Wisatawan TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pariwisata

akibat pembangunan prasarana dan sarana demi pengembangan pariwisata. Pariwisata juga memberikan dampak ekonomi lainnya seperti meningkatkan industri-industri baru, meningkatkan devisa negara, memberikan kesempatan kerja, membantu pembangunan daerah terpencil, dan mempercepat perputaran perekonomian. Sektor ekonomi wisata bagi mayarakat lokal diharapkan mampu meningkatkan dan meratakan pendapatan pelaku yang terlibat, menciptakan kesempatan kerja, serta meningkatkan kesempatan berusaha atau diversifikasi pekerjaan. Industri wisata juga sangat efektif dalam mendukung usaha kecil dan penyediaan kesempatan kerja baik dalam lingkungan regional, nasional, maupun internasional. Dampak ekonomi itu mencangkup spektrum kebijakan yang luas, menyangkut kesempatan berusaha, kesempatan kerja, transportasi, akomodasi, prasarana, pengembangan wilayah, perpajakan, perdagangan, dan lingkungan Yoeti 2008. Dampak ekonomi dari sumber daya alam adalah dapat memberikan manfaat dan mempengaruhi kesejahteraan bagi masyarakat secara keseluruhan. Suatu kawasan yang memiliki potensi wisata dapat memberikan dampak bagi perekonomian. Pengembangan kawasan wisata dapat memberikan dampak ekonomi bagi wisatawan yaitu berupa peningkatan kepuasan wisata serta peningkatan belanja di daerah destinasi. Stynes 1997 mengemukakan bahwa dampak ekonomi terdiri dari dampak langsung, tidak langsung, dan lanjutan. Dampak tidak langsung dan dampak lanjutan disebut juga sebagai secondary effect. Total dampak ekonomi wisata merupakan gabungan dari dampak langsung, tidak langsung dan lanjutan dalam satu wilayah. Dampak ekonomi timbul dari aliran uang keberadaan wisatawan terhadap perekonomian lokal META, 2001. Analisis dampak ekonomi dilakukan melalui pengamatan efek pengganda keberadaan wisata. Terdapat dua tipe pengganda yaitu Keynesian Local Income Multiplier dan Ratio Income Multiplier. Keynesian Local Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukan berapa besar pengeluaran wisatawan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal. Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran wisatawan berdampak terhadap perekonomian lokal. Penggandaan ini mengukur dampak tidak langsung dan dampak lanjutan induced impact.

2.6. Penelitian Terdahulu

Analisis dampak ekonomi wisata dan strategi pengelolaan wisata, serta analisis kepuasan wisatawan telah dilakukan penelitian oleh beberapa peneliti sebelumnya. Studi mengenai analisis tersebut akan memberikan hasil yang berbeda untuk waktu dan tempat yang berbeda. Sebelum memulai penelitian ini perlu mengkaji studi-studi tentang hasil penelitian terdahulu untuk mengkaji faktor-faktor yang berkaitan dengan dampak ekonomi pariwisata secara umum berdasarkan hasil penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian terdahulu terkait dengan analisis dampak ekonomi serta strategi pengelolaan pariwisata yang dapat dijadikan referensi antara lain Milasari 2010, Mulyaningum 2004, Wijayanti dan Hastuti 2009 dapat dilihat pada Tabel 4. Penelitian terdahulu terkait analisis kepuasan wisatawan antara lain penelitian Ihshani 2005 dan Manurung 2011 dapat dilihat pada Tabel 5. Sedangkan Penelitian terdahulu terkait analisis perumusan strategi diantaranya Saragih 2011 dan Krislianto 2009 dapat dilihat pada Tabel 6.

2.6.1. Penelitian Terdahulu tentang Analisis Dampak Ekonomi

Penelitian terdahulu mengenai analisis dampak ekonomi telah dilakukan oleh Milasari 2010 yang menganalisis mengenai dampak ekonomi wisata Tirta Sanita di Kabupaten Bogor. Penelitian dilakukan menggunakan metode analisis deskriptif, regresi Poisson, serta Keynesia Multiplier. Analisis dampak ekonomi lainnya yaitu Mulyaningrum 2004. Penelitian tersebut mengkaji strategi pengembangan wisata alam berkelanjutan dalam perspektif ekonomi dengan metode analisis deskriptif, Linear Programming, dan analisis SWOT. Wijayanti dan Hastuti 2009 telah melakukan penelitian mengenai analisis ekonomi dan strategi pengelolaan ekowisata pada Kawasan Wisata Gunung Salak Endah. Analisis ekonomi pada penelitian tersebut dilakukan dengan metode Keynesian Income Multiplier dan Individual Travel Cost Method. Penelitian tersebut juga