“Ya kalo lagi nongkrong sama temen-temen gua ada cewe lewat suka ada yang godain, gue juga sih suka suitsuitin cewe”
Berdasarkan observasi peneliti, walaupun “YG” sudah memiliki istri tetapi dia masih mencuri-curi untuk menggoda dan melihat wanita. Walau tidak serius
tetapi itu menandakan adanya perubahan dan menilai orang lain. Peneliti melihat, informan “YG” memanggil “cantik, mau kemana sombong amat sih.” kepada
tetangganya yang lewat.
66
Informan “YG” menilai seseorang dari penampilan dan fisiknya dan cara dia berinteraksi dengan orang lain juga kurang sopan dan tidak memiliki sikap
yang baik. Perubahan dalam menilai orang lain juga dialami oleh “AA”, saat menilai dan berinteraksi dengan orang lain ia melihat dari fisiknya. Berikut
penuturan “AA” “Sejauh ini kalo ngeliat cowo udah ga tertarik kecuali pacar saya
yah, ya sebut saja B. Kalo liat B tuh kalo lagi diem, bengong trus gue liatin badannya rasanya eeeh gimana gitu ada yang ser-ser gitu
rasanya pengen melukin pengen deket-
deket dia aja gituh.”
67
Berdasarkan hasil observasi peneliti, “AA” membandingkan pria yang lewat dengan pacarnya atau dengan pria yang ada di film pornografi yang sudah ia
tonton. Saat melakukan w awancara dia berbicara kepada peneliti, “itutuh kecil
punya dia, gua sih gasuka yang badannya gitu.”
68
Berdasarkan hasil yang ada, pornografi dapat merubah seseorang dalam menilai seseorang. pornografi membuat seseeorang dalam melihat dan menilai
dengan orang lain dari fisik dan bentuk tubuh seseorang dan berinterkasi lebih
66
Observasi Informan “YG”, Jakarta, 14 Juli 2016
67
Wawancara Informan AA, Jakarta ,19 Juni 2016.
68
Observasi Informan “AA”, Jakarta, 19 Juni 2016
berani serta dapat membayangkan apa yang ia lihat dengan film pornografi yang ia tonton.
2. Fase Perkembangan Remaja Pecandu Pornografi
Terdapat delapan tahapan perkembangan psikososial dari manusia lahir hingga lansia dalam teori yang didefinisikan oleh Erik Erikson.
69
Ada 2 tahapan perkembangan remaja yaitu Identitas versus Kebingungan Identitas Indentity vs
Identity Diffusion serta Keintiman versus Keterkucilan Intimaci vs Isolation
a. Fase Perkembangan Remaja ZP
Remaja perlu menggembangkan rasa diri dan identitas pribadi, keberhasilan memunculkan kemampuan untuk tetap yakin pada diri sendiri,
sedangkan kegagalan mengakibatkan kebingungan peran dan rasa diri yang lemah.
70
Kebingungan ident itias terjadi pada “ZP”, kecanduan pornografi dan tidak
dapat mengontrol diri dan emosinya membuat dia melakukan pelecehan seksual. Dia melakukan hal itu karena dia tidak tahu harus melampiaskan hasratnya seperti
apa dan dengan siapa. Dia merasa sudah dewasa ketika menonton film porno tetapi dia tidak bisa mengontrol diri seperti orang dewasa.
“Ya karena ada dorongan dari diri, abg lagi masa pengen- pengennya udah ngerasa cukup umurlah untuk nonton lagi.
Alasannya bisa juga kalo liat cewe di jalan terus nafsu, pas sampe rumah keinget cewe itu tapi biar nafsunya bangkit lagi jadi nonton
film. Yaitu sifatnya jadi candu, secara sosial juga memicu tindak pelecehan sampai pemerkosaan atau juga hubungan di luar nikah.
Secara biologis juga karena suka ngeluarin ada dampak panjang kaya ejakukasi dini. Satu dan dua gue udah rasain dampaknya.
69
Peneey Upton, Psikologi Perkembangan.PT Gelora Aksara Erlangga Tahun 2012
70
Upton, Psikologi Perkembangan, h. 22
Yaitu kecanduan sama pelecehan. Kalau pelecehan itu karena dulu pas SMP penasaran pengen megang dada jadi kalo lagi kerumunan
suka curi-curi remes punya orang.
71
Setelah kejadian itu ZP mulai tertutup karena merasa bersalah, dan dia hanya menceritakan hal ini ke beberapa temannya saja. Setelah kejadian itu dia
menjadi pribadi yang tertutup. “Malu bangget nih sebenernya gue cerita tapi itu kejadian bener
dan gue bener-bener menyesali hal itu. Pas temen gue, gue ceritain dia bilang gua gokil bangget gitu sampe kaya gitu. Tapi itu terjadi
karena gue gabisa mengkontrol diri gue saat itu masih SMP dan ga berpikir panjang. Malu lah sekarang gua malah jadi jarang cerita
semenjak kejadian it
u malu aja gitu sampe sekarang”
Berdasarkan observasi peneliti bersama “ZP”, saat menceritakan hal ini, “ZP” terdiam dan menggit bibirnya seperti menandakan ia menyesali
perbuatannya.
