Fase Perkembangan Remaja MT

“Nonton, lama-lama ngelakuin eh lama-lama malah kebablasan mau punya anak. Gatau deh nanti gimana, ga siap sebenernya tapi harus dijalanin.” 83 “Berdasarkan observasi peneliti, “YG” merasa menyesali perbuatannya. Sejenak dia terdiam dan memejamkan mata sebentar seperti sedang merasakan penyesalan yang dalam.” 84 Saat akhir SMP dia mulai tertarik dengan lawan jenisnya karena teman sebayanya sudah memiliki pacar. Dia tidak mau kalah dengan teman-temannya dan dia tertarik dengan lawan jenisnya karena penampilan pacarnya yang terbuka. YG sudah 2 tahun menjalin keintiman bersama dengan pacarnya. “iya gua pacaran orang temen gua pada pacaran masa gue engga. Udah mau SMA gitu masa belum ada pacar, dulu mah gua masih takut takut eh lama-lama malah berani malah sampe kebablasan begini malah mau jadi bapak padahal belum lulus SMA.” Berdasarkan penuturan YG di atas, film pornografi membuat keraguan identitas paada dirinya karena keintiman yang didapatkan oleh YG bersama pacarnya membuat dia terjebak dalam hasrat dan YG merasa itu merusak masa depannya.

3. Faktor Psikososial

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan psikososial seseorang. Dalam hal ini peneliti akan menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikososial pada remaja adalah sebagai berikut: 83 Wawancara pribadi dengan informan YG. Jakarta 14 Juli 2016. 84 Observasi Informan “YG”, Jakarta, 14 Juli 2016

a. Keluarga

Menurut Duval dan Logan keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial diri tiap anggota keluarga. 85 Hubungan keluarga dapat mempengaruhi perilaku dan pemikiran seseorang. Seperti ZP yang merasa kesepian karena kurangnya waktu bersama orang tuanya membuat dia menjadi kecanduan pornografi. “Pas lagi liburan juga udah mulai sibuk masing-masing kan, bokap nyokap gua kerja di rumah suka ga ada orang gua sendirian yaudahlah gua iseng download aja. Kalo kelurga setahu gue sih pada gatahu soalnya gue bisa nyembunyiin. Kalo pada tahu sih ya gue malu dan bersalah tapi kalaupun ketahuan gue yakin orang tua gue ngerti sama keadaan gue yang emang umur segini lagi tinggi- tingginya. ” 86 ZP memang tidak mempunyai konflik dengan keluarganya namun ZP tidak terlalu sering bertemu dengan keluarganya membuat dia tertutup kepada keluarganya dan tidak bercerita tentang yang ia rasakan kepada orang tuanya. Lingkungan keluarga untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar anak untuk tumbuh berkembang. 87 Pola asuh keluarga yang baik dan bijak tentu akan membuat perkembangan remaja menjadi tidak di luar batas kewajaran. Pola asuh yang baik adalah dimana orang tua bisa menempatkan dirinya sebagai teman bagi anaknya. Hal ini supaya anak merasa diakui dan dimengerti. Seperti informan “BL” yang merasa dekat dengan orang tuanya terutama oleh ibunya. 85 Setiadi, Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2008 86 Wawancara pribadi dengan informan ZP. Jakarta 21 Juni 2016. 87 Asep Usman Ismail, MA., Al-quran dan Kesejahteraan Sosial : Sebuah Rintisan membangun Paradigma Sosial Islam yang Berkeadilan dan Berkesejahteraan, Jakarta: Lentera Hati, 2012 h.165