memperluas pangsa pasar wisata.
Faktor kelemahan weaknesses  Wana Wisata Cikole meliputi, kurangnya
sarana dan prasarana objek wisata, kualitas SDM belum baik, struktur organisasi
belum jelas. Berikut penjelasan faktor kelemahan internal Wana Wisata Cikole:
1. Kurangnya sarana dan prasarana objek wisata
Sarana dan prasarana di Wana Wisata Cikole masih kurang dibandingakan dengan  wisata  lain  di  sekitarnya  yang  telah  berdiri  lebih  dahulu.  Sarana  dan
prasarana  yang  kurang  menjadi  suatu  kelemahan  internal  bagi  Wana  Wisata Cikole.  Perlu  adanya  pengembangan  lebih  lanjut  untuk  mengoptimalkan
penawaran wisata di Wana Wisata Cikole. 2.
Kualitas SDM belum baik Wana  Wisata  Cikole  dikelola  oleh  Perum  Perhutani  dimana  pengelola
yang  bertugas  di  Wana  Wisata  Cikole  memiliki  latar  belakang  pendidikan kehutanan.  Sebagai  kawasan  wisata,  Wana  Wisata  Cikole  perlu  dikembangkan
dan  dikelola  oleh  pihak  yang  memiliki  latar  belakang  pendidikan  atau  memiliki kompetensi  di  bidang  pariwisata.  Kualitas  SDM  yang  belum  baik  merupakan
kelemahan internal yang menjadi kendala pengembangan wisata ini. 3.
Struktur organisasi belum jelas Pengelola  Wana  Wisata  Cikole  memiliki  struktur  organisasi  yang  belum
jelas.  Petugas  di  lokasi  wisata  belum  memiliki  pembagian  tugas  yang  jelas  dan terarah. Kelemahan tersebut menjadi kendala dalam koordinasi pengelolaan Wana
Wisata Cikole.
9.2.  Analisis Matriks IFE
Tahap  input  merupakan  tahap  pengelompokan  hasil  identifikasi  faktor- faktor  lingkungan  internal  dan  eksternal  objek  wisata  ke  dalam  matriks  IFE  dan
EFE.  Sampel  pada  analisis  ini  yaitu  lima  orang  pihak  pengelola  Wana  Wisata Cikole  terdiri  dari  empat  pihak  pengelola  dari  Perum  Perhutani  serta  satu  pihak
mitra.  Sampel  pihak  pengelola  dari  Perum  Perhutani  antara  lain  Kepala  Biro Pengawasan Unit III, KSS Agroforestry Ekologi dan Jasa Lingkungan AEJ KPH
Bandung Utara, Staff AEJ KPH Bandung Utara, serta Site Manager. Pihak mitra yang  menjadi  sampel  analisis  ini  yaitu  Koordinator  Lapang  Bandung  Tree  Top
Adventure. Matriks  IFE  menjabarkan  faktor-faktor  strategis  internal  dalam  kategori
kekuatan dan kelemahan objek wisata. Hasil analisis matriks IFE menggambarkan seberapa  besar  pengaruh  faktor-faktor  strategis  internal  terhadap  objek  wisata.
Analisis faktor-faktor strategis internal dilakukan melalui wawancara dengan lima orang  pihak  pengelola  Wana  Wisata  Cikole.  Wawancara  tersebut  menghasilkan
sepuluh kekuatan dan tiga kelemahan dari faktor-faktor strategis internal.
Hasil  analisis  matriks  IFE  menunjukan  bahwa  faktor  internal  terpenting agar  pengelolaan  pariwisata  ini  berhasil  adalah  hubungan  komunikasi  yang  baik
antara  pengelola  dengan  petugas  sebagaimana  dutunjukan  oleh  bobot  terbesar yaitu  0.107.  Faktor  tersebut  juga  menjadi  kekuatan  utama  faktor  internal  Wana
Wisata Cikole dengan skor bobot tertinggi sebesar 0.428. Faktor strategis internal yang menjadi kelemahan utama objek wisata ini adalah sarana dan prasarana yang
memiliki  skor  bobot  yaitu  sebesar  0.190.  Total  bobot  faktor  strategis  internal diperoleh  dengan  nilai  3.024  di  atas  rata-rata  titik  tengah  2.500,
mengindikasikan bahwa Wana Wisata Cikole memiliki posisi internal yang kuat. Adapun  data  hasil  analisis  faktor  strategis  internal  disajikan  dalam  Matriks  IFE
pada Tabel 39.
