Jika remaja pria dan wanita memiliki persamaan dalam karakteristik kepribadian, hal ini lebih disukai untuk mengembangkan hubungan
daripada tidak ada persamaan dalam karakteristik fisik, psikologi dan sosial.
g. Untuk mendapatkan keintiman
Keintiman yang dimaksud di sini adalah berkembangnya rasa saling keterbukaan, saling berbagi, saling percaya, rasa hormat atau
penghargaan, afeksi atau emosi dan kesetiaan. Sehingga dalam berhubungan dengan Jawan jenisnya ditandai dengan adanya kedekatan
Samet dan Kelly dalam Rice, 1990 mengatakan bahwa motif utama dari berpacaran adalah untuk menikmati kebersamaan dengan orang lain.
Remaja awal dan tengah lebih berorientsi untuk mendapatkan kesenangan, keintiman dan terutama status. Sedangkan remaja akhir, lebih
mementingkan aspek hubungan timbal balik, kebersamaan dan sosialisasi. Pada dasarnya remaja memilih pacaran karena pertumbuhannya yang
membuat hormon seseorang naik dan ketertarikan pada lawan jenis kian memuncak.
47
BAB III GAMBARAN UMUM INFORMAN
Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum dari para informan, yaitu remaja yang kecanduan menonton film pornografi dan sedang berpacaran.
Berikut gambaran para informan :
A. Profil Infroman 1
a Biodata Informan ZP
1. Nama
: ZP 2.
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Febuari 1999
3. Usia
: 17 tahun 4.
Jenis kelamin : Laki-laki
5. Domisili
: Jakarta 6.
Agama : Islam
7. Status
: Pelajar 3 SMA 8.
Usia pertama kali menonton film : 4SD
b Hubungan dengan Keluarga
ZP merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, ayah nya bekerja di salah satu asuransi sedangkan ibunya juga bekerja namun ZP tidak
memberi tahu peneliti di mana ibunya bekerja. Tidak ada konflik dalam keluarga ZP namun waktu bertemu dengan keluarganya membuat dia
kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Kedua orang tua ZP bekerja membuat merasa kesepian, tidak ada tempat berkeluh kesah dan
hal ini membuat ZP kesepian dan tidak adanya teman membuat ia akhirnya menjadi kecanduan pornografi.Orang tua ZP jarang menanyakan hal
pribadi ZP, namun sebenarnya keluarga ZP sering mengingatkan sholat. Tetapi karena bekerja, ZP merasa kurang diakui oleh keluarganya.
c Riwayat ZP menonton Film Porno
“ZP” mengenal film pornografi sejak 4 SD, awalnya dia merasa itu adalah hal yang menjijikan. Namun saat SMP dia mulai sering melihat lagi
film pornografi. Ketika SD fasilitas masih terbatas sedangkan SMP sudah terdapat handphone yang memadai atau menonton DVD di rumah teman.
Faktor utama dia tahu tentang pornografi adalah dari teman sebaya dan juga lingkungan sosialnya. Alasan “ZP” menonton film porno karena
adanya dorongan diri dan masa remaja itu yang membuat dia ingin melihat atau penasaran dengan hal itu.
d Pemahaman tentang Pornografi
ZP sudah menonton film Porno sejak kelas 4SD ini menandakan dia sudah mengetahui tentang pornografi dari pengalaman dia menonton
film porno. Bahkan ZP mengetahui situs pornografi yang ada saat ini. ZP mengakui bahwa saat dia SMP dia bisa menonton film pornografi setiap
hariya. Walaupun begitu, ZP sadar bahwa pornografi itu memiliki dampak yang buruk di bidang agama maupun pergaulan. Tetapi rasa penasaran itu
menghantui dia di saat remaja membuat dia sulit mengontrol dirinya untuk tidak menonton film porno. Bahkan ZP menyadari bahwa para pebisnis
pornografi itu pintar membuat film porno sehingga banyak orang yang
kecanduan dan tidak merasa bosan yang ada hanya rasa penasaran yang membuat ingin menonton di setiap versi terbarunya.
B. Profil Informan 2
a Biodata Informan
1. Nama
: BL 2.
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Maret 2000
3. Usia
: 16 Tahun 4.
Jenis kelamin : Laki - laki
5. Domisili
: Depok 6.
Agama : Islam
7. Status
: Pelajar 1SMA 8.
Usia pertama kali menonton : 4 SD
b Hubungan dengan Keluarga
Informan BL merupakan anak ketiga dari tuga bersaudara, dia dekat dengan kedua kakanya. Keluarga BL adalah keluarga yang
harmonis, BL sering menceritakan masalah pribadinya dengan orang tuanya. Namun BL tidak menceritakan hal yang berbau pornografi karena
malu dan canggung untuk menceritakan hal ini kepada orang tuanya. Orang tua BL mendukung ia untuk berpacaran, hal ini membuat
BL merasa sudah dipercayai untuk berpacaran. Keluarga BL hanya berpesan bahwa dalam pacaran harus mengetahui batas yang ada sehingga
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
c Riwayat BL menonton Film Porno
Sejak duduk di bangku kelas 4SD, BL sudah menonton film pornografi. Dia menonton film pornografi bersama teman-temannya.
Pertama kali dia menonton film pornografi di warnet dekat sekolahnya. BL mampu mengingat situs yang pornografi di luar kepalanya, bahkan situs
yang dulu ia tonton saat SD masih menjadi salah satu situs yang masih ia
tonton saat ini.
Menurut BL menonton film pornografi adalah hal yang wajar saat ini, karena memiliki pemikiran seperti ini BL bisa menonton film
pornografi setiap hari. Faktor teman sebaya sangat berperan dalam pengenalan pornografi bagi BL. BL mengakui bahwa film pornografi bisa
mengobati rasa kebosanan dia.
d Pemahaman tentang Pornografi
BL mengakui bahwa pornografi memiliki dampak yang positif untuknya, yaitu ilmu bercinta. BL merasa dewasa ketika sudah bisa
menonton film pornografi. Namun BL mengakui bahwa dia sering mencoba untuk menahan diri untuk tidak menonton film porno. Tetapi hal
itu sulit dilakukannya, akhirnya dia mencoba untuk mempelajari agama dan mengenal dampak apa yang terjadi akibat pornografi.
Di dalam pengalamanannya, BL merasa pornografi mempengaruhi perkembangan remajanya. Dia sudah merasakan dampak apa yang terjadi
akibat film pornografi. Pornografi juga mempengaruhi dia dalam bersosialisasi maupun berintraksi dengam orang lain. Hal itu disadarinya,