Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.

Utara, Staff AEJ KPH Bandung Utara, serta Site Manager. Jumlah unit usaha dan tenaga kerja yang menjadi objek penelitian diambil berdasarkan populasi di Wana Wisata Cikole. 2. Accidental Sampling yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan siapa saja yang secara kebetulan dijumpai di lokasi penelitian Blaikie, 2000. Sampel yang diambil menggunakan metode ini yaitu wisatawan. Sampel wisatawan yang diambil yaitu sebanyak 85 orang wisatawan yang tidak sengaja dijumpai untuk dilakukan wawancara. Jumlah sampel wisatawan ditetukan berdasarkan bertimbangan waktu, tempat, dan keragaman untuk memenuhi keperluan penelitian Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung kepada responden menggunakan kuesioner. Data diperoleh melalui wawancara terhadap pihak pengelola wisata, wisatawan, tenaga kerja lokal, dan unit usaha di Wana Wisata Cikole. Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi terkait penelitian..

4.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden. Data tersebut meliputi: 1. Karakteristik wisatawan dan masyarakat sekitar Wana Wisata Cikole seperti jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, biaya yang dikeluarkan selama rekreasi. Karakteristik unit usaha meliputi jenis unit usaha, penerimaan, waktu kerja, jumlah tenaga kerja. Karakteristik tenaga kerja meliputi jenis pekerjaan, penerimaan, jam kerja, umur, dan pendidikan. 2. Pengeluaran wisatawan selama berwisata, penerimaan dan pengeluaran unit usaha, penerimaan dan pengeluaran tenaga kerja lokal. 3. Penilaian wisatawan terhadap atribut wisata dan tingkat kepentingannya menggunakan bobot penilaian. 4. Penilaian pihak pengelola terhadap faktor strategis internal dan eksternal lingkungan Wana Wisata Cikole. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi keadaan umum lokasi wisata status, letak, sejarah, keadaan fisik, serta potensi wisata. Data diperoleh dari instansi yang berkaitan dengan pengelolaan objek wisata Wana Wisata Cikole yaitu Perum Perhutani KPH Bandung Utara, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung, serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat.

4.4. Metode Analisis Data

Data primer yang telah diperoleh dari wawancara dengan responden selanjutnya diolah menggunakan metode-metode yang menghasilkan karakteristik wisatawan, unit usaha, tenaga kerja, nilai dampak ekonomi, tingkat kepuasan wisatawan, serta perumusan strategi pengelolaan. Metode analisis data yang digunakan disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Matriks Metode Analisis Data No. Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data 1. Mengidentifikasi karakteristik wisatawan, tenaga kerja, dan unit usaha Wana Wisata Cikole Data primer: wisatawan, unit usaha, tenaga kerja. Deskriptif 2. Menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan rekreasi di Wana Wisata Cikole Data primer: wisatawan, unit usaha, tenaga kerja. Multiplier Effect 3. Menganalisis tingkat kepuasan wisatawan terhadap atribut Wana Wisata Cikole Data primer: wisatawan. Customer Satisfaction Index CSI dan Importance Performance Analysis IPA 4. Merumuskan strategi pengelolaan Wana Wisata Cikole Data primer: pengelola wisata. Strenght Weakness Opportunity Threat SWOT

4.4.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik wisatawan Wana Wisata Cikole. Karakteristik wisatawan yang diamati yaitu umur, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan utama, penerimaan, jumlah tanggungan, daerah asal, jarak daerah asal dengan objek wisata, sifat kunjungan, alat transportasi, lama kunjungan, dan aktivitas utama. Karakteristik masyarakat meliputi karakteristik tenaga kerja dan unit usaha di Wana Wisata Cikole. Karakteristik unit usaha yang diamati yaitu jenis unit usaha, penerimaan, jumlah tenaga kerja, jumlah konsumen, dan waktu beroperasi. Karakteristik tenaga kerja yang diamati adalah jenis pekerjaan, umur, tingkat pendidikan, lama waktu kerja, dan penerimaan. Analisis tersebut memberikan informasi yang digunakan sebagai acuan dalam merumuskan rekomendasi pengembangan wisata ini.