Tabel  39.  Matriks Internal  factor  Evaluation  IFE  Wana  Wisata  Cikole
Tahun 2013
Faktor-Faktor Strategis Internal Bobot  Rating
Skor Bobot Kekuatan
1.  Hubungan komunikasi yang baik antar pengelola
0.107 4
0.428 2.  Investasi yang berkelanjutan
0.095 3
0.285 3.  Letak objek wisata cukup strategis
0.081 4
0.324 4.  Harga produk wisata ekonomis
0.082 3
0.246 5.  Adanya publikasi objek wisata
0.082 3
0.246 6.  Keindahan alam objek wisata
0.102 4
0.408 7.  Lingkungan bersih dan nyaman
0.097 3
0.291 8.  Produk wisata beragam resort, bumi
perkemahan, outbond 0.088
3 0.264
Kelemahan
1.  Kurangnya sarana dan prasarana objek wisata 0.095
2 0.190
2.  Kualitas SDM belum baik 0.093
2 0.186
3.  Struktur organisasi belum jelas 0.078
2 0.156
Total 1.000
33 3.024
Sumber: Data Diolah 2013
9.3.  Identifikasi Faktor Eksternal Wana Wisata Cikole
Faktor  eksternal  Wana  Wisata  Cikole  terdiri  dari  kategori  peluang  dan ancaman.  Peluang  faktor  ekszsternal  Wana  Wisata  Cikole  antara  lain,  adanya
dukungan  Pemda  Kabupaten  Bandung  Barat,  Lembang  berada  pada  jalur  yang menghubungkan  Bandung  dengan  Subang  dan  Purwakarta,  Lembang  menjadi
tujuan  wisata  membuka  peluang  peningkatan  pendapatan  masyarakat  sekitar,
perkembangan  teknologi  komunikasi,  mudahnya  aksesibilitas  menuju  objek wisata. Berikut penjelasan faktor peluang eksternal Wana Wisata Cikole:
1. Adanya dukungan Pemda Kabupaten Bandung Barat
Dukungan  Pemda  Kabupaten  Bandung  menjadi  peluang  eksternal pengembangan  Wana  Wisata  Cikole.  Terdapat  petugas  dari  Pemda  Kabupaten
Bandung  Barat    yang  bertugas  di  pengelolaan  wisata  ini.  Keterlibatan  Pemda memberikan keuntungan dalam investasi berkelanjutan serta membantu publikasi.
2. Objek  wisata  berada  pada  jalur  yang  menghubungkan  Bandung  dengan
Subang dan Purwakarta Wana  Wisata  Cikole  terletak  di  wilayah  yang  strategis  Kecamatan
Lembang.  Kawasan  wisata  ini  terletak  diantara  jalur  yang  menghubungkan Bandung  dengan  Subang  dan  Purwakarta  sehingga  arus  lalu  lintasnya  cukup
ramai.  Kondisi  tersebut  menjadi  peluang  eksternal  bagi  Wana  Wisata  Cikole untuk  lebih  dikenal  banyak  orang  dan  menjadi  pilihan  wisatawan  untuk
berekreasi. 3.
Objek  wisata  berada  di  kawasan  wisata  Lembang  membuka  peluang peningkatan pendapatan masyarakat sekitar
Kecamatan  Lembang  merupakan  kawasan  yang  berkembang  di  bidang pariwisata.  Hal  tersebut  menjadi  peluang  pengembangan  pariwisata  di  Wana
Wisata  Cikole.  Aktivitas  wisata  di  objek  wisata  ini  melibatkan  masyarakat  lokal sebagai tenaga kerja dan mendirikan unit usaha. Keterlibatan masyarakat di sektor
wisata  berpeluang  dalam  meningkatkan  pendapatan  dan  kondisi  perekonomian daerah.
4. Perkembangan teknologi komunikasi
Perkembangan  teknologi  komunikasi  merupakan  peluang  eksternal pengembanagan  Wana  Wisata  Cikole.  Teknologi  komunikasi  berperan
memberikan kemudahan koordinasi pengelola dan petugas. Teknologi komunikasi juga  berperan  dalam  usaha  publikasi  dan  merupakan  peluang  bagi  Wana  Wisata
Cikole untuk memperluas pangsa pasar wisatawan. 5.
