Profil Informan MT GAMBARAN UMUM INFORMAN
banyak tahu tentang agama dan tahu hukum agama Islam tentang pornografi.
c Riwayat Menonton Film Porno
“AA” mengaku mengenal dan menonton film porno saat duduk di bangku SMP kelas 2. Dia mengetahui film porno karena melihat teman
menonton dan berujung kepada rasa penasaran. “AA” juga pernah mendapatkan kasus di sekolah karena seorang guru mempergoki “AA” dan
temannya sedang menonton film porno. Orang tuanya pun akhirnya mengetahui hal itu dan di saat itulah dia merasa malu namun orang tuanya
menanggapinya dengan bijak. Pada saat SMP
dan SMA “AA” termasuk sering untuk menonton film porno, dia mengaku seminggu sekali dia menonton film porno. “AA”
mendapatkan film porno awalnya dikirimkan oleh teman dan hingga akhirnya sampai saat ini “AA” mendapatkan film porno dari situs-situs
yang sudah ia ketehaui. d
Pemahaman tentang Pornografi Alasan “AA” tertarik menonton film porno terbilang cukup unik,
“AA” beranggapan bahwa film porno itu untuk media belajar jika dikemudian hari dia sudah berumah tangga dia sudah tahu untuk apa dan
bagaimana me lakukannya. “AA” pun merasakan dampak dari film porno
ini saat dia SMP, dia merasa susah sekali fokus terhadap sesuatu dan hanya memikirkan untuk menonton film porno lagi dan dia juga
memikirkan bagaimana cara dan rasanya ketika melakukan hal yang ada di
film porno. Ada rasa penasaran yang terus membuat ia ingin menonton film itu lagi dan lagi. Saat kuliahpun dampak nya sudah semakin meluas
karena awalnya rasa penasaran itu. I
ni juga berdampak kepada spiritual “AA”, dia pernah merasa sudah tak serajin mengerjakan kewajiban dia sebagai umat muslim. Karena
dia merasa sudah melakukan dan kepikiran terus menerus jadi buat apa dia sholat. Pada akhirnya “AA” sadar dan dia tetap menjalankan sholat walau
tidak seperti dulu sebelum dia kecanduan film porno dia sering mengaji. “‟AA” sebenarnya malu ketika orang tua dan teman-teman
lelakinya mengetahui jika dia menonton film pornografi. Namun orangtua nya membimbing dan mengajarkan dia tentang pendidikan seks.
Sebenarnya “AA” sudah mendapatkan pendidikan tentang seks itu dari sekolah saat SMP dan SMA serta menurut “AA” menonton film porno
juga mendapatkan pendidikan tentang seks. Tetapi ketika bersama teman- teman perempuannya “AA” malah iseng untuk menceritakan tentang film
yang dia tonton dan dia mengetahui situsnya. Bagi “AA” itu hanya sebuah keisengan biasa saja saat dia sedang kumpul dengan teman-temannya.
“AA” memulai pacaran saat SMP tetapi alasan dia pacaran saat itu hanya main-main saja dan tidak ada kepikiran untuk melakukan hal yang
sudah pernah dia lihat di film pornografi bersama pacarnya. Alasan pacaran dia berubah menjadi serius dan ingin mendapatkan perlindungan
ketika dia kuliah “AA” mendapatkan pacar yang sesuai dengan kriterianya dan berubah menjadi serius yang akhirnya pornografi itu berubah menjadi
pornoaksi. Awalnya keluarganya tidak menyetujui jika “AA” berpacaran namun pada akhirnya orang tuanya menyetujui hal itu.