4.4.2. Analisis Dampak Ekonomi

Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap wisatawan, unit usaha lokal penyedia barang dan jasa kegiatan wisata, serta tenaga kerja. META 2001 mengemukakan menganalisis dampak ekonomi memerlukan informasi penting terkait dengan: 1 proporsi perputaran uang yang berasal dari pengeluaran pegunjung ke unit usaha tersebut, 2 proporsi antara kesempatan kerja yang dapat diciptakan oleh unit usaha tersebut, 3 proporsi dari perputaran arus uang terhadap tenaga kerja lokal. Informasi tersebut dapat digunakan dalam memperkirakan dampak ekonomi langsung direct impact dari pengeluaran wisatawan terhadap masyarakat lokal. Informasi yang dibutuhkan dari unit usaha dan tenaga kerja terkait dengan dampak ekonomi tersebut adalah: 1 jumlah tenaga kerja yang terdapat pada lokasi wisata, 2 jumlah jam kerja dan tingkat upah, 3 penerimaan dan pengeluaran di dalam kawasan wisata, dan 4 kondisi pekerjaan sebelum bekerja di unit usaha ini. Informasi yang diperoleh digunakan dalam memperkirakan dampak tidak langsung indirect impact dan dampak lanjutan induced impact dari pengeluaran wisatawan. Pengamatan dilakukan terhadap unit usaha lokal untuk mengetahui dampak ekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan wisata tersebut terhadap masyarakat lokal. Dampak ekonomi dapat diukur dengan menggunakan efek pengganda multiplier effect dari arus uang yang terjadi. Pengukuran dampak ekonomi Wana Wisata Cikole terhadap perekonomian masyarakat lokal, yaitu META, 2001: Keynesian Income Multiplier = .....................................1 Ratio Income Multiplier, Tipe I = ..........................................2 Ratio Income Multiplier, Tipe II = .....................................3 Keterangan: E = Pengeluaran wisatawan di lokasi wisata rupiah D = Pendapatan yang diperoleh unit usaha lokal rupiah N = Penerimaan tenaga kerja yang diperoleh dari gaji rupiah U = Pengeluaran tenaga kerja di lokasi wisata rupiah

4.4.3. Customer Satisfactin Index CSI

CSI mengukur tingkat kepuasan wisatawan secara menyeluruh berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut wisata. Pengukuran CSI menghasilkan tingkat kepuasan wisatawan yang menunjukan seberapa puas wisatawan terhadap atribut wisata. Wisatawan membuat penilaian terhadap atribut wisata yang dianggap penting untuk ditingkatkan oleh pengelola Wana Wisata Cikole. Data diolah menggunakan software Microsoft Excel 2011. Langkah perhitungan dalam CSI dilakukan dalam empat tahap, antara lain Rangkuti, 2006: 1. Menentukan Mean Importance Score MIS dan Mean Satisfaction Score MSS. Nilai MIS dan MSS berasal dari rata-rata tingkat kepentingan tiap wisatawan: MI = ∑ Y n i= n …………………………………………..………. M = ∑ n i= n …………………………………………… … … Keterangan: n = Jumlah konsumen Yi = Nilai kepentingan atribut ke-i Xi = Nilai kinerja atribut ke-i D + N + U E D + N D D + N + U D 2. Menghitung Weight Factor WF Weight Factor merupakan bobot dari presentase nilai MIS per atribut terhadap total MIS seluruh atribut. = MI ∑ MI p i= …………………………….…….…. Keterangan: p = Atribut kepentingan ke i 3. Menghitung Weight Score WS Bobot ini merupakan perkalian WF dengan rata-rata tingkat kinerja MSS. WS i = WF i x MSS i ………………… ………………….…….…. 4. Menentukan Customer Satisfaction Index CSI, yaitu: I = ∑ p i= H ………………………………………. Keterangan: p = Atribut kepentingan ke i HS = Skala maksimum yang digunakan skala 5 Kriteria indeks kepuasan menggunakan skala 0.000 hingga 1.000 yang menunjukan indeks tidak puas hingga puas. Kriteria tersebut dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index CSI Nilai CSI Kriteria CSI 0.810 – 1.000 Sangat Puas 0.660 – 0.800 Puas 0.510 – 0.650 Cukup Puas 0.350 – 0.500 Kurang Puas 0.000 – 0.340 Tidak Puas Sumber: Panduan Survei Kepuasan Konsumen PT.SUCOFINDO 2007

4.4.4. Importance Performance Analysis IPA

Analisis tingkat kepuasan wisatawan terhadap atribut wisata di Wana Wisata Cikole adalah dengan metode Importance Performance Analysis. Metode ini dilakukan dengan cara membandingkan kinerja dan tingkat kepentingan menggunakan skala Likert. Data diolah menggunakan software Microsoft Excel 2011. Tingkat kinerja diberi lima penilaian dengan bobot sebagai berikut: