Kebaruan Penelitian TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pariwisata

Tabel 5. Lanjutan No. PenelitianJudul Tujuan Metode Hasil 2. Prioritas perbaikan untuk meningkatkan kepuasan pengunjung yaitu keragaman akuarium air laut dan atribut papan nama spesies yang ada di setiap akuarium. 2. Frans Thomas Manurung 2011Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor PTPN VIII. 1. Mengidentifikasi tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. 2. Mengidentifikasi proses pengambilan keputusan pembelian jasa dan tingkat loyalitas pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. 3. Menganalisis atribut yang harus diperbaiki dan ditambahkan oleh Wisata Agro Gunung Cisarua Bogor. Analisis Deskriptif, Importance Performance Analysis, Customer Satisfaction Index. 1. Berdasarkan perhitungan nilai CSI sebanyak 94 persen pengunjung merasa puas terhadap objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. 2. Sebagian besar motivasi utama berkunjung adalah berwisata dan menikmati keindahan alam dengan proses. Informasi yang didapatkan pada umumnya dari teman. 3. Perlu adanya pembenahan fasilitas-fasilitas yang ada, penambahan sarana dan paket wisata yang ditawarkan. 22 Tabel 6. Penelitian Terdahulu tentang Analisis Perumusan Strategi No. PenelitianJudul Tujuan Metode Hasil 1. Anita Wisdawati Saragih 2011Analisis Strategi Pemasaran Kampoeng Wisata Cinangneng Kabupaten Bogor Jawa Barat. 1. Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal KWC. 2. Merumuskan alternatif strategi pemasaran bagi KWC yang sesuai dengan kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan saat ini. 3. Menentukan prioritas strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan pada KWC. 4. Menentukan rancangan rencana aksi action plan yang tepat untuk diterapkan pada KWC. Analisis Deskriptif, IFE, EFE, SWOT, dan QSPM 1. Faktor internal KWC diantaranya memiliki berbagai variasi paket, lokasi strategis, kulitas SDM, kebersihan tempat wisata, kuliatas paket, serta struktur organisasi, sedangkan faktor eksternal dari KWC diantaranya yaitu adanya loyalitas konsumen, kecenderungan berwisata pendidikan, peningkatan jumlah penduduk, serta keberadaan pesaing sejenis. 2. Alternatif strategi pemasaran KWC yaitu: 1 meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga hubungan baik dengan pihak terkait, 2 perbaikan profesionalisme manajemen untuk meningkatkan kualitas manajerial, 3 melakukan pemasaran dan promosi secara inovatif, 4 meningkatkan kreatifitas karyawan dan pemandu, 5 menguatkan citra baik, 6 pemeliharaan sarana dan prasarana. 3. Prioritas utama strategi pemasaran KWC yaitu melakukan pemasaran 23 Tabel 6. Lanjutan No. PenelitianJudul Tujuan Metode Hasil dan promosi secara inovatif, efektif, dan efisien. 4. Rencana aksi yang tepat untuk KWC antara lain, melakukan pemasaran dan promosi, meningkatkan kreatifitas karyawan dan pemandu, menguatkan citra baik, pemeliharaan sarana dan prasarana, meningkatkan mutu pelayanan, dan perbaikan profesionalisme manajemen. 2. Iswidiarman Angga Krislianto 2009Strategi Pemasaran Wisata Kampung Cendawasari Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor 1. Mengetahui bentuk kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Wisata Kampung Cendawasari. 2. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor penyusun strategi pemasaran yang ada pada Wisata kampung Cendawasari. 3. Merumuskan strategi pemasaran yang sesuai untuk mengembangkan Wisata Kampung Cendawasari. Analisis Deskriptif, Analytical Hierarchy Process AHP 1. Bentuk kegiatan pemasaran yang dilakukan saat ini adalang membuat produk jasa berupa paket wisata kampung untuk wisatawan rombongan, menawarkan paket wisata berdasarkan keinginan wisatawan, menerapkan harga tidak mutlak, membuat brosur, spanduk, publisitas serta kerjasama. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran yang menempati prioritas pertama adalah faktor SDM kemudian layanan konsumen, selanjutnya faktor produk, kemudian faktor lokasi, proses, promosi, bukti fisik, dan harga. 24 Tabel 6. Lanjutan No. PenelitianJudul Tujuan Metode Hasil 3. Faktor yang menempati prioritas pertama dalam mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran adalah faktor SDM. Aktor yang memiliki prioritas pertama daam pengambilan kebijakan strategi adalah Ketua Wisata Kampung Cendawasari. Prioritas utama pada tujuan adalah meningkatkan kunjungan wisatawan. Alternatif yang memiliki prioritas utama untuk dilakukan adalah menawarkan paket kampung wisata bagi anak- anak sekolah dan family gathering bagi perusahaan- perusahaan. 25

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.

Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian analisis ekonomi dan strategi pengelolaan Wana Wisata Cikole meliputi beberapa kerangka pemikiran yaitu, objek dan daya tarik wisata, nilai dan kepuasan konsumen, Importance Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index.

3.1.1. Objek dan Daya Tarik Wisata

Potensi alam adalah mengenai kandungan gejala alam dari suatu kawasan. Potensi wisata adalah mengenai kandungan gejala alam dari suatu kawasan yang dapat dijadikan sebagai objek dan daya tarik suatu perjalanan wisata Kamus Kehutanan RI, 1989. Yoeti 2008 mengemukakan potensi wisata yaitu objek pariwisata yang dapat dilihat, disaksikan, dilakukan atau dirasakan. Objek tersebut dapat berupa sesuatu yang berasal dari alam, dapat dilihat dan disaksikan secara bebas pada tempat-tempat tertentu harus bayar untuk masuk, seperti cagar alam, kebun raya seperti iklim, pemandangan, vegetasi hutan, flora dan fauna, sumber kesehatan. Objek lainnya yaitu hasil kebudayaan suatu bangsa yang dapat dilihat, disaksikan, dan dipelajari seperti monumen dan peninggalan masa lalu, tempat-tempat budaya, dan perayaan-perayaan tradisional.

3.1.2. Nilai dan Kepuasan Konsumen

Sumarwan 2011 menyatakan konsumen akan melakukan evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukannya atau disebut sebagai evaluasi alternatif pascakonsumsi. Kepuasan atau tidaknya konsumen merupakan hasil dari proses evaluasi pasca konsumsi. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen merupakan hasil perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian konsumsi dengan yang sesungguhnya diperoleh oleh konsumen dari produk yang dibeli tersebut. Ketika melakukan pembelian terhadap suatu produk, konsumen memiliki harapan tentang bagaimana produk tersebut berfungsi product performance. Kepuasan akan mendorong konsumen mengkonsumsi ulang produk tersebut. Mowen dan Minor 1998 mendefinisikan kepuasan sebagai sikap yang dimiliki konsumen secara keseluruhan terhadap barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya. Proses tersebut merupakan pilihan dari seleksi pengalaman pasca konsumsi. Keberhasilan dalam pengelolaan objek wisata salah satunya ditandai dengan kepuasan yang dirasakan wisatawan. Preferensi wisatawan mengenai kebutuhan dalam berwisata berubah-ubah dari waktu ke waktu. Sebuah kawasan wisata diharapkan dapat memenuhi kebutuhan wisatawan dengan sumberdaya yang ada sebagai respon dari preferensi wisatawan. Untuk itu diperlukan strategi yang akan menjawab kebutuhan konsumen, baik melalui pembentukan produk baru maupun pengembangan produk wisata yang telah ada. Pembahaman akan nilai dan kepuasan konsumen menjadi sebuah acuan dalam perencanaan dan pembangunan konsep wisata di masa yang akan datang.

3.1.3. Importance Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index

Importance Performance Analysis IPA dan Customer Satisfaction Index CSI merupakan alat analisis untuk mengetahui preferensi dan tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut wisata di Wana Wisata Cikole. Penelitian mengenai tingkat kepentingan dan hasil kinerja akan digunakan sebagai perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan pada sebuah kawasan wisata. IPA mengukur kepuasan berdasarkan kesenjangan antara harapan konsumen dengan tingkat kinerja yang dirasakan oleh konsumen Supranto, 2006. Customer Satisfaction Index CSI bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara keseluruhan dengan melihat tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dari atribut-atribut produk atau jasa tersebut yang tidak mencerminkan tingkat kepuasan secara langsung Rangkuti, 2006. Indeks kepuasan wisatawan dihitung dari bobot setiap nilai rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut produk tersebut.

