n   = Jumlah Data i    = 1, 2, 3, ..., n
3. Memberikan  peringkat  rating  antara  1  sampai  4  pada  setiap  faktor
internal  dan  eksternal  utama  untuk  menunjukkan  pengaruh  strategi  Wana Wisata  Cikole  saat  ini  terhadap  faktor  tersebut,  skala  yang  digunakan
adalah: 4  =  Berpengaruh sangat baik
3  =  Berpengaruh baik 2  =  Berpengaruh sedang
1  =  Kurang berpengaruh 4.
Menentukan skor bobot berdasarkan perkalian bobot setiap faktor dengan peringkatnya rating.
5. Menentukan  skor  total  faktor  strategi  internal  dan  eksternal  berdasarkan
penjumlahan  skor  rata-rata  untuk  setiap  faktor  strategi  internal  dan eksternal.
4.4.5.2.  Matriks Internal-Eksternal IE
Matriks  IE  merupakan  pemetaan  total  skor  EFE  dan  IFE  dan memposisikan  pengelola  wisata.  Terdapat  sembilan  sel  IE  yang  dibagi  menjadi
tiga bagian dimana memiliki implikasi strategi yang berbeda David, 2001, yaitu: 1.
Sel  1,  2,  dan  4  merupakan  daerah  tumbuh  dan  bina  grow  and  build Strategi  yang  paling  tepat  untuk  semua  divisi  ini  adalah  strategi  intensif
meningkatkan promosi, pengembangan produk wisata. 2.
Sel  3,  5,  dan  7  merupakan  daerah  pertahanan  dan  pelihara  hold  and maintain.  Strategi  yang  tepat  untuk  tipe  ini  adalah  penetrasi  pasar  dan
pengembangan produk wisata. 3.
Sel 6, 8 atau 9 adalah daerah panen atau divestasi harvest or divestiture. Strategi  yang  sesuai  untuk  kondisi  dalam  sel  ini  adalah  strategi  menjual
sebagian  kepemilikan  unit  usaha  wisata  kepada  pihak  lain,  menambah produk  baru  selain  produk  wisata  dan  menjual  seluruh  aset  dan  penutup
usaha wisata.
Skor Bobot Total IFE
Kuat Sedang
Lemah 3.0 - 4.0
2.0 - 2.99 1.0 - 1.99
4.0                         3.0                         2.0                         1.0
Sk or Bob
ot T
o ta
l E FE
Tinggi 3.0 - 4.0
3.0
2.0
1.0
I II
III
Sedang 2.0 - 2.99
IV V
VI
Rendah 1.0 - 1.99
VII VIII
IX
Sumber: David 2001
Gambar 3. Matriks Internal-Eksternal IE
4.4.5.3. Analisis Strengths Weaknesses Opportunities Threats SWOT
Analisis  SWOT  dilakukan  untuk  menganalisis  lingkungan  internal  dan eksternal  yaitu  memaksimalkan  strengths  S,  meminimalkan  weaknesses  W,
memaksimalkan  opportunities  O,  dan  meminimalkan  threats  T.  SWOT menganalisa  strategi  antara  faktor  eksternal  dan  internal.  Adapun  langkah
pembuatan Matriks SWOT yaitu David, 2001: 1.
Membuat daftar peluang-peluang eksternal utama wisata. 2.
Membuat ancaman-ancaman eksternal utama wisata. 3.
Membuat daftar kekuatan-kekuatan internal utama wisata. 4.
Membuat daftar kelemahan-kelemahan internal utama wisata. 5.
Mencocokkan  kekuatan  internal  dengan  peluang  eksternal,  dan  catat hasilnya pada sel strategi SO.
6. Mencocokkan  kelemahan  internal  dengan  peluang  eksternal,  dan  catat
hasilnya pada sel strategi WO. 7.
Mencocokkan  kekuatan  internal  dengan  ancaman  eksternal,  dan  catat hasilnya pada sel strategi ST.
