paling tinggi yaitu berhubungan seksual dengan seseorang yang belum sah dengan janji pernikahan.
E. Peran Bimbingan Konseling dalam Mencegah dan Menangani Kasus
Pornografi pada Remaja
Kesadaran segenap pihak untuk melindungi anak dan remaja dari bahaya pornografi dan seks bebas sangat diperlukan, mulai dari keluarga, guru bimbingan
konseling, semua pihak sekolah dan seluruh unsur masyarakat dan pemerintahan. Berikut peran BK berdasarkan wawancara Guru BK di SMA AL-Azhar, ada
beberapa langkah untuk menangani permasalahan pornografi yaitu : 1.
Menjalin relasi dengan Murid Guru adalah orang tua ke dua bagi murid yang sedang berada di sekolah,
hal ini lah yang membuat guru harus bisa bergaul dan menjalin relasi yang baik dengan seluruh murid yang ada di sekolah. Jika sudah dapat menjalin relasi yang
baik, maka murid akan lebih terbuka kepada guru. Guru harus lebih bisa memahami dan peka dengan keadaan muridnya, sehingga guru bisa mengetahui
apa yang sedang dirasakan oleh muridnya. 2.
Menyediakan Sarana dan Prasarana untuk Mengekspresikan Diri Murid Pihak
sekolah memberikan
keleluasaan murid
untuk dapat
mengekspresikan dirinya dengan mengadakan berbagai kegiatan ekstrakulikuler seperti Paskibra, PMR, Tari Tradisioanal, Olahraga Futsal, Basket, Akting, Rohis,
Musik dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk dapat mengasah bakat murid dan mengisi waktu murid dengan kegiatan yang positif sehingga dapat meminimalisir
hal buruk yang terjadi pada murid.
3. Memberikan Pendidikan dan Penyuluhan kepada Murid
Pihak sekolah memberikan penyuluhan untuk memberikan pendidikan moral atau agama yang cukup. Tujuannya untuk dapat membentengi remaja dari
pelanggaran yang ada di sekolah dan di masyarakat. Sekolah juga mengadakan penyuluhan tentang bullying, narkoba, pornografi, dan pendidikan tentang seks.
149
Peran pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kesadaran, memberikan informasi tentang pendidikan seks, serta membeerikan pengetahuan
tentang penyakit atau dampak yang akan terjadi akibat kecanduan pornografi. Pendidikan moral dan seks ini sangat penting sehingga semua murid dapat
mengetahui mana yang baik dan buruk serta murid dapat memahami dampak negatif yang terjadi akibat bullying, narkoba, pornografi dan seks bebas.
4. Mengadakan Razia Handphone
Di sekolah Al-Azhar terdapat razia Operasi Wijaya Kusuma, yang berupa razia handphone yang diadakan beberapa bulan sekali. Operasi ini diadakan oleh
petinggi sekolah dan mengajak IT yang ada di sekolah untuk memeriksa handphone murid satu persatu apakah terdapat gambar, audio, film yang berbau
pornografi.
150
5. Bekerja sama dengan Wali Kelas, Guru dan Orang tua.
Semua guru wajib bekerja sama dalam menanggani pornografi. Semua guru harus peka terhadap apa yang dilakukan oleh semua murid, apabila guru
mempergoki murid menonton film pornografi maka guru wajib melapor kepada
149
Wawancara dengan Guru BK, Ibu Nurniati, Spd, Jakarta 4 September 2016
150
Wawancara dengan Guru BK, Ibu Nurniati, Spd, Jakarta 4 September 2016
wali kelas dan guru BK. Setelah itu guru memanggil siswa untuk membicarakan hal yang terjadi dan akan memanggil orang tua murid.
151
Guru BK bukan hanya memberikan penyuluhan kepada murid saja tetapi juga memberikan penyuluhan
kepada orang tua murid tentang bahaya dari pornografi. Sedangkan murid akan mendapat pembinaan dari wali kelas, guru Agama, guru BK dan pimpinan
sekolah 6.
Membuat Peraturan Sekolah tetang Pelanggaran Pornografi
Sekolah membuat Peraturan Sekolah untuk Pelanggaran Pornografi berupa hukuman-hukuman sebagai berikut : Murid yang membawa, menyimpan dan
mengedarkan VCDGambar porno di media atau lingkungan sekolah mendapatkan hukuman skorsing selama dua hari dan Surat Peringatan dua. Murid
mendapatkan pembinaan dari wali kelas, guru Agama, guru BK dan Pimpinan sekolah.
152
Pihak sekolah juga memberikan hukuman bagi murid yang ketahuan berpacaran. Jika ada murid yang sedang berduaan dan berpegangan tangan akan
diberikan peringgatan jika mengulanginya lagi akan dilaporkan ke wali kelas dan mendapat pembinaan oleh guru agama, guru BK, pemanggilan orang tua, dengan
Surat Peringatan satu dan skorsing selama satu hari. Jika gaya pacarannya melebihi batas seperti berpelukan dan ciuman akan dapat panggilan dari guru BK,
wali kelas, dan pemanggilan orang tua dengan SP 1 dan skorsing selama dua hari. Apabila melebihi dari pelukan dan ciuman tentu pihak sekolah akan
mengembalikan anak itu kepada orang tuanya.
151
Wawancara dengan Guru BK, Ibu Nurniati, Spd, Jakarta 4 September 2016
152
Wawancara dengan Guru BK, Ibu Nurniati, Spd, Jakarta 4 September 2016