3.1.4. Analisis Perumusan Strategi

Penyusunan strategi membantu Perum Perhutani mengumpulkan, menganalisis, serta mengorganisir informasi yang berkaitan dengan Wana Wisata Cikole. Manfaat dari perumusan strategi adalah memberikan alternatif strategi- strategi yang lebih baik bagi pihak Perum Perhutani melalui pendekatan terhadap pilihan strategi yang lebih sistematis, logis, dan rasional. Strategi juga mempengaruhi perkembangan jangka panjang pengelola wisata. Perlu mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang dihadapi Perum Perhutani dalam merumuskan strategi pengelolaan. Analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi Perum Perhutani dalam mengelola Wana Wisata Cikole, sedangkan analisis internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya. Hasil identifikasi peluang dan ancaman disusun dalam matriks EFE serta hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan disusun dalam matriks IFE. Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan pengelolaan wisata, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Metode yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis Perum Perhutani adalah analisis SWOT. Analisis ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki Wana Wisata Cikole. Prinsip mendasar dalam membangun suatu model berjenjang atas faktor-faktor alternatif strategi adalah membandingkan setiap alternatif strategi di tingkat bawah terhadap alternatif strategi di tingkat yang lebih tinggi. Penentuan jenjang yang tepat dilakukan dengan melihat urutan kepentingan atau nilai.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Wana Wisat Cikole merupakan sebuah bentuk pemanfaatan hutan lindung sebagai wisata alam. Wisata ini tergolong sebagai wisata baru yang pengelolaannya belum optimal. Objek wisata ini dikelola oleh Perum Perhutani KPH Bandung Utara yang dikembangkan sebagai wisata kluster. Wana Wisata Cikole berada di dalam kawasan yang dilindungi maka dalam pengembangannya terdapat peraturan yang membatasi. Izin pembangunan Wana Wisata Cikole diberikan tanpa mengubah fungsi pokok hutan lindung itu sendiri. Wana Wisata Cikole berhubungan erat dengan wisatawan. Pengkajian karakteristik dan penilaian wisatawan terhadap atribut wisata di Wana Wisata Cikole diperlukan sebagai dasar perumusan kebijakan pengembangannya. Karakteristik wisatawan dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, daerah asal, pekerjaan, dan lama kunjungan. Atribut wisata yang dimaksud pada penelitian ini meliputi lokasi wisata, harga tiket yang berlaku, pelayanan wisata yang diberikan, keamanan, promosi, kenyamanan, pemandu wisata, fasilitas, dan kebersihan. Potensi sumberdaya alam di Wana Wisata Cikole perlu dipertimbangkan sebagaimana diharapkan kegiatan wisata ini dapat berkembang dengan optimal sehingga perlu diidentifikasi lebih dalam prospek pengelolaannya. Kunjungan wisatawan berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap masyarakat lokal. Kegiatan wisata dapat memberikan kesempatan kerja dan kesempatan usaha bagi masyarakat lokal serta berdampak pada peningkatan pendapatan bagi sebagian masyarakat lokal yang memiliki pekerjaan terkait dengan aktivitas wisata. Aktivitas rekreasi wisatawan menimbulkan transaksi ekonomi bagi pihak penyedia barang atau jasa yang berkaitan dengan wisata. Setiap besaran biaya yang dikeluarkan wisatawan dapat terdistribusi sebagai pendapatan bagi masyarakat. Sektor pariwisata memiliki dampak ekonomi yang berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat sehinga hal ini perlu dikaji. Keputusan wisatawan berkunjung ke Wana Wisata Cikole bergantung pada produk wisata yang ditawarkan. Setelah menikmati produk wisata, wisatawan akan melakukan evaluasi terhadap produk tersebut yang menjadi bahan pertimbangan apakah mereka akan datang kembali di lain waktu atau tidak. Wisatawan akan mengevaluasi setiap atribut wisata tersebut. Kepuasan wisatawan menjadi salah satu tujuan bagi pengelola wisata dalam menyediakan sarana rekreasi. Skema kerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Skema Kerangka Penelitian 1. Kawasan Wisata Baru 2. Memiliki Sumberdaya yang Potensial Untuk Dikembangkan 3. Belum Dikenal Banyak Orang 4. Adanya peningkatan Persaingan Antar Objek Wisata Wisatawan Masyarakat Kawasan Wana Wisata Cikole Pengelola Karakteristik Analisis Deskriptif Tingkat Kepuasan Wisatawan Customer Satisfaction Index dan Importance Performance Analysis Dampak Ekonomi terhadap Masyarakat Lokal Multiplier Effect Dampak Langsung Direct Dampak Tidak Langsung Indirect Dampak Lanjutan Induced Nilai Dampak Ekonomi Strategi Pengelolaan Wana Wisata Cikole SWOT Unit Usaha Tenaga Kerja Teknik wawancara digunakan untuk mengetahui karakteristik serta nilai yang diberikan wisatawan terhadap atribut-atribut wisata. Nilai tersebut akan diolah untuk mendapat indeks tingkat kepuasan wisatawan yang menunjukan puas atau tidaknya wisatawan. Hasil pengkajian kepuasan wisatawan digunakan sebagai informasi tambahan bagi pihak pengelola dalam merumuskan kebijakan pengembangan selanjutnya. Kawasan Wana Wisata Cikole merupakan salah satu wisata yang sedang dikembangkan Perum Perhutani. Kerangka pemikiran operasional didasarkan pada proses pengembangan wisata bagi pihak pengelola dalam menghadapi permasalahan. Analisis faktor internal dan faktor eksternal dominan merupakan kerangka bagi pihak pengelola dalam penyusunan strategi pengelolaan. Konsep strategi pengelolaan wisata dibutuhkan sebagai suatu langkah yang tepat untuk memaksimalkan kekuatan strengths dan peluang opportunities yang dimiliki, serta meminimalkan kelemahan weaknesses dan ancaman threats. Perencanaan strategi merupakan langkah untuk mewujudkan keterpaduan pengelolaan sumberdaya dalam pengembangan Wana Wisata Cikole.