8. Mencocokkan  kelemahan  internal  dengan  ancaman  eksternal,  dan  catat
hasilnya pada sel strategi WT. Peran  kerangka  dari  SWOT  adalah  untuk  menyajikan  hubungan  antara
analisis  situasi  suatu  objek  wisata  pada  saat  ini  dengan  proses  perencanaan
strategi    aktual.  Informasi  tersebut  digunakan  untuk  membuat  keputusan  dalam menyusun perencanaan. Matriks SWOT disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Matriks SWOT
Sumber: David 2001
Terdapat empat strategi sebagai hasil dari matriks SWOT tersebut, antara lain: 1.
Strategi SO dipakai untuk menarik keuntungan dari peluang yang tersedia dalam lingkungan eksternal.  Strategi ini berusaha menggunakan kekuatan
dan peluang yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada. 2.
Strategi  WO  bertujuan  untuk  memperbaiki  kelemahan  internal  dengan memanfaatkan peluang dari lingkungan luar.
3. Strategi  ST digunakan untuk  menghindari  atau  memperkecil dampak dari
ancaman yang datang dari luar. 4.
Strategi  WT  adalah  strategi  pertahanan  yang  diarahkan  pada  usaha memperkecil kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.
Faktor Internal Faktor Eksternal
Strenghts S Weaknesses W
Opportunities O Threats T
V.  GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1.  Keadaan Lokasi Penelitian
Wana  Wisata  Cikole  terletak  di  Desa  Cikole,  Kecamatan  Lembang, Kabupaten  Bandung  Barat.  Dahulu  kawasan  ini  lebih  dikenal  sebagai  bumi
perkemahan  namun  pada  tahun  2010  dikembangkan  menjadi  kawasan  wisata terpadu. Wana Wisata Cikole merupakan objek wisata  yang dikelola oleh Perum
Perhutani KPH Bandung Utara. Pengelolaan dilakukan secara langsung oleh Site Manager  yang  berada  di  lokasi,  dan  divisi  Agroforestry  Ekologi  dan  Jasa
Lingkungan AEJ di tingkat KPH Bandung Utara. Wisatawan yang datang akan dikenakan tiket masuk seharga 10 000 rupiah.
Wana Wisata Cikole dibangun di dalam kawasan hutan lindung. Kawasan hutan  lindung  ini  terdiri  dari  hutan  alam  dan  tanaman  campuran  seperti  pinus,
agathis,  dan  kaliandra.  Potensi  lansekap  di  dalam  kawasan  ini  yang  menarik adalah  hutan  alam,  hutan  tanaman,  dan  pegunungan  dengan  udara  yang  sejuk.
Pembangunan  wisata  dilakukan  untuk  memanfaatkan  hutan  lindung  dengan menjaga kelestariannya tanpa mengeksploitasi hutan.
5.2.  Geografis
Wana  Wisata  Cikole  terletak  di  Jalan  Raya  Tangkuban  Perahu  Km.  28 Komplek Bumi Perkemahan, Desa Cikole, Kecamatan Lembang. Objek wisata ini
terbagi  atas  dua  kawasan  yang  dipisahkan  oleh  Jalan  Raya  Tangkuban  Perahu. Pada  awalnya  kawasan  ini  merupakan  kawasan  hutan  seluas  20  ha  yang
merupakan  hutan  produksi  pinus  lalu  dikembangkan  sebagai  bumi  perkemahan. Wana wisata ini terletak pada ketinggian 1 300 m dpl dengan kondisi lahan landai
dan  bergelombang.  Secara  geografi  Wana  Wisata  Cikole  terletak  6
o
45’30”  LU sampai dengan 6
o
47’30” LS dan 107
o
39’59” BB sampai dengan 107
o
41’30” BT.
5.3.  Iklim
Tipe curah hujan di Wana Wisata Cikole adalah tipe A dengan curah hujan rata-rata  tahunan  sebesar  2.996  mm.  Curah  hujan  tertinggi  pada  bulan  Maret