Mudahnya aksesibilitas menuju objek wisata Aksesibilitas  menuju  Wana  Wisata  Cikole  dapat  dituju  baik  dari  Kota
Bandung maupun Kota Subang dan Purwakarta. Kondisi jalan menuju wisata ini
Ancaman  faktor  eksternal  Wana  Wisata  Cikole  antara  lain:  keberadaan obejek  wisata  lain  di  sekitar  Lembang,  kondisi  lalu  lintas  menuju  objek  wisata
senantiasa  macet.  Berikut  penjelasan  faktor  ancaman  eksternal  Wana  Wisata Cikole:
1. Keberadaan objek wisata lain di sekitar Lembang
Kecamatan Lembang memiliki sektor pariwisata yang cukup berkembang. Perkembangan  ini  ditinjau  dari  banyaknya  objek  wisata  yang  dibangun  di
kawasan  ini.  Keberadaan  objek  wisata  lain  menjadi  ancaman  bagi  Wana  Wisata Cikole. Banyaknya objek wisata menimbulkan persaingan baik dalam persaingan
harga, promosi, serta produk wisata yang ditawarkan. 2.
Kondisi lalu lintas menuju objek wisata senantiasa macet Lalu  lintas  di  Kecamatan  Lembang  dipadati  oleh  kendaraan  wisatawan
dari luar kota yang berekreasi di kawasan Lembang. Kepadatan kendaraan sering menimbulkan kemacetan khususnya pada akhir pekan dan hari libur. Kemacetan
lalu  lintas  menjadi  ancaman  bagi  Wana  Wisata  Cikole,  karena  dapat mempengaruhi wisatawan untuk beralih ke objek wisata di kawasan lain.
9.4.  Analisis Matriks EFE
Matriks EFE dugunakan dalam identifikasi faktor-faktor strategis eksternal mana  yang  merupakan  peluang  serta  ancaman  bagi  Wana  Wisata  Cikole.  Hasil
analisis  EFE  menggambarkan  sejauh  mana  faktor-faktor  strategis  eksternal berpengaruh  terhadap  objek  wisata  ini.  Analisis  didapat  berdasarkan  nilai  bobot
dan  rating  hasil  wawancara  dengan  lima  pegelola  Wana  Wisata  Cikole.  Bobot merupakan  perhitungan  rata-rata  penilain  responden  terhadap  seluruh  faktor-
faktor  strategis  eksternal.  Rating  merupakan  penilaian  responden  dalam pengukuran  berapa  besar  pengaruh  faktor  tersebut  terhadap  lingkungan  objek
wisata. Matriks  EFE  menyajikan  hasil  analisis  faktor-faktor  strategis  eksternal,
dimana  terbagi  dalam  golongan  enam  peluang  dan  dua  ancaman  lingkungan eksternal. Faktor yang paling berpengaruh pengelolaan Wana Wisata Cikole yaitu
mudahnya  aksesibilitas  menuju  objek  wisata  sebagaimana  ditunjukan  dengan bobot tertinggi  yaitu 0.189. Faktor peluang eksternal dengan skor bobot tertinggi
yaitu  mudahnya  aksesibilitas  menuju  objek  wisata  dengan  nilai  0.756.  Faktor tersebut  merupakan  faktor  strategis  eksternal  yang  menjadi  peluang  utama  bagi
Wana  Wisata  Cikole.  Ancaman  utama  adalah  kondisi  lalu  lintas  menuju  objek wisata senantiasa macet dengan skor bobot 0.216. Total skor bobot faktor strategis
eksternal  diperoleh  sebesar  2.755  di  atas  titik  rata-rata  titik  tengah  2.500, sehingga  Wana  Wisata  Cikole  memiliki  posisi  eksternal  yang  kuat.  Data  hasil
analisis faktor strategis eksternal dijabarkan dalam matriks EFE pada Tabel 40.
Tabel  40.    Matriks External  Factor  Evaluation  EFE  Wana  Wisata  Cikole
Tahun 2013
Faktor-Faktor Strategis Eksternal Bobot
Rating Skor Bobot
Peluang
1.  Adanya dukungan
Pemda Kabupaten
Bandung Barat 0.125
3 0.375
2.  Objek  wisata  berada  pada  jalur  yang menghubungkan  Bandung  dengan  Subang
dan Purwakarta 0.118
3 0.354
3.  Objek  wisata  berada  di  kawasan  wisata Lembang  membuka  peluang  peningkatan
pendapatan masyarakat sekitar 0.108
4 0.472
4.  Perkembangan teknologi komunikasi 0.130
3 0.390
5.  Mudahnya aksesibilitas menuju objek wisata 0.189
4 0.756
Ancaman
1.  Keberadaan  objek  wisata  lain  di  sekitar Lembang
0.096 2
0.192 2.  Kondisi  lalu  lintas  menuju  objek  wisata
senantiasa macet 0.108
2 0.216
Total 1.000
21 2.755
Sumber: Data Diolah 2013
9.5.  Matriks IE
Matriks  Internal-Eksternal  IE  merupakan  alat  analisis  yang  digunakan pada tahap pencocokan.  Tahap pencocokan merupakan tahap untuk merumuskan
strategi  berdasarkan  hasil  analisis  kondisi  internal  dan  eksternal  Wana  Wisata Cikole.
Matriks IE didasarkan pada perbaduan total skor bobot EFE pada sumbu X dan total skor bobot IFE pada sumbu Y. Hasil analisis faktor internal pada matriks
IFE diperoleh total bobot skor sebesar 3.024. Hasil analisis faktor eksternal pada matriks EFE diperoleh total bobot skor sebesar 2.755.
Hasil  pemetaan  matriks  IE  menempatkan  Wana  Wisata  Cikole  berada pada  sel  IV.  Sel  tersebut  menunjukan  bahwa  objek  wisata  tersebut  berada  pada
kondisi  tumbuh  dan  membangun  grow  and  build.  Strategi  yang  tepat  pada kondisi ini yaitu strategi yang intensif dan integratif. Strategi intensif dapat berupa
penetrasi  pasar,  pengembangan  pasar,  dan  pengembangan  produk.  Berdasarkan hasil yang didapat dari matrik IFE dan EFE maka hasil pemetaan matriks IE dapat
dilihat pada Gambar 5.
Skor Bobot Total IFE
Kuat Sedang
Lemah 3.0 - 4.0
2.0 - 2.99 1.0 - 1.99
4.0                           3.0                            2.0                           1.0
Sk or Bob
ot T
o ta
l E FE
Tinggi 3.0 - 4.0
3.0 l
2.0
1.0
I II
III
Sedang 2.0 - 2.99
IV V
VI
Rendah 1.0 - 1,99
VII VIII
IX
Sumber: Data Diolah 2013
Gambar 5. Matriks Internal-Eksternal IE Wana Wisata Cikole Tahun 2013
Strategi  penetrasi  pasar  adalah  strategi  yang  mengusahakan  peningkatan pasar  untuk  produk  dan  jasa  yang  sudah  ada  saat  ini  di  Wana  Wisata  Cikole
melalui  usaha  pemasaran  yang  lebih  besar.  Usaha  dalam  melakukan  penetrasi pasar  diantaranya  dengan  penambahan  jumlah  tenaga  kerja,  peningkatan
pengeluaran  untuk  iklan  dan  promosi,  meningkatkan  upaya  pemasaran  melalui pembuatan buku petunjuk serta pembuatan peta yang jelas sebagai petunjuk lokasi
wisata. Strategi pegembangan pasar yaitu memperkenalkan produk-produk wisata
yang  sudah  ada  di  Wana  Wisata  Cikole  ke  daerah  pemasar  yang  baru.  Strategi pengembangan pasar bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar terhadap produk
wisata di Wana Wisata Cikole. Hal  yang dibutuhkan dalam menjalankan strategi ini yaitu tersedianya pasar baru dan adanya jaringan promosi.
