Teknik Keabsahan Data Tinjauan Pustaka

20

BAB II KERANGKA TEORI

Untuk menunjang penelitian yang berisikan tentang dampak film Pornografi terhadap psikosiaal di kalangan remaja yang berpacaran, maka peneliti menuliskan teori-teori yang terkait dengan penelitian ini, yaitu:

A. DAMPAK

Pengetian dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu orang yang berbeda yang ikut mebentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Dampak berarti benturan, pengaruh kuat yang cukup hebat antara 2 dua benda negatif maupun positif, benturan yang cukup hebat antara 2 dua benda sehingga menyebablan perubahan yang cukup berarti dalam momentum sistem yang mengalami benturan itu. 1 Menurut penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dampak adalah akibat, imbas atau pengaruh yang terjadi baik itu negatif atau positif dari sebuah tindakan yang dilakukan oleh satu sekelompok orang yang melakukan kegiatan tertentu. Dampak positif adalah akibat baik pengaruh yang menguntungkan yang didapatkan dari berbagai hal atau peristiwa yang terjadi. Dampak negatif adalah akibat yang dihasilkan cenderung merugikan atau memperburuk keadaan. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti mengenai dampak apa yang terjadi dari film pornografi dan bagaimana dampaknya terhadap psikososial remaja. 1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia : Edisi Ketiga Jakarta : Balai Pustaka, 2001, h.234

B. PORNOGRAFI

1. Pengertian Pornografi

Menurut “Ensiklopedia Hukum Islam”, pornografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu porne yang artinya perempuan jalang, sedangkan graphein artinya tulisan atau gambaran. Pornografi adalah bahan yang dirancang dengan sengaja dan semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi seksual atau syahwat. 2 Dalam buku Konsep Agama Islam Menanggulangi HIVAIDS, Prof Dadang Hawari menjelaskan lebih luas lagi tentang pornografi : Pornografi mengandung arti : a. Penggambaran tingkah laku secara erotis dengan perbuatan atau usaha untuk membangkitkan nafsu birahi seksual, misalkan dengan pakaian merangsang. b. Perbuatan atau sikap merangsang atau dengan melakukan perbuatan seksual cabul. Pornografi dapat dilakukan secara langsung seperti hubungan seksual, ataupun melalui media cetak dan elektronik, seperti gambar atau bacaan porno yang dengan sengaja dan dirancang untuk membangkitkan nafsu birahi. 3 Sedangkan dalam Undang-Undang tentang pornografi nomor 44 tahun 2008 dalam bab 1 pasal 1 yang dima ksud dengan “Pornografi” adalah “Materi Seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi danatau 2 Dadang Hawari. Konsep Agama Islam Menanggulangi HIVAIDS Jakarta : Dana Bhakti Prima Yasa, 2002, h.24 3 Ibid., h.24