jalankan bersama pacarnya. Walau begitu ternyata “AA” cukup terbuka dengan kedekatan dia bersama dengan pacarnya.
“Ya gua kan suka cerita sama temen-temen gue tentang pacar gue, apa aja juga gua ceritain. Jadi yaudah pada taulah gua gimana-
gimana sama pacar gue. Selaw aja, kita kan udah sama-sama gede udah dewasa. Gua sih orangnya lu, lu, gue, gue. Gua juga nyablak
aja kalo cerita sama temen gue tentang cowo gue, emang begitu
adanya. Lagian biasa kali jaman sekarang.”
82
Berdasarkan penuturan dari “AA” bahwa film pornografi berpengaruh terhadap perkembangannya. “AA” tumbuh menjadi orang yang percaya diri dalam
berteman dan “AA” merasa sudah dewasa ketika sudah menonton film pornografi. “AA” beranggapan membicarakan pornografi merupakan hal yang wajar dan ini
membuat cara berinteraksi “AA” menjadi terbuka kepada siapa saja yang dijumpainya. Se
rta disaat umur 20tahun, “AA” sudah merasakan keintiman bersama dengan pacarnya.
e. Fase Perkembangan “YG”
Terjadinya kegagalan
untuk mengembangkan
identtitas akan
menyebabkan kebingungan peran, yang sering muncul dari perasaan tidak kuat, isolasi dan keragua
n. Saat masa kecilnya “YG” sudah dapat bersosialisai bahkan dengan orang yang lebih tua darinya. Bahkan orang yang mengenalkan pornografi
kepada dirinya adalah remaja SMA yang berada di warnet dekat dengan lingkungan rumahnya. Tetapi karena kecanduan pornografi menjadikan ia berbuat
kesalahan, dan menyebabkan dia memiliki peran seorang suami, dan ia merasa peran ini belum bisa ia jalankan sehingga dia menjadi ragu.
82
Wawancara pribadi dengan informan AA. Jakarta 19 Juni 2016.
“Nonton, lama-lama ngelakuin eh lama-lama malah kebablasan mau punya anak. Gatau deh nanti gimana, ga siap sebenernya tapi
harus dijalanin.”
83
“Berdasarkan observasi peneliti, “YG” merasa menyesali perbuatannya. Sejenak dia terdiam dan memejamkan mata sebentar seperti sedang merasakan
penyesalan yang dalam.”
84
Saat akhir SMP dia mulai tertarik dengan lawan jenisnya karena teman sebayanya sudah memiliki pacar. Dia tidak mau kalah dengan teman-temannya
dan dia tertarik dengan lawan jenisnya karena penampilan pacarnya yang terbuka. YG sudah 2 tahun menjalin keintiman bersama dengan pacarnya.
“iya gua pacaran orang temen gua pada pacaran masa gue engga. Udah mau SMA gitu masa belum ada pacar, dulu mah gua masih
takut takut eh lama-lama malah berani malah sampe kebablasan begini malah mau jadi bapak padahal belum lulus SMA.”
Berdasarkan penuturan YG di atas, film pornografi membuat keraguan identitas paada dirinya karena keintiman yang didapatkan oleh YG bersama
pacarnya membuat dia terjebak dalam hasrat dan YG merasa itu merusak masa depannya.
3. Faktor Psikososial
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan psikososial seseorang. Dalam hal ini peneliti akan menjabarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan psikososial pada remaja adalah sebagai berikut:
83
Wawancara pribadi dengan informan YG. Jakarta 14 Juli 2016.
84
Observasi Informan “YG”, Jakarta, 14 Juli 2016