Pengembangan produk adalah sebuah strategi mengupayakan peningkatan kunjungan  wisatawan  dengan  cara  memperbaiki  atau  memodifikasi  penawaran
produk  dan  jasa  wisata  yang  sudah  ada.  Pengembangan  produk  wisata membutuhkan  investasi  untuk  melakukan  inovasi  dengan  menambah  atraksi  dan
paket wisata di Wana Wisata Cikole. Strategi integratif terdiri dari integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan
integrasi  horizontal  Wahyudi,  1996.  Integrasi  ke  depan  yaitu  mendapatkan kepemilikan  atau  meningkatkan  kontrol  atas  penawaran  produk  wisata.  Integrasi
ke  belakang  adalah  mendapatkan  kepemilikan  atau  meningkatkan  kontrol  atas investasi. Integrasi horizontal yaitu mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan
kontrol atas pesaing.
9.6.  Matriks SWOT
Berbagai alternatif strategi dapat dirumuskan berdasarkan analisis Matriks SWOT.  Analisis  tersebut  merupakan  pencocokan  empat  strategi  utama  yaitu
strategi  SO  Strengths-Opportunities,  strategi  WO  Weaknesses-Opportunities, strategi  ST  Strenghts-Threats,  dan  strategi  WT  Weaknesses-Threats.  Analisis
matriks  SWOT  disajikan  pada  Tabel  41.  Matriks  SWOT  dibangun  berdasarkan faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang didapat dari hasil analisis matrik
IFE  dan  EFE  sebelumnya.  Berdasarkan  hasil  Matriks  SWOT  didapat  beberapa alternatis strategi Pengembangan Wana Wisata Cikole sebagai berikut:
1. Strategi SO
Strategi  SO  merupakan  strategi  yang  memanfaatkan  kekuatan  internal Wana  Wisata  Cikole  untuk  menarik  keuntungan  dari  peluang  eksternal.  Strategi
yang  dapat  diterapkan  yaitu  menjaga  hubungan  komunikasi  antar  pengelola  di lokasi  dengan  pejabat  daerah.  Hubungan  komunikasi  dengan  pihak-pihak  terkait
dapat  menciptakan  hubungan  yang  baik  dalam  pengelolaan  serta  memperluas jaringan kerja. Hal demikian dapat meningkatkan investasi dalam pengembangan
Wana Wisata Cikole.
2. Strategi WO
Strategi  Strategi  WO  bertujuan  untuk  memperbaiki  kelemahan  internal Wana Wisata Cikole dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.
Alternatif strategi yang dapat diterapkan antara lain: a.
Perbaikan  kuantitas  dan  kualitas  SDM  melalui  perekrutan  secara profesional dan pelatihan.  Perbaikan diperlukan karena jumlah karyawan
masih sedikit dan kompetensi karyawan di bidang pariwisata belum baik. b.
Penambahan  sarana  dan  prasarana  berupa  rumah  makan.  Penambahan rumah makan diperlukan karena wisatawan merasa kesulitan memperoleh
makanan di lokasi tersebut. Belum adanya  rumah makan di Wana Wisata Cikole  menyebabkan  wisatawan  harus  membeli  makanan  di  luar  lokasi
wisata ini. 3.
Strategi ST Meningkatkan  promosi  melalui  media  cetak  dan  elektronik,  perbaikan
papan  reklame  yang  menarik. Saat  ini  promosi  yang  dilakukan  serta  papan
reklame  yang  ada  masih  belum  menarik.  Promosi  dilakukan  untuk  melakukan penetrasi  pasar  terhadap  produk  wisata  yang  sudah  ada  saat  ini.  Selain  itu  juga
bertujuan dalam pengembangan pasar untuk menarik wisatawan yang lebih besar. 4.
Strategi WT Strategi  WT  merupakan  strategi  defensif  yang  diarahkan  untuk
mengurangi  kelemahan  internal  serta  menghindari  ancaman  eksternal  Wana Wisata Cikole. Strategi yang dapat diterapkan yaitu:
a. Menambah produk wisata baru yang unik dengan mengangkat kebudayaan
lokal  untuk  menarik  wisatawan  baru  melalui  kerjasama  dengan  lembaga kebudayaan  daerah.  Atraksi  wisata  ini  dapat  berupa  festival  maupun
pertunjukan seni budaya agar kebudayaan Kabupaten Bandung Barat lebih dikenal banyak orang.
b. Memberikan informasi jalur alternatif menuju Wana Wisata Cikole kepada
wisatawan  untuk  menghindari  kemacetan  lalu  lintas.  Kebijakan  tersebut bertujuan  untuk  meningkatkan  kenyamanan  wisatawan  menuju  lokasi
wisata.