72
ZP pernah memiliki pacar dan dikecewakan olehnya, hal itu memuat ZP menjadi orang yang lebih senstif karena ZP merasa sudah memiliki perasaan yang
mendalam dan dia pernah melampiaskan rasa sayang dengan berpelukan dan berciuman seperti yang ia lihat di film porno.
“Dulu gua pernah dikecewain sama cewe gue, gue adi sensitif bangget saat itu. Gue udah sayang bangget kan sama dia, udah
coba coba pelukan ciuman. Pikiran guakan daripada gua ngelakuin pelecehan ke orang lain mending sama cewe gue aja yang sama-
sama mau.”
73
Berdasarkan pernyataan ZP di atas, pornografi dapat merubah perkembangan dirinya. ZP kebingungan dalam menentukan identitas dirinya serta
dia menjadi pribadi yang lebih tertutup dan lebih sensitif perasaannya. Akibat
71
Wawancara dengan Informan ZP. Jakarta 27 Juni 2016.
72
Observasi dengan informan ZP. Jakarta 27 Juni 2016.
73
Wawancara Pribadi dengan Informan “ZP”, Jakarta, 27 Juni 2016
kecanduan film pornografi ZP juga jadi tertarik dan berkomitmen dengan perempuan dan ia mendapatkan keintiman bersama pacarnya yang membuat dia
merasakan kenyamanan.
b. Fase Perkembangan “BL”
Pada masa remaja ini ditandai dengan semakin luasnya pergaulan dan munculnya usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka mendapat pengakuan dari
kelompok sosialnya. Namun jika remaja sewaktu hidupnya dihadapkan dengan lingkungan yang tidak baik maka akan terjadi identitas yang buruk. Seperti “BL”
yang merasa sudah dewasa ketika memiliki seorang pacar. Berikut penuturannya : “Ngerasa dong malah kita udah ngomongin anak. Lingkungan
sih,biasa di cie- cien.”
Selain itu di lingkungan temannya, “BL” di cap sebagai laki-laki bokep sebutan orang yang sering membicarakan dan membayangkan seksual.
Sebagaimana berdasarkan pengakuan “n” teman “BL” :
“Pokoknya lu kalo ngomongin yang bokep-bokep dia mah tau semua dah. Ga salah pilih informan lu mah.” Sambil tertawa
terbahak-bahak.
74
Setelah menemukan identitasnya, orang akan mulai membentuk hubungan yang positif dengan orang lain.
75
Seperti informan “BL” yang menjalin dana mendapatkan keintiman bersama pacarnya dan dia merasa percaya diri ketika
memiliki pacar yang menarik. Berikut penuturannya :
75
Zahrotun dkk, Psikososial Perkembangan Tinjuan Psikologi Barat dan Islam, Jakarta : UIN Jakarta Press, h.63
“Jelas lah Merasa bangga soalnya pacar gw cantik-cantik”
76
Saat merasa bangga d engan pacarnya, “BL” mengangkat kerah seperti
menyombongkan diri.
77
Berdasarkan hasil Observasi dan wawancara “BL” dan temannya “n” bahwa film pornografi membuat dirinya mendapatkan identitas yang cukup buruk
di lingkungannya yaitu “bokep” dan keintiman yang di dapat “BL” membuatnya merasa lebih percaya diri dan dewasa.
c. Fase Perkembangan Remaja MT
Pada tahap Indentity vs Identity Diffusion ini merupakan masa standarisasi diri yaitu anak mencari identitas dalam bidang seksual, umur, dan
kegiatan.
78
Saat berada di lingkungan yang mengenalkan ia dengan dunia pornografi “MT” merasa mendapatkan identitas dirinya di bidang seksual. Berikut
penuturannya : “Aku lulus SMA langsung kerja, orang tua ga sanggup untuk
kuliahin aku. nah langsung aku lamar kerja tapi susah ada tetangga aku yang punya kenalan gitu orang salon ada lowongam disitu
yaudah aku beraniin diri untuk kursus nyalon gitu deh. Udah deh sampe sekarang aku kerja disitu. Pas kerja disitu ada cewenya ada
cowonya tapi cowonya sama cin sama akugay. Yaudahlah mulai bergaul disitu ohya aku tau situs bromo itu juga dari mereka lohh.
duh makin paraah aku abis nonton film itu jadi geregetan gitu kaya
sherina.”
79
Bahkan “MT” mengakui bahwa teman-teman sekitarnya sudah mengetahui kalau dirinya adalah seo
rang gay. Sebagaimana pengakuan “MT”:
76
Wawancara pribadi dengan informan BL. Jakarta 13 Agustus 2016.
77
Observasi denga n Informan “BL” Jakarta 13 Agustus 2016
78
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011 h.95
79
Wawancara Informan “MT” pada Tanggal 18 Agustus 2016