SMA.  Keberadaan  Wana  Wisata  Cikole  dirasakan  memberikan  manfaat  positif bagi  seluruh  tenaga  kerja.  Sembilan  orang  tenaga  kerja  menyatakan  merasakan
manfaat dari wisata ini berupa peningkatan pendapatan lebih tinggi dibandingkan penerimaan  pekerjaan  sebelumnya  di  luar  wisata  ini.  Dua  orang  tenaga  kerja
menyatakan  merasakan  manfaat  berupa  kesempatan  kerja,  dimana  sebelumnya mereka tidak memiliki pekerjaan.
Delapan  orang  tenaga  kerja  terdiri  dari  staff  Tree  Top  Adventure, administrasi  Tree  Top  Adventure,  dan  penjaga  warung  makan  memiliki  lama
waktu  kerja  delapan  jam  per  hari.  Koordinator  lapangan  dan  staff  front  office memiliki  lama  waktu  kerja  12  jam  per  hari.  Tenaga  kerja  yang  bertugas  sebagai
patrol guide memiliki  lama waktu  kerja 24 jam  karena  petugas tinggal  di  lokasi. Penerimaan tenaga kerja sebagai koordinator lapangan, staff Tree Top Adventure,
administrasi Tree Top Adventure sesuai dengan Upah Minimum Regional UMR Kabupaten  Bandung  Barat  yaitu  sebesar  1  400  000  rupiah  dengan  waktu  kerja
enam  hari  per  minggu.  Penerimaan  tenaga  kerja  penjaga  warung  makan  yaitu sebesar  300  000  rupiah  per  bulan,  dengan  waktu  kerja  sebanyak  dua  hari  per
minggu.  Penerimaan  setiap  tenaga  kerja  yang  diperoleh  di  Wana  Wisata  Cikole mampu memenuhi  pengeluaran kebutuhan sehari-hari. Keberadaan Wana Wisata
Cikole  direspon  positif  oleh  masyarakat  lokal  karena  mampu  membuka kesempatan  kerja  serta  meningkatkan  pendapatan  sebagai  tenaga  kerja  yang
berpengaruh terhadap kondisi perekonomian lokal.
VII.  ANALISIS DAMPAK EKONOMI
7.1.  Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata di Wana Wisata Cikole
Analisis Dampak Ekonomi akibat adanya kegiatan wisata di Wana Wisata Cikole diketahui melalui aliran pengeluaran wisatawan selama berwisata di objek
wisata ini. Perputaran uang di lokasi wisata memberikan dampak terhadap jumlah penerimaan,  pendapatan,  serta  pengeluaran  bagi  masyarakat  lokal.  Dampak
ekonomi  ini  terbagi  atas  tiga  bagian,  yaitu  dampak  ekonomi  langsung  direct, dampak  ekonomi  tidak  langsung  indirect,  dan  dampak  ekonomi  lanjutan
induced Yoeti, 2008. Dampak  ekonomi  langsung  adalah  perumbahan  kondisi  ekonomi  lokal
yang  dirasakan  secara  langsung  dari  pengeluaran  awal  wisatawan.  Dampak ekonomi  langsung  timbul  ketika  wisatawan  mengeluarkan  sejumlah  uang  untuk
memperoleh barang dan jasa yang ditawarkan oleh penyedia jasa atau unit usaha lokal.  Dampak  ekonomi  tidak  langsung  merupakan  kondisi  dimana  adanya
perubahan penjualan, pendapatan, serta penyerapan tenaga kerja sebagai  dampak dari pengeluaran wisatawan secara langsung terhadap unit usaha di tingkat lokal.
Dampak ekonomi lanjutan adalah aktivitas ekonomi lokal lanjutan dari tambahan pendapatan  lokal  yang  merupakan  dampak  lanjutan  dari  dampak  langsung  dan
dampak tidak langsung. Perputaran  uang  di  lokasi  wisata  timbul  karena  adanya  pengeluaran
wisatawan  selama  berwisata  antara  lain  yaitu  pengeluaran  untuk  transportasi, akomodasi,  konsumsi,  penyewaan  atraksi  wisata,  dokumentasi,  pembelian
souvenir, dan lain-lain. Pengeluaran wisatawan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya  yaitu  jarak  daerah  asal  dengan  lokasi  wisata,  alat  transportasi  yang
digunakan, jenis akomodasi, serta aktivitas utama yang dilakukan di lokasi wisata. Pengeluaran  wisatawan  untuk  berbagai  keperluan  wisata  memiliki  proporsi
tertentu  terhadap  total  pengeluaran  wisatawan  per  kunjungan.  Terdapat  dua kategori pengeluaran wisatawan,  yaitu pengeluaran wisatawan di dalam kawasan
wisata  dan  di  luar  kawasan  wisata.  Data  Pengeluaran  wisatawan  Wana  Wisata Cikole  dijabarkan  pada  Lampiran  6.  Proporsi  pengeluaran  wisatawan  di  Wana
Wisata Cikole Bulan Mei Tahun 2013 dijabarkan pada Tabel 28.